Pemerintah Kecamatan Alor Barat Daya (ABAD) bekerja sama dengan 12 desa/lurah di wilayah itu akan menggelar kegiatan wisata Tour and Camping the Ling’al atau tur dan berkemah di Pantai Ling’al pada tanggal 21-23 Oktober 2022.
Camat ABAD Yapi Hinglir mengatakan, pada awal bulan September lalu panitia telah membuka pendaftaran peserta yang akan mengikuti tour wisata dan camping di pantai Ling’al. Peserta yang sudah mendaftar saat ini berjumlah 780 orang dari total 1000 kuota yang disiapkan.
“Kami masih membuka pendaftaran bagi peserta dari luar Alor dan juga secara personal di wilayah Alor yang mau mengikuti kegiatan Tour and Camping the Ling’al ini. Kuotanya masih tersisa sekitar 200 lebih orang jadi bisa mendaftar. Gratis pendaftarannya,” kata Yapi, Senin (19/9) di kantornya, Moru.
Syarat peserta yang mendaftar adalah memiliki kenderaan pribadi baik roda dua maupun empat untuk berangkat dari Moru ke pantai Ling’al. Sebab dari hasil observasi yang dilakukan panitia, tour wisata ini akan melalui jalur darat hingga ke pantai Ling’al.
Syarat lainnya, peserta membawakan tenda camping untuk digunakan nanti saat camping selama tiga hari dua malam di pantai Ling’al. Bila peserta yang tidak memiliki tenda maka akan difasilitasi tendanya oleh panitia.
“Kita juga mengimbau kepada seluruh peserta untuk membawakan barang kebutuhan lainnya yang perlu selama tour dan camping nanti,” ujar Yapi sambil mengingatkan peserta menjaga kebersihan pantai selama camping nanti.
Camat Yapi menerangkan, para peserta akan berkumpul pada tanggal 21 Oktober di lapangan Moru Kecamatan ABAD dan berangkat sekitar pukul 13.00 WITA. Dipastikan peserta akan tiba di pantai Ling’al dalam waktu 1 jam 20 menit perjalanan.
Adapun kegiatan wisata Tour and Camping the Ling’al ini antara lain tour darat Moru, Wolwal, Mataraben, Hopter, Halerman, Worgowat dan Pantai Ling’al. Selama di Ling’al peserta akan menikmati keindahan pantai pasir putih sepanjang 1,4 kilometer.
Kemudian peserta akan berkunjung ke situs Gua Makpan, Gua di mana di dalamnya terdapat fosil anak berusia 8000 tahun yang ditemukan tim peneliti Arkeolog dari Australian National University bersama Tim Universitas Gajah Mada pada awal tahun 2016 lalu.
Kegiatan lainnya, peserta juga akan mengikuti kegiatan makan ikan massal bersama anak-anak pelajar Sekolah Dasar di Kecamatan ABAD sebagai bentuk kampanye penurunan angka stunting di Kabupaten Alor Provinsi NTT.
Peserta juga akan mengikuti kegiatan pameran tenun dan kerajinan lokal yang disediakan oleh masyarakat desa setempat. Peserta juga akan menikmati kegiatan atraksi seni budaya (berburu adat) dan konser musik.
Yapi Hinglir mengajak masyarakat yang belum sempat mendaftar agar mendaftarkan diri di panitia melalui kontak person: Area Moru; Gloria (Hp. 082 118 366 570), Kalabahi; Wati (081 237 929 858). Peserta juga bisa langsung mendaftar ke Sekretariat panitia di kantor Camat Moru setiap hari kerja. Pendaftaran gratis tanpa dipungut biaya.
Camat Yapi menjelaskan, kegiatan wisata Tour and Camping the Ling’al ini bermaksud untuk mempromosikan potensi pariwisata yang ada di wilayahnya.
Promosi ini disebutnya penting dilakukan selain menarik wisatawan, juga untuk memberikan edukasi bagi warganya tentang pentingnya menjaga ekosistem pariwisata karena pariwisata ini menjadi asset orang Alor di masa kini dan mendatang.
“Kita ingin kegiatan promosi ini memberikan edukasi pada masyarakat kita tentang pentingnya pariwisata Alor karena membangun pariwisata ini memerlukan waktu dan kesadaran kita. Selain itu kegiatan ini juga akan mendorong dan menggaungkan potensi pariwisata yang dimiliki orang Alor Barat Daya,” jelasnya.
Yapi mengungkapkan bahwa pantai Ling’al ini ke depan akan diproyeksikan menjadi salah satu destinasi pariwisata utama di Alor Barat Daya. Karena pantai ini menurutnya akan menjadi destinasi wisata baru yang akan dikelola berbasis masyarakat desa yang bisa menarik jutaan wisatawan asing dan dalam negeri.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada Gubernur NTT Bapak Viktor Bungtilu Laiskodat, Bupati Alor Bapak Amon Djobo karena sudah menganggarkan pembangunan ruas jalan sekitar 50 Miliar menuju ke arah barat daya, salah satunya ke pantai Ling’al. Ini bentuk dukungan politik yang luar biasa bagi pengembangan pariwisata Alor di ABAD,” ujarnya.
Yapi menerangkan, pembangunan pariwisata Alor di wilayahnya ini tentu memerlukan waktu yang cukup panjang, apalagi dimulai dengan berbagai keterbatasan-keterbatasan anggaran kecamatan yang ada.
Oleh sebab itu berbagai upaya telah dan akan dilakukannya bersama pemerintah desa, masyarakat ABAD dan Dinas Pariwisata Alor dalam membangun pariwisata yang berkelanjutan di wilayahnya.
“Pariwisata punya masa depan gemilang di daerah ini. Karena itu dukungan masyarakat sangat kita harapkan untuk bersama kita membangun pariwisata sesuai yang dicanangkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah,” katanya.
Camat Yapi optimistis bahwa kegiatan tourand camping di pantai Ling’al ini selain memberikan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakatnya, juga akan memberikan kesadaran tentang cara menjaga dan merawat ekosistem pariwisata untuk kehidupan generasi Alor.
Yapi pun membeberkan tantangan pembangunan pariwisata Alor dalam dua tahun terakhir ini. Menurutnya, pandemi covid-19 ini menjadi tantangan terbesar yang membuat pemerintah, swasta dan masyarakat sulit mengembangkan sektor pariwisata.
Kendati demikian, ia katakan bahwa pasca pandemi Covid ini wilayah yang paling cepat pulih adalah daerah pariwisata. Karena itu berbagai upaya promosi pariwisata harus terus digalakkan sehingga bisa menarik kembali wisatawan ke Alor.
Camat Yapi juga bersyukur karena pariwisata ini merupakan program strategis dari Gubernur Viktor Laiskodat dan Bupati Alor Amon Djobo. Karena itu ia mengajak warganya mendukung penuh kesuksesan program pariwisata dari pemerintah.
“Saya ajak kita semua harus dukung kegiatan tour dan camping ke pantai Ling’al seperti ini karena akan membawa dampak besar bagi Alor Kenyang, Alor Sehat dan Alor Pintar,” terang Yapi.
Kepala Desa Halerman Otniel Koilhing mengaku bangga, pantai Ling’al di wilayahnya itu terpilih menjadi lokasi Tour and Camping the Ling’al tahun 2022 ini.
Otniel sudah meminta warganya berpartisipasi aktif membuat produk-produk unggulan desa untuk dipasarkan di acara tour and camping di pantai Ling’al nanti.
“Kegiatan ini sangat bagus sekali untuk masyarakat kami di pesisir. Saya sudah minta masyarakat menjual produk apa saja yang bisa dijual di pantai Ling’al nanti. Kita harap produk mereka ini bisa dibeli untuk mendukung (peningkatan) ekonomi mereka,” katanya.
Kades Otniel berharap kegiatan tour and camping ini ditetapkan menjadi event tahunan, karena dengan adanya promosi pantai Ling’al ini diharapkan ada pertumbuhan ekonomi masyarakat desa di pesisir yang berkelanjutan.
Selain itu, promosi pariwisata Ling’al ini juga sekaligus akan mendukung pengembangan budaya lokal masyarakat seperti tradisi berburu adat, atraksi dan situs budaya Gua Makpan yang nantinya akan masuk menjadi bagian dari pengembangan riset dan ekonomi ke depan.
“Kami ajak masyarakat di kabupaten Alor dan yang ada di luar Alor untuk datang mengikuti dan menikmati tour wisata di pantai Ling’al ini,” ajak Kades Otniel.
Pegiat pariwisata Alor, Bro Mike, mengaku bangga pantai Ling’al di Desa Halerman Kecamatan ABAD dijadikan lokasi tour and camping tahun 2022. Mike tidak menyangka, pantai yang awalnya dia promosikan melalui akun media sosial Zoom Alor pada tahun 2013 silam, kini bisa marak dikunjungi wisatawan.
Bro Mike berharap, pantai Ling’al ini ke depan harus dikelola berbasis masyarakat sehingga memberikan dampak ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat desa. Sebab menurutnya pantai Ling’al ini merupakan pantai terindah dan menjadi lokasi camping terbaik di Provinsi NTT. (*tim/tp/dm).