Kalabahi –
Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Alor, Provinsi NTT inisial AB, diadukan soal dugaan tindak pidana pelecehan seksual dan/atau persetubuhan terhadap tiga gadis di bawah umur. Polisi sedang selidiki kasus itu.
Tiga korban yang melapor AB ke Polisi adalah (nama samaran): Bunga (14) Mawar (15) dan Melati (17). Mereka semuanya berstatus pelajar di salah satu SMA di Kota Kalabahi.
Tiga korban itu datang di Unit PPA Polres Alor, Selasa (28/7/2020) sekira pukul 12.00 wita. Mereka di damping ibunya dan keluarganya bersama Pekerja Sosial Kemensos RI Kabupaten Alor, Mara Yirmiyati, S.Sos.
Kepada wartawan, ibu korban menjelaskan, tiga anaknya itu sudah membuat Laporan Polisi tiga pekan lalu. Laporan tersebut dibuat pasca mereka menggrebek Kepala BMKG Alor bersama tiga anak gadis mereka di rumah Dinas Kepala BMKG Mali Alor, Kelurahan Kabola, Kecamatan Kabola.
Kehadiran korban dan ibunya di Unit PPA Polres Alor Selasa (28/7), memenuhi panggilan Polisi untuk didengar keterangannya lebih lanjut.
“Kami sudah lapor Kepala BMKG Alor dengan satu orang stafnya dan seorang lagi ‘Mami’ di Polisi sejak tiga Minggu lalu. Hari ini kami datang karena dipanggil Polisi. Mungkin sebentar mau pemeriksaan lanjut,” kata ibu korban sembari tidak ingin dipublish namanya kepada pewarta di Polres Alor.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/04/29/hakim-vonis-sekretaris-bapenda-alor-7-tahun-bui/
Ia mengatakan, kejadian itu terjadi belum lama ini. Berawal dari ibu korban dan keluarganya mulai curiga anak gadis mereka jarang pulang rumah pada siang dan malam hari.
Rasa penasaran, ibu korban mulai mencaritahu keberadaan tiga anaknya melalui rekan-rekannya. Informasi awal yang ia peroleh, tiga anak tersebut dicurigai terjerumus dalam sindikat prostitusi yang diperankan seorang ‘Mami’.
Penasaran ingin tahu, ibu korban mulai memasang mata-mata untuk melacak keberadaan ketiga anaknya. Hasilnya benar, tiga anak tersebut disebutnya diduga malam itu sedang berada di rumah dinas Kepala BMKG Alor bersama AB.
Mendapat informasi itu, Ibu korban mengajak pamannya bersama keluarga bepergian ke Rumah Dinas Kepala BMKG malam itu dengan maksud menggerebek. Penggrebekan diketahui ketiga anak mereka sedang bersama AB di Rumah Dinas BMKG.
“Awalnya memang kita cari anak-anak. Kita mulai curiga (mereka tidak pulang rumah). Di situ kita mulai pasang kawan-kawan dong (cari tahu info). Kawan-kawan sampaikan kalau ada di sana, di Rumah Dinas Kepala BMKG. Makanya malam itu kakak dong yang pigi ba dapat tangkap. Tangkap basah di rumah dinas (Kepala BMKG). Tangkap itu tiga-tiga (anak diduga baru saja selesai bersetubuh dengan AB). Dapat tangkap dia (AB) kasih alasan bilang dia hanya lindungi anak-anak dorang saja,” katanya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/07/27/gubernur-ntt-dijadwalkan-buka-festival-dugong-dan-al-quran-tua-di-alor/
“Kita mau ambil tindakan waktu itu juga kita salah-salah lagi na susah. Akhirnya bawa dorang (tiga anak) ke rumah, besoknya siang dia punya paman dong tanya na mereka omong ada satu perempuan ‘Mami’. Namanya Yanti, orang biasa panggil Cindy. Dia yang (berperan) lepas-lepas (suplai) tiga anak ke sana. Jadi saya lapor Cindy (‘Mami’), datangkan anak-anak dan semua terbongkarnya seperti itu (di Polisi). Cindy ini dia yang penjual anak-anak pigi baku kenal sama itu om-om,” sambung dia.
Ibu korban mengungkapkan, terduga pelaku diduga menggunakan jasa ‘Mami’ untuk merekrut anak-anak pelajar yang masih berusia di bawah umur. Mereka diberi imbalan uang tunai berkisar 500 ribu, kemudian diberi Hanphone baru dan diajak makan.
“Anak-anak, mereka ajak makan, kasih Hanphone baru dan uang. Harganya kalau 500 (ribu) ya dia (‘Mami’) dapat 300 ribu, anak-anak dapat 200 ribu. ‘Mami ini yang jual mereka ke om-om di sana,” tutur dia.
Transaksinya di mana dan bagaimana?
“Entahlah transaksinya di mana-mana itu kita tidak pernah tahu. Sampai ini kejadian hari H dulu baru kita tahu semua. Tapi keterangan anak-anak bahwa ‘Mami’ (Cindy) ini yang bawa kasih kenal, bawa pi sana baru itu om-om dorang bawa dorang jalan pi sana (Rumah Dinas Kepala BMKG Alor). ‘Mami’ ini sudah ditangkap Polisi dan sudah Sel 4 hari baru kasih keluar lagi, wajib lapor,” ujarnya geram pada ‘Mami’.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/07/27/pemerintah-apresiasi-kbpm-untrib-tahun-2020/
Ibu korban menjelaskan, semua keterangan siapa-siapa yang diduga terlibat dalam sindikat prostitusi di kasus tersebut terungkap terang benderang saat tiga anak mereka diinterogasi Polisi.
“Jadi ini juga datang sampai sini (Polisi) baru anak-anak dorang yang terbuka semua. Bukan dari kita orang tua. Tapi dari hasil penyelidikan bilang begitu di Polisi. Polisi yang langsung tanya, dorang juga langsung jawab baru kita juga tahu kalau memang ada beberapa orang di belakang lagi,” ungkap ibu korban di dampingi tiga anaknya.
“Pelakunya yang kita lapor itu Kepala BMKG Alor dengan satu orang stafnya, ‘Mami’ dan ada dua orang lagi yang saya tidak bisa sebut namanya. Nanti om (wartawan) tanya Polisi saja,” ungkapnya.
Ibu korban kesal karena kasus anak-anak tersebut sudah dilaporkan sejak tiga Minggu lalu namun Polisi belum juga menahan terduga pelaku. Pelaku diketahui masih berkeliaran bebas di luar.
Ibu korban minta proses hukum dipercepat dan Polisi segera menahan pelaku. Karena dia khawatir, pelaku berpotensi melarikan diri atau diduga mengulangi perbuatannya dan menghilangkan barang bukti.
“Kita sudah lapor sudah tiga Minggu ini. Perkembangannya hanya datang ambil data ba begini-begini terus dan pelaku belum ditahan. Pihak keluarga juga mulai bertanya-tanya ini yang bikin kita juga mulai takut keselamatan kita juga,” ujarnya.
“Kita harap Polisi bisa bertindak seadil-adilnya. Yang namanya kejahatan itu kita jangan bela. Biar ini jadi pelajaran untuk anak-anak lain di Alor supaya lebih hati-hati.”
“Kita mau secepatnya (pelaku ditahan). Ini kita tanya di Polisi na bilang masih belum, masih tunggu. Bilang tunggu apalagi kita juga tidak tahu lagi ni. Kita tidak mengerti itu hukum dorang jadi. Kita takut dia lari saja.”
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/07/27/covid-19-236-mahasiswa-untrib-kbpm-hanya-sebulan/
“Kalau bisa dia ditahan. Karena pejabat-pejabat yang buat kurang ajar sama anak-anak ini, itu memang tidak baik. Anak-anak umur 14, 15 dan 17 tahun ini kan kasihan. Ini anak saya kandung-kandung semua ni. Satu anak kandung, satu ponakan kandung, satu cucu kandung,” kesal ibu korban.
Ia menambahkan, ketiga anaknya juga sudah diantar Polisi untuk melakukan visum di RSUD Kalabahi. “Anak-anak sudah visum semua. Makanya kita juga bertanya-tanya pelaku ini kenapa ko kasih berkeliaran di luar sana, apa karena dia pejabat atau dia kebal hukum,” pungkasnya.
Ibunya kesal. Kejadian tersebut sama sekali ia tidak menduga sebelumnya. Akibat perbuatan itu, ia katakan, sekarang ketiga anaknya mengalami gangguan psikis yang hebat.
“Kita orang tua kalau tahu ya kita marah, larang. Ini kan kita tidak pernah tahu sama sekali. Sekitar tiga kali dorang buat (diduga bersetubuh). Untungnya anak-anak saya tidak sampai hamil. Hanya otaknya yang sudah terganggu. Mereka terganggu sekali. Kita harap dengan pendampingan ibu dari Dinas Sosial, ini masalah cepat diproses dan anak-anak bisa pulih dan kembali sekolah. Kasihan anak-anak punya masa depan ini,” katanya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/07/26/azer-laoepada-siap-dukung-ketua-golkar-alor-sulaiman-singh/
Ibu korban menyebutkan, berdasarkan keterangan anaknya di Polisi, diduga ada banyak korban yang sudah terjeremus dalam mafia prostitusi di kasus ini. Namun begitu, ia tidak bisa mengungkapkan identitas mereka karena belum punya bukti hukum.
“Memang ini sudah banyak orang. Tapi itu dia, kita yang berani melapor jadi sekarang kita sudah ada di sini. Yang lain kita tahu banyak tapi kita tidak ada bukti semua,” ucapnya.
Polisi Selidiki
Kapolres Alor AKBP Agustinus Chrismas Tri Suryanto, S.IK melalui Kasat Serse Iptu Yohanis Wila Mira, S.Sos mengatakan, pihaknya sudah menerima Laporan Polisi dugaan pelecehan seksual dan/atau persetubuhan terhadap anak di bawah umur yang diduga dilakukan Kepala BMKG Alor AB dan stafnya. Sejumlah saksi sudah diperiksa Polisi.
“Ya, kita sudah terima laporan dari anak-anak itu. Ini masih kita kumpulkan alat bukti. Ya itu kan keterangan anak-anak. Memang kami sudah periksa beberapa saksi-saksi yang lain tapi kami mungkin beberapa hari ke depan ini kami akan lakukan gelar perkara,” katanya.
Iptu Yohanis menyebutkan, saat ini sejumlah saksi sudah diperiksa Polisi termasuk ‘Mami’ dan dua oknum anggota TNI yang diduga turut mengetahui kasus itu. Polisi pekan ini akan lakukan pemanggilan terhadap Kepala BMKG Alor AB dan stafnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/07/26/ans-takalapeta-minta-hindari-politik-gunung-pantai/
“Jadi untuk sementara ini kami baru ambil (keterangan), memang ada anggota TNI memang ada yang kita ambil keterangan juga terkait dengan laporan anak-anak itu. Untuk sementara kita belum simpulkan karena masih ada beberapa lagi yang akan kami kumpulkan buktinya, termasuk hasil visum belum keluar dari rumah sakit,” ujarnya.
“(Terduga pelaku AB dan stafnya) Itu memang disebutkan oleh anak-anak seperti itu. Jadi kami baru lakukan pemanggilan terhadap Kepala BMKG dan juga salah satu staf di Bandara. Nah, itu besok atau lusa ini mungkin mereka sudah bisa memberikan keterangan dan hari Jumat (30/7) kita akan gelar perkara,” pungkasnya.
“Untuk tersangkanya belum. Pada intinya kasus ini kita masih lakukan penyelidikan untuk mengumpulkan alat bukti. Kalau memang semuanya sudah kita periksa saksi-saksi dan juga hasil keterangan dokter terkait visum itu maka kita akan simpulkan dalam gelar perkara nanti,” ungkap Kasat Yohanis.
Wartawan menghubungi nomor Hanphone kantor BMKG yang tertera di info kontak website http://www.meteoalor.id/, guna mengkonfirmasi Kepala BMKG Alor soal tudingan itu. Namun ada seorang yang mengaku stafnya yang mengangkat telepon wartawan. Staf itu mengatakan, AB sedang berada di rumah Dinas Kepala BMKG.
“Oh, iya. Bapak lagi ada di rumah dinas. Sebentar saya tanyakan dulu. Nanti saya hubungi. Ini sama stafnya,” kata wanita itu sambil cepat-cepat menutup telepon. Selang berjam-jam kemudian, wartawan kembali menghubunginya namun ia tidak lagi mengangkat telepon berkali-kali hingga berita ini tayang. (*dm).