Kalabahi, Tribuanapos.net – Meskipun Tim Kesebelasan Persap Alor mengukir prestasi di ajang Soeratin Cup U-17 Tahun 2019, ternyata tim kebanggaan orang Alor tersebut selama ini kesulitan anggaran bertanding di setiap pentas olahraga Provinsi NTT.
“Memang Persap Alor selama ini minim Anggaran. Kita harus akui itu. Sekarang main di Ende saja kita susah dana,” kata Manager Persap Alor Ir. Joseph Malaikosa saat diminta wartawan soal pos APBD untuk sepakbola Alor, Jumat (25/10/2019) di Celyn Kafe, Mali.
Manager Joseph menyebut, kebijakan APBD untuk sektor olahraga selama ini hanya sebesar Rp.1 miliar/tahun. Dana itu dibagikan ke seluruh cabang olahraga di Alor termasuk tim kesebelasan Persap Alor.
“Dana (APBD) untuk KONI hanya Rp.1 miliar saja. Itu untuk semua cabang olahraga; ada silat, kempo, bola volley, pokoknya semua cabang olahraga, termasuk Persap. Jadi memang dana itu sama sekali tidak cukup untuk sepakbola,” katanya.
Joseph mengatakan, khusus sepakbola memang membutuhkan anggaran cukup besar, sekitar 3 miliar. Sebab, dana itu untuk pembinaan dan kesejahteraan tim, biaya operasional latihan, pengadaan fasilitas hingga keberangkatan tim bermain di luar pulau.
“Hitungan kita dana untuk Persap itu Rp.3 miliar/tahun. Itu untuk operasional pembinaan, latihan, faailitas dan berangkat main di luar. Di luar kan mereka harus nginap, makan minum, butuh biaya. Daerah lain saja dananya Rp.5 miliar/tahun. Ini perlu kita pikirkan ke depan,” lanjut dia.
Tambah Anggaran Persap
Dia memastikan akan mengkomunikasikan dengan Bupati Alor Drs. Amon Djobo, DPRD, Ketua Askab Imran Duru, S.Pd, Ketua KONI Alor Hopni Bukang, SH, untuk menganggarkan dana lebih besar untuk sepakbola, Persap Alor.
“Sepakbola ini kita urus orang banyak jadi harus butuh uang. Nanti saya bicarakan dengan Bupati dan DPRD. Nah, kita pengurus Askab PSSI Alor ada Anggota DPRD, Mulyawan Djawa dan Walter Datemoli. Kita harap mereka bisa perhatikan pos anggaran di DPRD. Nanti saya komunikasikan dengan mereka juga,” tutur Joseph, sambil prihatin Gor Batunirwala yang sekarang lapuk termakan usia.
Selain itu, Joseph juga akan bicarakan dengan Bupati Amon untuk mengundang para pengusaha dan kepala dinas beri perhatian bagi pembinaan sepakbola di Nusa Kenari.
“Nanti pemain-pemain Persap yang sekolah di kecamatan, kita tarik sekolah di kota supaya permudah proses latihan di ajang berikutnya. Kalau mereka sudah di kota, saya ingin ada orangtua asuhnya. Tujuannya perhatikan kebutuhan latihan anak-anak. Orangtua asuh kan bisa ditunjuk dari Kepala Dinas atau pengusaha. Nanti saya bicarakan dengan Bupati biar ada perintah dari atas,” tutur Joseph.
Ditanya Tim Persap keterbatasan kostum dan sepatu main di final, juga polemik tim Persap akan pulang ke Alor dengan kapal Fery dari Ende, Joseph mengakui hal itu terjadi karena keterbatasan anggaran. Dirinya sudah melaporkan itu kepada Bupati Alor dan Wakil Bupati selaku Ketua Askab Alor.
“Saya sudah lapor Bupati dan Ketua Askab bahwa Alor Juara Soeratin Cup U-17 Tahun 2019 di Ende. Saya lapor juga, nanti mereka pulang dengan kapal Fery. Ya memang tidak ada uang. Di KONI posnya kecil. Ke depan itu saya mau pengusaha bantu transportasi tim Persap. Masa dorang berusaha di Alor ko tidak bisa bantu Rp.25 juta untuk anak-anak naik pesawat. Kemudian para pejabat, Bupati sudah kasih jabatan, minimal ada kepedulian pada anak-anak. Ini kan tidak,” kesalnya.
Apresiasi Paguyuban Alor di Ende
Manager Joseph mengatakan sepakbola sudah mengangkat martabat daerah sekaligus mendukung visi Bupati; Alor Sehat. Oleh sebab itu dia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung, terutama paguyuban Alor di Ende.
“Saya ucapkan terima kasih kepada semua masyarakat Alor yang dukung tim Persap terutama paguyuban Alor di Ende yang berkontribusi besar bagi anak-anak di sana. Makan, minum, penginapan, kostum, bahkan wisata anak-anak, semuanya diperhatikan paguyuban Alor di Ende. Saya apresiasi dan terima kasih,” pungkasnya.
Ia berharap persatuan dan kekompakan tersebut dapat terpelihara untuk event-event selanjutnya.
Sebelumnya, Tim Persap Alor meraih juara Piala Suratin Cup U-17 Tahun 2019 setelah menaklukkan PSK Kupang 4:1 pada final, Rabu, 24 Oktober 2019 malam di Stadion Marilonge Ende.
Empat gol Persap Alor dicetak Ardi Bara (31′), Marsel Fanmakuni (34′), Basiran Bara 45+1′) dan Aditiah (84′). Sementara gol PSK Kupang dibukukan Albert Tefa(61′). Marsel Fanmakuni berhasil mencetak 10 gol dan mencatatkan dirinya top score di ajang Soeratin Cup Ende.
Joseph memastikan akan tetap pertahankan pelatih Alex Atapeni dan Asistennya Jemy Padakama untuk bermain di semua event; Piala Gubernur, El Tari Cup dan Soeratin Cup ke depan.
“Kita harus bangga dengan permainan tim Persap di Ende. Ini harus kita pertahankan terus di event-event mendatang,” tutup Manager Joseph.
Tahun 1990-2000an di masa Bupati Ir. Ansgerius Takalapeta, Persap Alor selalu mengukir prestasi sepakbola di setiap ajang sepakbola NTT. Nama Alex Parera dan Arifin Panara dijuluki pelatih bertangan dingin.
Sebab, Alex dan Arifin mampu membina anak asuhnya Roly Oang, Rajab Tolang, Rafiking Keling, Adibing Slamet cs mengangkat martabat Alor hanya dengan sepakbola. Kini prestasi itu tercatat dan dikenang dalam sejarah sepakbola Nusa Kenari. (*dm).