Kalabahi – 30 orang calon guru penggerak (CGP) di Kabupaten Alor ikut Lokakarya 7 panen hasil belajar. Kegiatan tersebut dilakukan oleh Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi NTT bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Alor pada Selasa (11/7) di kantor Diknas, Mola, Alor.
Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Alor Ferdy I. Lahal, SH mengapresiasi Kepala BPG Provinsi NTT yang sudah bekerja sama melakukan seleksi CGP baik angkatan 4, 7 dan 8 di kabupaten Alor.
Ferdy menyebut, untuk kabupaten Alor jumlah guru yang lulus angkatan 4 ada 19 orang, angkatan 7 ada 30 orang dan pada angkatan 8 yang lulus CGP ada 16 orang.
Ferdy mengucap sykur kepada Tuhan karena di antara sekitar 400-500 guru yang melakukan seleksi CPG ini Alor juga lulus puluhan orang.
“Memang yang mengikuti seleksi CGP ini ada sekitar 400-500 orang dari berbagai angkatan tapi yang lulus, angkatan 4 ada 19 orang, angkatan 7 ada 30 orang dan angkatan 8 ada 16 orang,” sebut Ferdy.
Menurutnya, Lokakarya panen hasil belajar ini merupakan hasil dari proses pendidikan CGP Angkatan 7 yang berlangsung selama 9 bulan, mulai dari pelatihan hingga praktek di sekolah masing-masing.
“Kegiatan Lokakarya Angkatan 7 CGP ini sudah dilakukan melalui tahapan proses panjang selama 9 bulan sejak mereka lolos seleksi sampai melakukan praktek di sekolah masing-masing. Hari ini kita dapat menyaksikan panen hasil belajar dari 30 CGP ini,” katanya dalam sambutan.
Kadisdik juga menyampaikan evaluasi dari pelaksanaan program CGP ini. Menurutnya hal yang perlu diperhatikan adalah masih banyak guru yang belum mau mengikuti seleksi CGP.
Untuk itu, Kadisdik meminta kepada Bupati Alor untuk meneken kebijakan Bupati yang menginstruksikan semua guru yang sesuai syarat dapat mengikuti CGP pada tahun mendatang.
“Drafnya sudah kami susun, izin nanti bapak Bupati berkenan menandatangani supaya semua guru yang sesuai syarat wajib ikut CGP nanti,” katanya sambil melihat Bupati Amon yang turut hadir di acara itu.
Ferdy kembali mengucapkan terima kasih kepada Kepala BGP Provinsi NTT yang telah bekerja sama dengan Diknas Alor menggelar Lokakarya 7 panen hasil CGP ini dalam rangka mendukung capaian program Alor Sehat, Alor Kenyang dan Alor Pintar.
“Kami sampaikan bahwa proses menuju Alor Pintar ini kami sudah jalani di era implementasi kurikulum merdeka belajar, ikutannya adalah sekolah penggerak, guru penggerak, dan pengajar praktik. Proses ini kami jalankan di daerah ini dalam mendukung Alor Sehat, Alor Kenyang dan Alor Pintar,” ujarnya.
Kadis Ferdy juga menyampaikan apresiasinya kepada Bupati Alor Amon Djobo yang telah menggagas program Alor Sehat, Alor Kenyang dan Alor Pintar selama menjabat di periode kedua ini.
Ia optimistis bahwa semua program dan kegiatan yang dilakukan Diknas ini diharapkan akan membawa dampak yang berarti bagi capaian keberhasilan program Alor Pintar di daerah ini.
Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi NTT Wirman Kasmayadi dalam pidatonya yang dibacakan Ir. Hasbudin mengatakan, terima kasih atas dukungan dari pemerintah daerah dan seluruh pemerhati pendidikan atas terselenggaranya kegiatan Lokakarya 7 CGP di Alor.
Ia juga juga menyampaikan terima kasih kepada semua Peserta Lokakarya 7 program pendidikan guru penggerak angkatan 7 kabupaten Alor yang telah hadir mengikuti kegiatan di Aula kantor Diknas pada tanggal 11-12 Juli 2023.
Kepala BGP menerangkan alasan digelarnya lokakarya 7 CGP ini. Ia mengatakan, pemimpin sekolah, dalam berbagai literatur, disebut berperan besar dalam menentukan keberhasilan sekolah karena ia mempunyai tanggung jawab dalam mensinergikan berbagai elemen di dalamnya.
Seorang pemimpin sekolah yang berkualitas akan mampu memberdayakan seluruh sumber daya ekosistem di sekolahnya hingga dapat bersatu padu menumbuhkan murid-murid yang berkembang secara utuh, baik dalam rasa, karsa dan ciptanya.
Tak dipungkiri, pemimpin sekolah merupakan salah satu aktor kunci dalam terwujudnya profil pelajar Pancasila. Untuk dapat menjalankan peran-peran tersebut, seorang pemimpin sekolah perlu mendapatkan pendidikan yang berkualitas sebelum ia menjabat.
“Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP), sebagai bagian dari rangkaian kebijakan Merdeka Belajar episode kelima, di desain untuk mempersiapkan guru-guru terbaik untuk menjadi pemimpin sekolah yang berfokus pada pembelajaran,” kata Hasbudin.
Melalui berbagai aktivitas pembelajaran dalam PPGP, kandidat kepala sekolah masa depan diharapkan dapat memiliki kompetensi dalam pengembangan diri, pengembangan pembelajaran, manajemen sekolah, dan pengembangan sekolah.
“Kami memiliki harapan besar agar lulusan PPGP dapat mewujudkan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan di seluruh wilayah negeri ini, di mana keberpihakan pada murid menjadi orientasi utamanya,” ujarnya.
Selain itu, pembelajaran dalam program pendidikan guru penggerak dapat mengimplementasikan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik sehingga proses pembelajaran yang berlangsung di ruang kelas lebih berpihak pada peserta didik.
Guru yang telah mengikuti program pendidikan guru penggerak juga diharapkan menjadi guru yang dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada di sekitar sekolah, berkolaborasi dengan setiap elemen sekolah, termasuk sesama rekan guru, orang tua peserta didik, serta komunitas berdasarkan aspirasi untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik.
Kemampuan menggerakkan komunitas belajar merupakan kemampuan guru memotivasi dan terlibat aktif bersama anggota komunitasnya untuk bersikap reflektif, kolaboratif serta berbagi pengetahuan yang mereka miliki dan saling belajar dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Kegiatan Lokakarya yang memfokuskan pada menunjukkan kemampuan yang dimilikinya, mengidentifikasi kekuatan, area pengembangan dan menyusun rencana perbaikan dalam proses pembelajaran yang berpihak pada murid.
CGP juga diharapkan menunjukkan kemampuan melakukan rangkaian supervisi akademik dengan menggunakan pola pikir coaching sehingga Calon Guru Penggerak dalam melakukan tugasnya sesuai dengan yang diharapkan.
“Harapan kami dari Balai Guru Penggerak Provinsi NTT sebagai perpanjangan tangan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tenologi agar selalu berkolaborasi dan bekerjasama dalam mendukung program-program berikutnya,” tutup Hasbudin.
Sementara itu, Bupati Alor Drs Amon Djobo, M.AP mengatakan, pemerintah daerah Alor siap mendukung program guru penggerak setelah mencermati, mendalami dan melihat dengan seksama aktivitas dan hasil nyata pada kegiatan lokakarya ke 7 panen hasil belajar calon guru penggerak.
Bupati optimistis bahwa program guru penggerak mampu menciptakan pemimpin pembelajaran yang dapat mendorong tumbuh kembangnya murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik dan juga kegiatan lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid.
“Saya juga menyambut baik program guru penggerak ke depan untuk diberi ruang dan prioritas untuk menjadi kepala sekolah dan pengawas sekolah sehingga pemimpin-pemimpin sekolah atau generasi berikutnya adalah pemimpin yang benar-benar berkualitas karena telah melewati pendidikan guru penggerak yang luar biasa dan juga memiliki motivasi penggerak untuk guru dan masyarakat di lapangan,” katanya.
Bupati Amon juga menegaskan bahwa pemerintah kabupaten Alor siap mengangkat guru penggerak yang telah memenuhi syarat dan regulasi untuk menjadi kepala sekolah dan pengawas sekolah ke depan.
“Saya menyatakan tekad untuk semakin memperkuat komitmen terhadap program guru penggerak sebagai bentuk dukungan dari transformasi pendidikan di kabupaten Alor,” ujarnya.
Amon Djobo mengajak guru-guru di kabupaten Alor yang memenuhi syarat untuk memajukan pendidikan Indonesia dengan menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid dan menggerakkan ekosistem pendidikan yang lebih baik melalui program guru penggerak.
Ahirnya, Bupati menyampaikan selamat kepada 30 CGP yang mengikuti program lokakarya 7 di Kabupaten Alor. Ia harap, para CGP ini mampu menunjukan kinerjanya lebih maksimal untuk memajukan pendidikan di Kabupaten Alor.
“Saya ucapkan selamat kepada 30 calon guru penggerak, semoga bisa memajukan pendidikan di Kabupaten Alor,” kata Amon Djobo sekaligus membuka kegiatan Lokakarya 7 dengan resmi.
Radia Yustin Jawas, salah satu CGP angkatan 7 mengatakan ia bangga bisa mengikuti seleksi CGP angkatan 7. Menurutnya CGP untuk Alor ini hanya dibuka pada angkatan 4, 7 dan 8. Sementara angkatan 5 dan 6 Alor tidak termasuk lokasi penerimaan CGP.
Guru SMA Negeri Alor Kecil ini mengisahkan proses seleksi CGP yang terbilang rumit dan ketat karena ada sejumlah tahapan yang diuji oleh dosen-dosen dari kampus ternama.
Meski demikian Radia mengaku bangga bisa mengikuti semua tahapan seleksi dan bisa lulus dengan hasil yang memuaskan.
Setelah itu pada bulan November 2022 Radia dan rekan-rekannya kemudian mengikuti program pelatihan selama enam bulan. Ia bangga bisa ikut semua materi dengan baik hingga bisa dipraktekan di sekolahnya.
“Selama mengikuti program pendidikan guru penggerak ini saya merasa banyak sekali manfaat yang kami dapat sebagai guru dalam meningkatkan kompetensi kami sehingga kami bisa menjadi pemimpin dalam pembelajaran di kelas maupun dapat berinteraksi dengan orang lain,” ujarnya.
Radia dan rekan-rekannya juga akan mempersiapkan diri untuk mengikuti test pada tahun ini untuk ditetapkan menjadi guru penggerak.
“Tahun ini kami akan test untuk ditetapkan menjadi guru penggerak. Nanti kami diberikan sertifikatnya,” katanya.
Radia berharap dengan mengikuti program guru penggerak ini, ia mampu menerapkan ilmunya kepada siswa di kelas dan di lingkungan sekolah juga masyarakat.
Setelah acara pembukaan dilanjutkan dengan presentasi panen hasil belajar yang disampaikan oleh 3 guru CGP yaitu; Diyah Nurul Yaqin, S.Pd (pengajar di SMP Negeri Lamotena, Karangle), Mani Agustina Waang, S.Pd (pengajar di SMK Negeri 1 Kalabahi) dan Arisandi Maakha Saiputa, S.Pd (pengajar di SMA Negeri 1 Kalabahi). (*dm).