Anggota DPR RI Julie Sutrisno Laiskodat bermitra dengan Kementerian Pertanian RI dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan pelatihan bimbingan teknis (Bimtek) kepada petani Holtikultura khususnya petani Cabai di Kabupaten Alor, NTT.
Sinergitas Bimtek Holtikultura ini dilakukan dalam moment Reses Anggota Komisi IV DPR RI Julie Sutrisno Laiskodat di Kabupaten Alor.
Ketua Partai NasDem Kabupaten Alor Imanuel E. Blegur mengatakan, kegiatan Bimtek ini terselenggara atas kerja sama Anggota DPR RI Julie Laikodat dan Dirjen Holtikultura Kementan RI.
“Ini kerja sama kementerian pertanian dengan Ibu Julie Laiskodat ya. Kegiatan ini fokusnya ke petani cabai,” kata Imanuel di sela acara Bimtek, Rabu (20/7) siang di Auditorium Simphony Hotel, Kalabahi.
“Narasumber Bimtek ini dari BRIN, ada Pak Tony Basuki. Ibu Julie Laiskodat berharap tujuan dari Bimtek ini bisa menambah pengetahuan dan skill petani untuk meningkatkan produksi Cabai Alor guna memenuhi kebutuhan pasar masyarakat Alor,” ujar Imanuel.
Sekretaris Partai NasDem Kabupaten Alor, Deni Padabang mengatakan, Bimtek ini diikuti oleh 40 petani yang tersebar di wilayah kabupaten Alor, ditambah 5 penyuluh pertanian. Kelompok pertanian tersebut selama ini dibimbing oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Alor.
“Pesertanya 40 orang ditambah 5 orang penyuluh pertanian,” ujar Deni Padabang. Peserta yang mengikuti kegiatan ini mendapat sertifikat dari Anggota DPR RI Julie Lasikodat.
Sementara itu, Peneliti Sumberdaya Lahan dan Farming System BRIN, Dr. Tony Basuki mengatakan, Bimtek ini materi yang diberikan antara lain seputar persoalan umum yang dihadapi petani seperti hama penyakit, teknik budidaya tanaman cabai, pemupukan dan persoalan pemasaran.
Petani Cabai Alor kata Tony mempunyai skill dalam bidang budidaya namun tantangan yang mereka hadapi masih seputar hama penyakit dan harga jual Cabai yang fluktuatif di pasaran.
“Petani kita itu semuanya ahli di bidang budidaya ya. Hanya saja soal penyakit ini yang mereka belum mempunyai skill untuk bagaimana menyikapinya. Tadi materi, diskusi kita itu ada yang sampai patah semangat soal serangan hama penyakit ini. Jadi kita sharing solusinya, nanti dibantu teman-teman penyuluh di lapangan,” ungkapnya.
Selain hama, Tony juga menjelaskan bahwa ketersediaan pasar juga masih menjadi tantangan tersendiri bagi petani Cabai di Alor.
Menurutnya, para petani sejauh ini masih belum sepenuhnya mempunyai akses ke pelaku pasar sehingga urusan pasar masih menjadi urusan petani.
Tony meminta pemerintah ikut andil dalam mengatur Tataniaga pasar sehingga Cabai petani ini bisa menguasai pasar tradisional di Alor.
“Di Dinas Pertanian itu ada bidang yang khusus memantau harga-harga kebutuhan pokok, termasuk harga Cabai ini. Nah, peluang ini bisa disinergikan dengan petani supaya mereka tahu harga jual di pasaran. Kalau tidak ya harga nanti mereka jual sendiri bahkan ada yang jual murah dengan harga Rp 5 ribu/kg. Kita harap tidak boleh ada lagi monopoli pasar Cabai di Alor,” katanya.
Tony menyampaikan pesan bahwa, Anggota DPR RI Julie Laiskodat berkomitmen untuk menjadikan Cabai Alor memenuhi pasaran Alor. Julie lanjut Tony, tidak ingin Cabai Alor masih terus diimport dari luar daerah.
Untuk diketahui, Anggota Komisi IV Fraksi NasDem DPR RI Julie Sutrisno Laiskodat pada Kamis (21/7) akan melanjutkan Resesnya di Kelurahan Kabir Kecamatan Pantar, Kabupaten Alor.
Reses di Kabir, tim Julie Laiskodat akan memberikan Bimtek tentang; Rakitan Alat Tangkap Ikan Hand Line bagi nelayan di pulau Pantar.