Kalabahi – Warga Kabupaten Alor Provinsi NTT dihebohkan dengan stok beras yang kosong di semua pasaran Alor dalam beberapa pekan terakhir ini. Puncaknya di pekan ini stok beras benar-benar habis total di pasaran. Kekosongan beras ini dikeluhkan sejumlah warga saat mencari beras ke distributor di toko-toko di seputaran Kota Kalabahi.
“Kami ini sudah kelaparan di kampung. Stok beras habis semua di toko na. Kita mau makan apa. Sekarang semua orang pada lapar semua,” kata Siti, warga Kokar, Kecamatan Alor Barat Laut yang ditemui wartawan, Jumat (3/3) saat sibuk mencari beras di pertokoan, Kota Kalabahi.
Linda, warga Alor besar juga mengeluhkan hal yang sama. Ia katakan sudah beberapa hari ini ia datang ke Kalabahi hanya untuk membeli beras namun stok beras habis semua di pasaran.
“Beras habis semua. Kita cari di pasar Tabakar, di toko-toko di Kalabahi semuanya habis. Kakak pigi cek saja, semuanya habis. Orang tidak jual lagi,” ujarnya.
“Pemerintah dan DPRD tolong kami beras dulu. Pengadaan saja ko kami beli,” lanjut dia.
Dorkas, warga Kelurahan Moru juga mengaku hal yang sama. Menurutnya sudah beberapa bulan ini ia kesulitan mencari beras untuk makan. “Kita cari beras mau makan saja susah setengah mati. Kita bisa mati ni. Pemerintah tolong kami pengadaan beras ko,” keluhnya.
Tribuanapos.net kemudian melakukan investigasi kepada distributor beras yang biasa mamasok beras di Kota Kalabahi dan sekitarnya pada Jumat 3 Maret 2023.
Investigasi ini menemukan bahwa sejumlah pengusaha di Kota Kalabahi membenarkan stok beras mereka nihil beberapa bulan terakhir ini akibat cuaca buruk sehingga tak ada kapal beras yang masuk.
“Stok beras kami sudah habis. Saya punya habis sejak tiga bulan lalu,” kata Ence, Bos Sumber Agung, Jumat (3/3) di Kalabahi.
Ence mengemukakan, stok beras yang ia beli biasanya didatangkan dari Ujung Pandang Provinsi Sulawesi Selatan. Namun karena cuaca buruk sehingga kapal sudah beberapa bulan ini tidak berlayar.
“Saya ambil stoknya di kapal Ujung Pandang itu biasanya di kisaran harga Rp 500-600 ribu/sak. Ambil terakhir itu harga sudah 700 ribu, hanya kapal sudah tidak jalan karena ombak dan gelombang besar,” ujarnya.
Ence menjelaskan, ia sudah mengecek stok beras di Surabaya juga namun cuaca buruk sehingga kapal tidak berlayar juga.
“Kalau bisa Dinas Perdagangan bisa bantu koordinasi ko kapal yang muat beras itu bisa jalan,” harap Ence. “Soalnya ini baru pertama kali terjadi kelangkaan beras di Alor na. Tadi Toko Ombay yang jual ma kayaknya sudah habis atau masih ada bisa cek ke sana,” katanya.
Wartawan bergegas menuju Toko Ombay yang berada di pusat Kota Kalabahi. Di sana ternyata benar, menurut keterangan warga, toko Ombay memang menjual beras sejak pagi namun barusan tokonya ditutup sekitar pukul 12.00 WITA.
“Toko (Ombay) tutup om. Tadi itu yang buka, ada jual beras hanya habis. Berasnya habis karena kami yang datang terakhir mau beli beras juga ma ako bilang habis. Katanya sore jam 3 baru buka tapi tidak tahu jual beras lagi atau tidak,” kata Salma di depan toko Ombay yang baru saja ditutup.
Kekosongan stok beras juga terjadi di Toko Matahari di Kelurahan Kalabahi Kota Kecamatan Teluk Mutiara. Menurut manajemen toko, ia pun sudah tidak menjual beras lagi karena stoknya habis sejak beberapa bulan lalu.
“Stok habis om. Kapal tidak jalan na om. Semua kita beras habis. Untuk makan saja kemarin saya beli di Moru, tapi sepertinya sudah habis juga di sana,” ujar Bos Matahari yang tak ingin disebutkan namanya.
Sementara itu, Acy Lely, pemilik toko Gampang Ingat juga mengatakan stok beras jualannya habis. Beras yang ia jual terakhir dengan harga 700 ribu/sak 50 kg, namun baru saja habis di tiga Minggu terakhir ini.
“Beras saya habis kemarin sekitar 3 Minggu lalu. Saya jual terakhir itu dengan harga 700 ribu/sak tapi habis kemarin. Saya jual harga begitu karena ambil di kapal sudah mahal jadi kita untungnya sedikit saja tapi semua sudah habis,” katanya.
“Beras yang normal kan biasa kita ambil di kapal itu dengan harga 400-500 ribu/sak hanya itu juga sudah naik semua. Pokoknya saya punya habis semua. Di gudang juga habis. Silahkan masuk cek,” katanya sambil meminta wartawan mengecek di gudangnya.
Acy Lely menjelaskan, ia biasa mengambil beras di Kapal Ujung Pandang namun karena cuaca buruk sehingga kapal tidak mendapat izin berlayar dari otoritas pelabuhan di Ujung Pandang.
“Semua kita ambil beras di kapal Ujung Pandang tapi kapalnya tidak jalan lagi gara-gara gelombang angin besar jadi orang tidak kasih izin berlayar. Kapal-kapal semua masih di sana. Cuaca sangat buruk,” ujarnya.
“Kita masih menunggu. Doa-doa ko cuaca baik, kapal bisa jalan normal kembali,” sambung dia.
Distributor lainnya di Toko Alpan juga mengaku berasnya sudah habis sejak di Januari 2023 akibat cuaca buruk. Manajemen toko juga masih menunggu kapal masuk.
Sementara itu manajemen Toko Bintang Samudra juga mengakui stok beras jualannya habis. Kehabisan ini terjadi di pertengahan bulan Februari 2023.
“Beras habis. Kapal tidak jalan. Cuaca buruk. Kapal sekarang ada berlindung di Selayar. Kapal dari Sinjai, Makassar juga belum bisa jalan. Kita ambil stok beras dari sana semua. Saya punya habis di pertengahan Febuari kemarin. Benar-benar habis semua di gudang,” ujarnya.
“Semoga cuaca baik ko kapal bisa jalan lagi. Ini kita semua lagi menunggu dalam ketidakpastian,” lanjut dia.
Wartawan menemukan ada sejumlah orang antri berbelanja beras di Kios Fali Au milik Mathias Dody di samping pasar lama, Kalabahi Kota. Mathias ternyata masih menjual berasnya dengan harga Rp 15 ribu/kg.
Ketika menghampirinya, anak buahnya mengatakan, stok beras yang dijual ini adalah beras lama sehingga ia jual dengan harga Rp 15 ribu/kg. Namun stok yang tersisa hanya 1 karung (50kg) dengan setengah sak sekitar 20 kg.
“Beras ini stok lama yang kami jual. Semua (toko) habis e. Ini kami jual terakhir karena sisa yang ini saja,” kata anak buahnya sambil sibuk melayani pembelinya.
Selain distributor di Kalabahi Kota, wartawan bergegas mengecek stok beras di Pasar Terbakar di Kelurahan Nusa Kenari. Ternyata stoknya juga habis. Sejumlah manajemen Toko membenarkan stok beras mereka habis di beberapa bulan terakhir ini.
“Saya punya Beras habis di hampir dua bulanan ini. Kita ambil di Ujung Pandang semua tapi karena cuaca buruk jadi kapal semua tidak bisa dapat izin berlayar,” kata Bos Toko Sahabat.
“Mudah-mudahan cuaca bagus ko kapal bisa jalan lagi,” katanya sambil membantah ada penimbunan beras di gudangnya. “Tidak ada timbun-timbun beras. Silahkan dicek. Kalau ada ya malah kita jual sekarang lebih untung,” tegasnya.
Dinas Perdagangan dan Bulog Operasi Pasar
Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Alor Alyos Wakono membenarkan kelangkaan stok beras di pasaran Alor. Karena itu pemerintah daerah dan Bulog sudah berkoordinasi untuk melakukan operasi pasar. Operasi pasar sudah dilakukan sejak Januari lalu.
“Beras memang lagi langka secara nasional. Jadi kami dengan Bulog lagi operasi pasar. Operasi sudah jalan sejak tanggal 20 Januari 2023 kemarin. Sudah ada 60-70 ton beras yang terjual di operasi pasar. Ini kami sedang jalan di beberapa desa lagi,” katanya.
Alyos mengatakan, beras Bulog yang dijual dalam operasi pasar ini dijual murah dengan harga sesuai harga eceran tertinggi atau HET.
“Jadi beras Medium harganya Rp 9.950/kg, Bulog jual dengan harga 9.000/kg. Ada paket 10 kg beras ditambah minyak goreng itu dijual dengan harga Rp 115 ribu. Kita lagi fokus jual di gereja, masjid, dan di kantor desa/lurah,” ujarnya.
Kadis menjelaskan, beras Bulog ini didatangkan dari Bima dan Surabaya. Pemerintah Daerah dan Bulog sudah membangun koordinasi ke manajemen kapal untuk mengangkut tambahan stok beras dari Surabaya dan Bima tujuan ke kepulauan Alor.
“Kami cek kapal di PT Tal ini mungkin satu dua hari ini sudah masuk. Beras Bulog ada 6 kontainer ada masuk. Sekitar 350 ton. Itu dari Surabaya 750 ton yang Bulog pesan. Dari Bima juga kami koordinasi 17 kapal yang biasa angkut beras ini supaya bisa jalan. Kalau kapal sudah masuk ya kita operasi pasar lagi,” ujarnya.
Kadis Alyos mengemukakan bahwa berdasarkan pantauan timnya di lapangan, ada sejumlah beras Nona Kupang yang sudah masuk ke Alor diangkut dengan kapal Cantika. Kadis berharap para penjual dapat menjual sesuai harga HET yang ada.
“Ada beras Nona Kupang 2 ton masuk dari kapal Cantika. Kita minta pengusaha jual dengan harga HET yang ada supaya tidak menyusahkan masyarakat,” harapnya.
Disinggung mengenai stok beras petani desa di Alor yang masuk ke pasaran Alor, kadis Alyos tidak mengetahui data pastinya. Ia meminta wartawan mengkonfirmasi ke Kepala Dinas Pertanian Alor Yustus Dopongabora dan Kadis Pangan Alor Yohanis Francis.
“Kalau itu saya belum tahu. Silahkan nanti dengan Pak Kadis Pertanian dan Kadis Pangan saja,” katanya sambil menutup telepon.
Kadis Pertanian Imbau Warga Makan Ubi, Pisang dan Jagung
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Alor Yustus Dopongabora membenarkan stok beras di pasaran Alor sedang nihil. Karena itu Yustus meminta warga Alor beralih konsumsi pangan dari beras ke pangan lokal seperti jagung, ubi dan pisang.
“Bagi saya kita punya masyarakat ini harus sadar sudah ko makan jagung, ubi, pisang sudah. Saya naik di gunung-gunung saya selalu kasitahu masyarakat, beralih dari beras sudah ko makan jagung, ubi, pisang saja,” ujarnya.
Yustus menerangkan, situasi kelangkaan atau kehabisan stok beras ini terjadi akibat pasokan stok beras di NTB, Makasar dan Surabaya yang ikut berkurang.
Meski Alor stok beras habis namun menurut Yustus, kondisi ini sudah biasa dilalui masyarakat Alor. Ia optimistis bahwa masyarakat Alor tidak akan mengalami kelaparan berkepanjangan.
“Situasi sekarang terjadi beras naik harga, beras habis. Ini bagi saya orang Alor sudah melewati masa paceklik ini. Jadi kalau orang bisa mencari situasi sulit bagi saya tidak mungkin. Karena kita sudah ada pada musim panen sekarang. Hitung-hitung kita itu kalau panen kemarin kita bisa penuhi pangan Alor,” ujarnya.
Yustus menyebut, petani Alor tidak akan mengalami kelaparan karena stok pangan mereka seperti ubi, jagung dan pisang masih tersedia.
“Kita punya hasil panen tahun sebelumnya di 2022 dan Oktober 2021 sampai Maret 2022, hasil panen petani kita tanam kemarin itu stoknya masih ada. Musim tanam kedua itu April-September 2022 itu juga masih ada stok. Kalau dihitung maka sebenarnya (stok pangan petani) kita sudah bisa melayani (kebutuhan pangan) masyarakat Alor untuk makan setiap hari,” katanya.
“Karena sesuai hitungan Dinas Pangan Alor itu kita orang Alor makan 81 ton dalam sebulan. Maka hasil panen kemarin itu (jika dihitung maka) dia bisa mencukupi 365 hari setahun. Artinya stok pangan kita bisa cukupi kebutuhan 330 hari, sisanya 35 hari itu yang sebenarnya didatangkan dari luar. Itu yang ada di Dolog dan toko-toko itu,” ujarnya.
Yustus menyatakan, masyarakat Alor sudah mampu hidup melewati masa paceklik yang biasa terjadi di bulan November hingga pertengahan Februari. Antisipasi itu mereka mampu lewati karena stok pangan mereka masih tercukupi di setiap tahun.
“Masyarakat kita ini dalam situasi sulit yang mereka hadapi itu ada di bulan November, Desember, Januari dan awal Februari. Karena orang tanam jadi hasil itu sudah diantisipasi di tahun berikutnya. Itu yang masa sulit tapi itu yang kita sudah lewati dengan baik,” katanya.
“Kenapa sekarang terjadi (beras kosong) begini, itu karena kita punya ketergantungan terhadap beras ini terlalu tinggi. Sementara yang datang ini dari tiga daerah NTB Surabaya dan Makassar. Ini dampaknya karena Makasar itu dia punya produksi terganggu seperti tahun-tahun sebelumnya. Jadi mereka hanya memenuhi kebutuhan mereka saja, (tidak untuk dikirim ke luar pulau),” jelasnya.
Kadistan optimistis bahwa kondisi kelaparan ini tidak akan terjadi lama karena petani Alor sudah memasuki musim panen.
“Kita sudah masuk panen. Jagung sudah mulai panen, padi juga sudah panen. Di Pantar sudah panen. Nanti bulan depan baru panen banyak. Jadi saya pikir situasi ini tidak mempengaruhi kondisi pangan masyarakat kita,” lanjut Yustus.
Kadis lagi-lagi mengimbau warganya untuk tidak tergantung konsumsi beras impor, melainkan konsumsi pangan lokal hasil karya petani Alor. Sebab jika semua warga Alor bersepakat konsumsi pangan lokal; pisang, ubi, jagung maka tentu harga beras impor akan normal kembali bahkan tidak laku di pasaran.
“Kalau kita bertahan makan ubi, pisang saja maka kita bertahan dengan makanan lokal ini. Kita tidak boleh mengakses beli beras lagi ke toko maka harga akan turun. Tidak usah beli beras lagi tapi makan ubi, kayu, pisang di situ. Kalau kita makan pangan lokal kita sampai dua atau tiga bulan maka pasti dia (pedagang) akan kasih turun harga beras,” ungkapnya.
“Saya (kunjungan kerja) ke gunung itu saya selalu omong, jangan pigi beli beras lagi di toko. Makan kita punya ubi, jagung, pisang yang ada,” Sambung Yustus yang disebut-sebut bakal maju calon Bupati Alor di Pilkada Alor 2024.
Yustus juga mengimbau warga tidak usah risau dengan kondisi ketiadaan beras ini, karena sebentar lagi hasil panen petani desa juga bisa dijual ke masyarakat. Ia malah bersyukur dengan kondisi ini karena harga laba petani ikut naik.
“Ini bagi saya petani diuntungkan karena dia punya harga laba harus ikut naik. Pertanyaannya, petani ada tanam ko tidak? Ini yang jadi soal. Jadi kita selalu imbau mereka harus tanam,” ujarnya.
“Nutrisi (jagung, ubi, pisang) kita sama. Asupannya juga sama ko (dengan beras). Kita harus taru gengsi di belakang. Ini sekarang semua mau makan beras lonceng habis jadi ya sudah. Tapi kita harus sadar sudah ko makan makanan lokal petani kita,” tutup Yustus sambil tertawa lepas.
Ahli Pertanian Undana Minta Pemda dan Pemprov Koordinasi Armada Angkutan Beras
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana (UNDANA) Kupang Dr. Roddialek Pollo menerangkan, hampir di seluruh NTT sedang mengalami krisis pangan khususnya beras akibat faktor cuaca yang buruk sehingga banyak kapal pengangkut beras tidak beroperasi.
Roddialek meminta Pemda Alor dan Pemrov NTT segera berkoordinasi untuk bantuan armada transportasi beras ke Alor dan sejumlah kabupaten kepulauan yang kini mengalami krisis beras yang sama.
“Kotong dengar harga beras 50 kg bisa mencapai 1 juta rupiah akibat hambatan transportasi,” kata Roddialek di Kota Kupang dihubungi dari Kalabahi Alor, Sabtu (4/3).
“Menurut beta, Pemprov musti turun tangan karena dong wakil Pempus sehingga bisa menggerakkan saprasfas transportasi,” ujarnya.
Roddialek memastikan bahwa kondisi kelangkaan ini murni bukan karena faktor kekurangan stok beras melainkan karena faktor kendala transportasi akibat cuaca yang buruk dalam beberapa pekan terakhir ini sehingga kapal pengangkut beras tidak beroperasi normal ke NTT.
“Kayaknya bukan soal stok namun soal distribusi karena sonde ada keluhan gagal panen total di Indonesia,” janjut Roddialek.
Oleh karena itu Roddialek mempertanyakan soal kebijakan dan implementasi lumbung pangan di kabupaten/kota dan provinsi. Meski demikian, ia mengakui bahwa rasanya lumbung pangan ini aman sehingga butuh fokus pada distribusi agar masyarakat tidak mengalami tekanan daya beli untuk pemenuhan kebutuhan pokoknya.
“Persoalan ada di soal distribusi karena dampak dari kekuatan yang lebih besar (force majeure) dalam hal ini faktor alam,” ujarnya.
Roddialek meminta Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Bupati Alor Amon Djobo untuk koordinasi dengan TNI-Polri agar fokus mengurus masalah transportasi dan distribusi pangan ke daerah ketimbang mengurus masuk sekolah di jam 5 pagi. Karena masyarakat NTT saat ini sedang terancam krisis kelaparan.
“Lebih baik Pemprov fokus ke sini (krisis pangan) daripada sekedar berdebat soal jam sekolah mulai pukul 5 pagi. Jangan sampai (bencana) ini ju teguran dari Tuhan,” tutup Bung Odi, sapaannya. (*dm).