Kalabahi – Yerimoth Bantara, sosok anak kampung dari Kolana Utara Kecamatan Alor Timur Kabupaten Alor Provinsi NTT yang sukses menjadi advokat di Ibukota Negara, Jakarta.
Lalu, bagaimana kisahnya merantau dari Kolana ke Dili Timor Leste, lanjut ke Bali hingga bisa sukses di Jakarta?
Berikut kisahnya yang ia sampaikan saat pertemuan bersama keluarga besar Alor dari berbagai suku, Minggu (23/7) petang di rumah Jacob Banik, Batutenata, Kalabahi.
Saya nama Yerimoth Bantara, SH.,M.H. Profesi saya sebagai pengacara di Jakarta. Saya lahir di Merebasa, Kelurahan Kolana Utara, Alor Timur 7 Desember 1979. Usia saya 45 tahun.
Masa kecil saya habiskan di kampung Kolana. Bermain, mandi laut, fiti burung bersama teman-teman. Begitulah Kolana, kampung budaya yang selalu memberi kenangan indah untuk saya.
Saya sekolah di SD Negeri Knaumana, Kolana Utara. Tahun 1992 saya tamat. Lanjut studi di SMP Negeri Maritaing. Tamat tahun 1995. SMP itu saya tinggal dengan Bapak Rocky Makunimau. Beliau ayah asuh saya sejak sekolah.
Tahun 1995 itu tahun-tahun yang memang transportasi agak susah. Orang kalau dari Kalabahi tembus ke Maritaing itu harus dia punya orang dulu. Kalau tidak berarti kita harus panjat gunung babi baru bisa datang ke Kalabahi.
Tahun 1992 saya tamat SD datang ke Kalabahi foto supaya bisa tempel di ijazah. Kami datang bersama Bapak Pdt Okto Sirituka dan teman-teman. Datang pertama lihat Kalabahi, oh begini e kotanya.
Zaman itu kalau ada panser ke Kolana itu begitu tiba kami langsung kejar. Sekarang baru kita lihat oto su tidak heran lagi.
Selesai tamat SMP saya merantau, menyeberang dengan perahu layar ke Timor Leste. Sampai di Liqisa saya mendaftar di SMA.
Jadi cerita tentang Kalabahi ini saya agak asing begitu walaupun negeri sendiri. Jadi saya utusan langsung dari Kolana ke Timor Leste.
Saya sekolah di SMEA Negeri Dili. Tamat tahun 1998. Begitu tamat saya langsung ke Bali. Di Bali saya kerja menjadi security. Setelah itu saya ke Jakarta sampai sekarang berkarier di Jakarta sebagai advokat.
Di Jakarta saya lanjut studi S1 Fakultas Hukum di Universitas Azhara Jakarta. Saya selesai studi tahun 2012.
Setelah tamat, saya lanjut studi S2 Fakultas Hukum di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Selesai tahun 2015.
Walapun saya hidup di Jakarta tapi saya menikah dengan perempuan Adagae. Namanya Sofia Nanggula-Samau pada tanggal 6 Juni 2003. Kami dikarunia 3 orang putri:
1. Fitaria Bantara, sekarang kuliah semester 4 UPH Karawaci
2. Ivonnella Bantara, SMA Budi Luhur Jakarta
3. Hellena Sarai Bantara, usianya 4 tahun.
Sampai saat ini saya melihat perjalanan saya ini seperti mimpi.
Saya dulu di Kolana bercita-cita tidak pernah tinggal di Jakarta, tidak pernah bercita-cita jadi pengacara, apalagi menjadi seorang Magister Hukum di ibukota Negara.
Kemudian dengan berjalannya waktu, tahun 2021, saya diminta oleh keluarga Alor di Jakarta untuk menjadi Ketua Umum Ikatan Keluarga Ombay se-Jabodetabek.
Saya bilang saya masih muda belum layak tapi yang datang senior-senior semua, ada Bapak alm Jhon Mokai dan senior-senior lainnya meminta saya untuk maju Ketua Umum IKO.
Empat kali mereka ajak akhirnya saya terima dan dipilih menjadi Ketua Umum Ikatan Keluarga Ombay.
Saat ini di mana ada urus keluarga, ada suka dan duka pasti saya ada di situ.
Bapak mama bisa lihat berapa kasus perdagangan orang Alor misalnya di bawah umur di bawa ke Jakarta, kami urus dan pulangkan.
Ada keluarga yang meninggal di Jakarta sana kami urus dan antar pulang, termasuk alm Bapak Imran Duru, Wakil Bupati Alor. Itu sudah menjadi tugas dan kewajiban kami di Jakarta.
Ada yang misalnya belum dapat kerja ya kami urus semampu yang kami bisa agar mereka bisa bekerja.
Berjalannya waktu, beberapa anak-anak muda dari Alor, Pantar, ABAL, ABAD, Kabola, Pura, Mataru meminta saya, Kakak kalau bisa Kakak persiapan diri untuk bisa maju di DPR RI pada pemilu 2024.
Saya bilang, saya orang yang belum dikenal di Alor sana tapi mereka bilang nanti kita yang kasih kenal, yang penting Kaka siap.
Akhirnya kita kumpul semua dan saya putuskan untuk bersedia maju Caleg DPR RI Dapil NTT 1 dari PKB.
Jadi saya pulang ke Alor saya bertemu beberapa orang-orang tua dan tokoh-tokoh di Alor, ada Bapak Obet Bekak, senior-senior, saya merasa kurang pas kalau saya tidak buat pertemuan keluarga.
Waktu saya juga menikah dengan istri saya di Adagae itu saya datang kasitahu semua keluarga bahwa saya mau nikah. Akhirnya semua keluarga setuju kami nikah di Adagae.
Begitupun sekarang saya datang kasitahu semua keluarga, saya sampaikan niat hati bahwa saya mau maju pesta demokrasi (Caleg DPR RI dari Partai PKB Dapil NTT 1) di Pemilu 2024.
Saya harus datang kasitahu keluarga. Saya menyampaikan niat hati saya bahwa saya ingin ikut pesta demokrasi di 2024, karena itu kita berkumpul di bawah tenda suka cita ini, saya minta restu.
Sebab kalau saya berjalan sendiri tidak mungkin karena kerja ini adalah kerja sama-sama, saling menopang.
Beberapa kali saya membuat acara-acara besar di Jakarta atas nama keluarga besar Ombay, saya coba datangin wakil-wakil rakyat yang bapak ibu pilih duduk di DPRD Alor. Kita semua punya pandangan yang sama bahwa harus ada orang kita di DPR RI.
Itu juga membuat menjadi alasan saya maju. Kalau bukan kita siapa lagi. Kalau bukan sekarang kapan lagi. Akhirnya saya putuskan untuk saya mau maju Celeg DPR RI Dapil NTT 1 dari PKB.
Puji Tuhan, saya maju dengan segala keterbatasan-keterbatasan yang saya miliki.
Saya tidak punya banyak uang, tapi saya yakin dan percaya bahwa kalau bapak, mama, Kaka, adik, saudara semua mendukung dari belakang maka semua akan dimudahkan oleh Tuhan.
Saya sudah buktikan sampai dengan saat ini betapa Tuhan menyertai saya.
Sekali lagi saya minta doa restu dari saudara basudara semua, Kaka adik, kenalan, sahabat-sahabat, untuk merestui dan mendukung niat saya ini.
Kalau misalnya saya mau jadi pengacara terus maka saya tidak perlu ada di sini karena saya bekerja sebagai pengacara ini cukup buat hidup saya, bahkan potensi untuk menjadi kaya itu bisa terjadi.
Jadi pengacara juga banyak godaan. Potensi kita kaya mendadak itu bisa saja terjadi tapi saya tidak mau apa yang bukan menjadi hak saya tentu saya menolak.
Saya tahu dunia beracara, bahkan ada politisi-politisi yang ingin menitipkan hartanya dari sumber yang ilegal kepada saya tapi saya menolak.
Makanya ini juga harus jadi perhatian kita sama-sama untuk kita menolak praktek-praktek seperti itu di Senayan jika saya terpilih.
Sekali lagi saya minta dukungan dan arahan dari senior-senior dan bapak mama semua yang punya kedaulatan suara.
Kita juga prihatin terhadap anggaran APBD di daerah ini yang cuman 1 triliun lebih. Tentu ini harus jadi perhatian kita untuk bagaimana bisa memperjuangkan anggaran di pusat untuk bisa bangun Alor.
Kalau misalnya saja bapak mama utus saya seorang di DPR RI berarti percepatan pembangunan di Alor ini akan terjadi luar biasa.
Saya yakin dan percaya bahwa kita semua yang hadir di sini, kita peduli pada kampung halaman kita semua sehingga bisa memenuhi undangan kami di sini.
Terima kasih atas semua dukungan bapak, mama, kaka, adik, saudara basudara semua kepada saya. Puji Tuhan. Saya tidak menduga semua yang datang ini akan mendukung saya. Ini langkah baik untuk saya.
Hanya saya perlu sampaikan bahwa, pertemuan ini bukan bermaksud saya ingin kampanye. Ini pertemuan biasa kita keluarga saling bersilahturahmi karena selama ini saya memang hidup di Jakarta.
Jadi untuk kampanye dan lain-lain kan nanti ada waktunya, ada jadwalnya. Nanti kampanye baru saya sampaikan visi misi dan komitmen politik saya untuk maju DPR RI. Terima kasih untuk semua keluarga yang hadir. Tuhan memberkati. (*dm).