
Kalabahi –
Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP membuka kegiatan Expo Alor XV dan Alor Carnaval VIII tahun 2022 di Lapangan Mini Kalabahi, Selasa 4 Oktober 2022. Pidatonya di hadapan sekitar sepuluh ribu orang, Bupati bilang, Expo tahun ini menjadi momentum ekonomi Alor Bangkit dan Tangguh di tengah pandemi Covid-19. Ini sejalan dengan tema Expo; Alor Bangkit dan Tangguh.
“Syukur Alhamdulillah puji Tuhan bahwa hari ini kita semua hadir dengan dukungan doa dari masyarakat juga Dewan, pemangku kepentingan daerah, Forkopimda, bahwa kita harus lakukan Expo ini di tengah-tengah era yang sulit yang tidak menguntungkan kita, kami terpaksa ambil tema: bangkit dan tangguh,” kata Bupati Amon dalam pidatonya di acara Expo, Selasa petang.
“Di Expo dan Alor Carnaval ini bukan saja kita bangkit dan tangguh tetapi kepercayaan diri masyarakat Alor kita harus tumbuh kembangkan dan harus kita pegang. Dengan demikian kabupaten Alor yang tadinya tidak dipandang, sekarang bisa dipandang bahwa Alor juga bisa berdiri di atas kaki sendiri, bisa mengurus daerahnya sendiri dan bisa mengurus masyarakatnya sendiri,” lanjut Bupati dua periode itu.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/30/hut-ke-63-spensa-kalabahi-kasek-beberkan-segudang-prestasi-siswanya-hingga-capai-level-nasional/
Mengawali sambutannya, Bupati Alor menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya Sekda Provinsi NTT, Domu Warandoy di Kota Kupang dalam kecelakaan mobil. Bupati meminta maaf pada masyarakat Alor karena hari ini seharusnya Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat hadir membuka kegiatan Expo dan Alor Carnaval namun karena NTT sedang berduka sehingga Gubernur bersama pejabat Eselon II menghantarkan jenazah Sekda Domu ke Sumba Timur.
“Saya diminta untuk mewakili Bapak Gubernur membuka kegiatan ini,” ujarnya.
Amon Djobo kemudian membuka pidatonya. Ia memberikan penghormatan pada sesepuh Alor yang juga mantan Bupati Alor Ir. Ansgerius Takalapeta bersama istrinya Dina Takalapeta-Meler dan mantan Wakil Bupati Alor Hj Yusran Tahir, serta undangan lainnya yang tutur hadir dalam acara itu.
Mantan Asisten III zaman Bupati Ans Takalapeta itu memuji karya bosnya bahwa, ekonomi Alor tumbuh subur ini atas buah karya Bupati Ans yang dulu sudah meletakkan Expo Alor I hingga Expo VII di masa pemerintahannya. Itu sebabnya yang menjadi alasan ia melanjutkan Expo ke – VIII hingga Expo ke – XV di masa pemerintahannya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/30/polisi-limpahkan-berkas-sas-ke-jaksa/
Bupati kemudian membeberkan tantangan Expo dari masa ke masa. Menurutnya tantangan terbesar pemerintahannya hadapi adalah menggelar Expo di tahun 2020 dan 2021, masa di mana pandemi Covid-19 sedang melanda dunia. Pandemi Covid ini membuat Amon Djobo mengakui banyak kegiatan pemerintah daerah termasuk Expo harus terpaksa ditunda.
“Bapak ibu semua, di tahun 2020, 2021 bahkan masuk di tahun 2022 ini siapapun yang menjadi pemimpin di daerah ini, tentu mengalami kesukaran karena pandemi Covid-19. Ini era yang tidak menguntungkan sama sekali. Era sulit dia hadir untuk kita berbuat sesuatu bagi banyak orang,” kesalnya.
“Tahun 2020 Expo Alor ke XIV kita masuk era Covid yang sangat luar biasa. Pemerintah daerah punya kedirian bersama masyarakat, kita lakukan Expo saat itu. Banyak kritikan, banyak orang yang protes tetapi pemerintah daerah tetap teguh pada pendirian bahwa kita harus bangkit dari keterpurukan di era-era saat itu, akhirnya Expo kita lakukan,” lanjut Amon.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/30/ayo-daftar-diri-anda-ikut-tour-and-camping-the-lingal-alor-tahun-2022/
Bupati Amon menjelaskan, di tahun 2021 terpaksa pemerintah menunda kegiatan Expo karena pemerintah pusat dan provinsi tidak memberikan izin untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang di arena-arena seperti Expo. Sehingga atas persetujuan DPRD yang terhormat, Bupati tidak mengalokasikan dana Expo ke-XV yang harusnya dianggarkan dalam APBD tahun 2021.
“Karena itu Expo Alor ke XV kita geser di tahun 2022 ini karena sudah ada izin dan pemerintah pusat dan provinsi bahwa kita sudah bisa lakukan kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang pada event seperti ini,” jelasnya.
Amon Djobo kemudian menyampaikan syukurnya karena atas dukungan doa dari masyarakat Alor maka hari ini Expo digelar di tengah-tengah era yang sulit yang tidak menguntungkan daerah. Itu sebabnya ia mengangkat tema bangkit dan tangguh di Expo tahun ini dengan maksud mengangkat kepercayaan diri masyarakatnya untuk tetap teguh menjalani aktivitas ekonominya di masa pandemi yang hingga kini pemerintah pusat belum mengumumkan status bebas pandemi.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/10/03/expo-alor-dan-alor-carnaval-tahun-2022-dorong-ekonomi-kreatif-dan-budaya/
“Untuk itu di tengah-tengah kesulitan yang luar biasa ini, tidak ada pejabat dari aras manapun mau mencari popularitas. Itu sebenarnya bohong untuk masyarakat. Untuk itu kehadiran kita baik itu pejabat maupun pengunjung harus kita mengakui bahwa era yang sulit ini pemerintah daerah bergandengan tangan dengan masyarakat dan seluruh komponen di daerah ini hanya semata-mata mengangkat harga diri dan kepercayaan diri bahwa kita orang Alor juga bisa (bangkit dan tangguh pasca pandemi Covid) di daerah kita sendiri,” katanya.
Bupati Amon juga menyinggung kritik masyarakat terhadap penyelenggaraan Expo dari tahun ke tahun yang dianggap hanya seperti pasar malam yang menghamburkan dana daerah di tengah angka kemiskinan yang tinggi. Ia mengakui bahwa Alor memang masih ada angka kemiskinan namun masyarakatnya tidak miskin-miskin amat seperti daerah lain yang masyarakatnya masih meminta-minta.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/10/03/kunker-ke-polres-alor-dprd-minta-penyidik-konsisten-terapkan-pasal-pidana-mati-pada-sas/
“Masyarakat Alor kadang-kadang orang kritik bahwa masyarakat Alor hidup masih di bawah garis kemiskinan. Angka kemiskinannya tinggi, lalu masih diselimuti dengan berbagai persoalan-persoalan kemasyarakatan. Saya selalu tantang bahwa masyarakat Alor walaupun pulau tersendiri tetapi masyarakat Alor tidak miskin-miskin amat juga. Masyarakat Alor ini punya harga diri dan martabat bahwa kami bukan orang-orang upahan di negeri kami tetapi kami juga berusaha bangkit dari keterpurukan ini. Kami mau menyatakan bahwa kami orang Alor hebat, bisa menata kehidupan kami sendiri ke depan,” ujarnya.
“Untuk itu bapak ibu semua, kadang-kadang diberi kritik bahwa masyarakat Alor masih miskin. Jangankan masyarakat Alor masih miskin, masyarakat DKI Jakarta saja yang APBD-nya sampai 100 atau 200 Triliun pun masyarakatnya masih hidup di bawah garis kemiskinan. Kita jalan-jalan di Jakarta sana, ada yang datang minta, ada masih sorong tangan minta-minta. Alor walaupun miskin tetapi tidak miskin materi apalagi miskin harga diri,” tegas Bupati sambil memberikan motivasi pada masyarakatnya untuk tekun bekerja di masa pandemi ini.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/26/polisi-tahan-seorang-koster-gereja-gmit-di-alor-yang-diduga-cabuli-anak/
Bupati menerangkan, Expo yang dilakukan pemerintah hari ini ada beberapa makna yang tersirat di dalamnya, yakni: Expo ini mengandung makna menumbuhkan gairah untuk adanya pertumbuhan ekonomi masyarakat. Di ajang Expo ini pun adalah ajang untuk atraksi budaya yang mengangkat tradisi-tradisi sosial kemasyarakatan yang harus dikembangkan dan dilestarikan. Kemudian Expo ini juga adalah ajang wisata, dan ajang pertemuan para pengusaha lokal maupun yang datang dari luar untuk berinvestasi di Alor.
“Makanya hari ini salah satu Rektor (Stikes Jakarta) yang juga pengusaha besar di negeri ini hadir untuk menyatakan kesediaannya bersama pebisnis-pebisnis lokal di arena Expo ini untuk memberikan dukungan bagi keberlanjutan daripada usaha tenun, usaha ekonomi kreatif, dan lain sebagainya,” katanya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/24/terima-aduan-kasus-sas-dari-aku-alor-dprd-pastikan-panggil-bupati-dan-ketua-ms-gmit/
Expo, Momentum Evaluasi

Bupati Amon Djobo menyebut, Expo Alor XV dan Alor Carnaval VIII tahun ini juga menjadi momentum evaluasi penyelenggaraan Expo-Expo sebelumnya. Evaluasi ini dianggap perlu untuk kepentingan perbaikan penyelenggaraan Expo ke depan selama pemerintahannya.
Bupati kemudian meminta masyarakatnya memberikan kritik dan evaluasi yang konstruktif pada penyelenggaraan Expo Alor I hingga Expo XV ini. Sebab menurutnya, partisipasi publik dalam memberikan evaluasi ini akan memberikan perbaikan-perbaikan yang berarti pada pemerintah untuk menggelar Expo di tahun-tahun mendatang.
“Ajang ini juga kami mengukur diri atau kami yang hadir pemerintah daerah, ajang mengevaluasi mulai dari Expo Alor I sampai Expo Alor ke XV ini, dampak atau keuntungan apa yang diberikan kepada masyarakat atau yang masyarakat peroleh, dan kerugian apa yang juga masyarakat peroleh bahkan juga yang ditemui oleh pemerintah. Ini ajang-ajang evaluatif yang akan membuat pemerintah daerah untuk meletakkan kebijakan lebih lanjut pada tahun 2023 untuk Expo ke VXI maupun ke XVII dan selanjutnya,” jelasnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/20/kasus-korupsi-dak-2019-lomboan-djahamou-desak-jaksa-tetapkan-kasek-dan-tim-pho-tersangka/
Bupati memastikan bahwa ia tidak akan melarang kritik namun akan menghormati kritik warganya. Sebab kritik itu dianggap sangat perlu untuk mengevaluasi penyelenggaraan Expo I hingga Expo XV maupun penyelenggaraan pemerintahannya selama 8 tahun memimpin Alor.
“Expo ini tentu forum evaluasi dan proses belajar yang paling tidak meletakkan satu pemikiran yang lebih baik pada pemerintah daerah, ke depan. Dari Expo Alor ini akan kami kembangkan lagi bukan saja menjual potensi daerah tetapi kualitas dari penggunaan atau pengelolaan potensi daerah sudah harus diletakkan. Tidak bisa potensi daerah baik itu potensi wisata maupun budaya menjadi posisi tawar kita untuk ke depan, (tanpa kita bekerja). Kita akan tertinggal. Sehingga bagaimana kita harus memperdaulatkan masyarakat ini melihat kualitas potensi ini digunakan untuk kehidupan mereka ke depan. Itu sasaran utama dari Expo ini,” terangnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/20/jaksa-alor-tahan-5-tersangka-baru-kasus-korupsi-dak/
Amon Djobo berharap bahwa mudah-mudahan ada kritik masyarakat yang konstruktif dan solutif untuk perbaikan penyelenggaraan Expo ini sehingga ada perbaikan-perbaikan yang dicapai pada Expo Alor berikutnya. Ia pun menegaskan bahwa Expo ini masih menjadi sarana promosi yang efektif untuk menjual potensi pariwisata dan budaya Alor ke luar daerah maupun ke manca negara.
“Kalau kita bandingkan dengan Jakarta, kalau kita bandingkan dengan Bali, maka Bali wisatanya dikelola hampir sekitar dua sampai tiga abad. Kita baru masuk Expo Alor yang ke XV. Itu berarti masih jauh panggang daripada api, tetapi itu tidak berarti membuat kita tidak bersemangat. Kita harus bersemangat bahwa Expo Alor ke XV kita harus tumbuh kembangkan apa yang harus menjadi kesepakatan kita yaitu potensi-potensi keunggulan daerah ini kita harus kelola menjadi satu keunggulan yang komparatif bagi masyarakat di daerah ini lewat kualitas pengelolaan, baik itu dikelola pemerintah, swasta dan UMKM pengusaha muda. Dengan demikian keberlanjutan daripada pengelolaan potensi ini dia akan berjalan dengan baik dan kualitas akan kita tampilkan bahwa kita beda dengan daerah-daerah lain,” harap Bupati.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/16/bbm-naik-komoditi-anjlok-inflasi-melilit-alor/
Bupati menyampaikan rasa hormat dan terima kasih pada semua masyarakat yang hadir hari ini terutama para camat, kepala desa/lurah dan pemangku kepentingan yang mendukung Expo Alor dan Alor Carnaval.
Amon juga menyampaikan apresiasinya atas kehadiran peserta dari 18 kecamatan, paguyuban maupun juga pemangku kepentingan lain yang mendukung Expo dan Alor Carnaval ini. Bupati bangga karena meskipun dana Expo yang dialokasikan terbatas namun itu tidak mematahkan antusiasme warganya di desa-desa untuk berpartisipasi hadir dalam acara ini.
“Teman-teman yang datang dari berbagai kecamatan dan paguyuban di Expo ke XV ini harusnya pemerintah memberikan dukungan tetapi tidak namun teman-teman hadir dengan penuh semangat bahwa Expo Alor menjadi taruhan bahwa Alor kalau mau ekonominya maju, wisatanya berkembang maka Expo ini harus kita lakukan. Maka dengan dukungan yang baik seperti ini di tengah keterbatasan, ada yang datang dari Alor Timur, Pantar Barat Laut, Abad Selatan, ini tempat yang jauh dan sulit tetapi kalau hadir ini luar biasa,” kata Amon, bangga.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/16/ratusan-pemuda-alor-ikut-workshop-literasi-digital-dari-kementerian-kominfo/
“Atas nama pejabat daerah ini, saya harus beri proficiat yang sungguh bahwa teman-teman punya rasa hormat terhadap daerah ini sangat luar biasa. Apa gunanya kita hadir, dan apa gunanya kita lahir di negeri ini kalau kita tidak berhutang budi yang besar bagi leluhur maupun masyarakat yang kita ayomi dan kita layani. Terima kasih banyak kepada Pak Sekda, pimpinan dinas/badan, Forkopimda dan TNI-Polri yang mendukung kegiatan pengamanan. Mudah-mudahan kegiatan empat hari ini boleh berlangsung dalam suasana aman, damai dan tertib sehingga dengan demikian masyarakat yang hadir ini bisa mensyukuri berkatnya,” sambung Amon.
“Bagi mereka yang datang bawa ikan tali, datang bawa kue rambut, bagi mereka yang datang bawa kue delapan, bagi mereka semua yang datang dengan harapan bahwa mereka akan mendapatkan sesuatu dari arena Expo ini dan mereka pulang ada suka cita dan damai sejahtera, walaupun pendapatannya kecil selama empat hari empat malam Expo ini dilakukan,” katanya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/16/ratusan-pemuda-alor-ikut-workshop-literasi-digital-dari-kementerian-kominfo/
“Mudah-mudahan Rahmat hikmat akal Budi yang Tuhan berikan bagi kita tidak akan berakhir di sini tetapi tentu tetap meliputi semua karya dan bhakti kita di manapun kita berada. Karena daerah yang berat dan keras hanya bisa dikelola oleh mereka yang punya kemauan keras dan bahagia. Dan rasa mencintai daerah ini bahwa apapun yang terjadi seluruh kebijakan daerah akan dilakukan sepenuhnya demi kepentingan masyarakat banyak,” ujar Amon.
Akhirnya, dengan memohon restu dari Tuhan Yang Maha Kuasa, atas nama Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Bupati Alor Amon Djobo kemudian membuka kegiatan Expo Alor XV dan Alor Carnaval VIII tahun 2022 dengan resmi, ditandai dengan pemukulan gong besar.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/13/kasus-sas-aku-alor-tuntut-sinode-gmit-minta-maaf-secara-adat-pel-lantai-gereja-yang-kotor/
Expo Memamerkan Keajaiban Dunia yang Ada di Alor
