Oleh: Gusti Omkang Hingmane, S.Pd.,Gr
Kali ini, Liga Dangdut 2020 di Indosiar, mulai sangat memikat hati masyarakat Nusa Tenggara Timur, khususnya Kabupaten Alor. Di mana saja dan kapan pun, ketika berkumpul, yang menjadi bahan perbincangan adalah, Liga Dangdut (Hamid Haan dan Ketherina Watangbubung-red). Pada saat, Hamid dan Keket tampil, pendukung Hamid dan Keket selalu kumpul bareng untuk menonton bersama. Dalam pada itu, voting lewat Tokopedia dan mengiriman pesan singkat (SMS) sebanyaknya dilakukan. Efeknya lanjutnya lagi, ialah, dalam group media social, mulai bermunculan Hamid dan Keket yang lain, yang siap berkompetisi di waktu yang lain.
Tentu, hal-hal tersebut di atas, dilakukan, karena tidak diragukan lagi akan kualitas olah suara yang dimiliki oleh Hamid dan Keket. Proses seleksi yang cukup panjang saja, telah dibabat habis. Dalam media online, https://www.tribuanapos.net (17/01/2020), dikatakan bahwa, Hamid Haan dan Ketherina Watangbubung telah mengikuti proses seleksi Liga Dangdut ini dari tahun lalu. Hasilnya, mereka berdua dinyatakan lolos. Setelah itu, mereka juga diminta untuk membuat video pendek, yang kemudian dikirim ke Indosiar. Dan, pada tanggal 22 Desember 2019, Hamid dan Ketherina dapat mengikuti seleksi tahap ketiga di Jakarta. Di sana, mereka dihimpun dengan berbagai penyanyi dari seluruh pelosok nusantara. Mereka dinilai langsung oleh dewan Juri.
Sumber di atas, secara tersirat bahkan tersurat menyatakan bahwa, sampai pada saat ini, Hamid dan Keket masih berada di Liga dangdut, itu semua karena, mereka berkompeten dalam mengolah suara. Suara mereka sudah dites sejak masih berada di Kupang, dan sebelum tampil secara live di Indosiar. Dan, ini suatu proses yang sangat panjang.
Soal olah suara, ya, itu tugas mereka. Bagaimana dengan kita, masyarakat Nusa Tenggara Timur, khususnya Kabupaten Alor, apa tugas kita untuk mendukung Hamid dan Keket, agar tetap lolos di kompetisi selanjutnya? Dan, mengapa harus didukung?
Ya, tentu, dukungan harus diberikan seperti kompetisi lalu-lalu. Pengeriman pesan pendek sebanyak-banyaknya, dan mem-vote di Tokopedia, tetap dilakukan terus, ketika mereka tampil. Serta, motivasi besar pun harus terus disuarakan demi mendukung Hamid dan Keket. Suatu contoh yang sangat luar biasa, yang patut diapresiasi, seperti dukungan besar yang disampaikan oleh warga besar SMA Negeri 1 Kalabahi, Civitas Universitas Tribuana Kalabahi, dan beberapa tokoh muda (Zakarias Mautuka, Sokan Teibang, Erwin Steven Padademang, dan lain-lain). Kata-kata dorongan itu sangat berarti buat Hamid, Keket, dan anak-anak NTT, khususnya Alor.
Mungkin, dalam memberikan dukungan, ada yang bernada ironis, bahkan, tidak mau memberikan dukungannya sama sekali. SMS dan vote di tokopedia pun, tidak. Ya, itu mungkin hak mereka. Tetapi, di sini, dalam tulisan ini, penulis menekankan bahwa, semua kita harus memberikan dukungan penuh akan kesempatan dan potensi yang dimiliki oleh Hamid dan Keket. Mengapa? Untuk menjawab itu, penulis mempunyai dua argument mendasar. Pertama, hadirnya Hamid dan Keket di Liga Dangdut ini, secara jelas-jelas telah mempromosikan Propinsi Nusa Tenggara Timur, dan khususnya Kabupaten Alor. Kedua, dalam tampilan Hamid dan Keket di Liga Dangdut, yang kemudian didukung oleh masyarakat NTT, dan khususnya Kabupaten Alor, memberi pesan bahwa, akan lahir banyak Hamid dan Keket yang lain.
Jika kedua hal ini mejadi dasar pemikiran kita bersama (warga NTT, dan khusunya Alor), maka siapa pun dia dan dari mana pun, dia akan dengan mudah menggapai cita-citanya. Begitu juga Hamid dan Keket. Dengan demikian, Propinsi Nusa Tenggara Timur, dan khusunya Kabupaten Alor, akan maju.
Kemudian, kita akan melihat Propinsi Nusa Tenggara Timur, khususnya Kabupaten Alor dipenuhi oleh orang-orang hebat, berkompeten, bertalenta, dan sebagainya dalam mengolah suara, dan lain sebagainnya. “Alangkah dahsyat kabupaten ini, ketika semua guru, pemimpin, masyarakat, orang tua bertindak demikian…. Maka akan banyak idealist yang handal dan ber-SDM di kabupaten ini” (Hingmane Gusti, Berani Bercita-cita, Bulletin Optimisme: Tiada Hari Tanpa Menulis, Pendidikan Bahasa dan Seni Undana, edisi ke-3 Mei 2012, hlm. 20).
Dengan hadirnya Hamid dan Keket di Liga Dangdut di Indosiar, kirannya, ada nada Taramiti Tominuku, dan nyanyian Flobamora di sana. Tampilan mereka di liga dangdut ini, tentu ada pengaruh positif yang sangat luar biasa. Oleh karena itu, dukungan harus tetap disalurkan. Kalau bisa, teman-teman Hamid dan Keket, yang dari daerah lain, hadir di studio para pemimpin daerah mereka, dapat menular ke Propinsi Nusa Tenggara Timur, dan khusunya Kabupaten Alor. Tentu, kehadiran itu sangat-sangat mendukung Hamid dan Keket, bahkan Hamid dan Keket yang lain. Salam Taramiti Tominuku, salam Flobamora. Salam marungga, salam ikan tali. (*).
*Penulis: Guru SMK Negeri Ampera, Kabupaten Alor.