Harga Gula Naik 22 Ribu, ini Respon DPRD dan Apindo Alor

Ketua DPRD Alor Enny Anggrek sedang membagi Masker di Pasar Kadelang, Kamis (2/4/2020).
Ketua DPRD Alor Enny Anggrek sedang membagi Masker di Pasar Kadelang, Kamis (2/4/2020).

Kalabahi –

DPRD dan APINDO Kabupaten Alor merespon situasi carut marut kenaikan harga sembako di pasaran terutama harga gula pasir yang melambung tinggi ke angka Rp 22.000/kg dari sebelumnya Rp 12.500/kg sebagai dampak virus corona.

DPRD meminta pemerintah segera lakukan langkah-langkah kebijakan ekonomi untuk mengantisipasi lonjakan harga-harga barang menghadapi situasi wabah covid-19.

“Ya, pemerintah harus mengambil langkah, awasi,” kata Ketua DPRD Enny Anggrek, SH, kepada wartawan Kamis (2/4/2020) di Kalabahi.

Ketua DPRD mengakui harga gula pasir memang naik ke angka Rp 22 ribu/kg disebabkan dampak wabah virus corona (covid-19) di Indonesia. Enny menyebut, saat ini beberapa perusahaan produksi gula dalam negeri terpaksa menghentikan sementara aktivitasnya untuk mengantisipasi meluasnya virus corona.

Beberapa perusahaan gula di Surabaya juga mulai menurunkan produksi gula. Sebagian lainnya menutup perusahaan sebagai langkah antisipasi pencegahan virus corona di tanah air.

Enny menjelaskan, stok gula pasir di Kabupaten Alor mayoritas didatangkan dari Surabaya. Oleh sebab itu bila perusahaan menghentikan produksi gula maka otomatis stok dan harga juga ikut berpengaruh di pasaran Alor.

“Saya baru telepon saudara saya di Surabaya memang perusahaan-perusahaan gula ditutup karena covid-19 ini. Nah kita di Alor belinya di Surabaya jadi kalau produksi menurun ya harga ikut naik. Ini masalah terjadi di semua daerah,” katanya.

Baca Juga:

https://tribuanapos.net/2020/04/02/kadis-perdagangan-alor-yang-teriak-harga-sembako-naik-suruh-dorang-tanam/ 

Ketua PDIP Alor itu sudah menghimbau kepada para pengusaha di Kabupaten Alor untuk tidak bermain harga. Ia yakin para pengusaha tidak ada yang berniat bermain harga di tengah pandemi virus corona.

Enny Anggrek pun sudah menghimbau kepada pengusaha untuk tetap menjaga stabilitas harga sembako hingga puncak virus corona berakhir, sesuai prediksi jatuh pada bulan depan.

“Harga barang sudah saya sampaikan pada pengusaha-pengusaha untuk tidak menaikan juga tidak boleh penimbunan,” pungkasnya. Sekedar tahu, PDIP hari ini membagi 500 buah Masker kepada masyarakat di Pasar Kadelang dan depan kantor PDIP. Kegiatan itu dipimpin langsung Ketua DPC PDIP Enny Anggrek.

Ketua Komisi B yang membidangi ekonomi dan Perdagangan Reiner Atabuy mengatakan, DPRD akan menggelar rapat bersama pemerintah, membahas masalah kenaikan harga sembako di pasaran.

Rapat akan digelar pekan depan bersama Kepala Dinas Perdagangan dan Kepala Bolog untuk membahas langkah-langkah stabililitas harga sesuai instruksi Bupati Alor Drs. Amon Djobo.

“Minggu depan kita rapat bahas masalah itu. Memang tidak boleh ada yang bermain harga di saat kita menghadapi wabah corona ini,” ujar Reiner di tengah aktivitasnya bersama rekan-rekan DPC Partai Demokrat menyemprot disinfektan di wilayah kota Kalabahi.

APINDO Akui Harga Gula Naik
Ketua APINDO sekaligus Ketua Partai Demokrat Denny Lalitan (ujung kanan) sedang memimpin penyemprotan disinfektan di seputaran wilayah Kota Kalabahi, Kamis (2/4/2020).
Ketua APINDO sekaligus Ketua Partai Demokrat Denny Lalitan (ujung kanan) sedang memimpin penyemprotan disinfektan di seputaran wilayah Kota Kalabahi, Kamis (2/4/2020).

Sementara Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kabupaten Alor Denny Lalitan menjelaskan, stok gula pasir di pasaran saat ini memang naik kisaran Rp 22 ribu/kg. Kenaikan kata Denny disebabkan produksi gula oleh produsen di Kota Surabaya ikut anjlok sebagai dampak covid-19.

“Alor ini kan pulau tersendiri, jauh dari produsen sembako yang rata-rata di Jawa. Sehingga kalau ada gangguan di produksi dan distribusi seperti saat ini imbas dari covid-19 maka pasti terganggu di stok barang dan pada gilirannya pasti ada harga barang yang terkoreksi. Begitupun tentang harga gula di Alor yang mencapai Rp 20.000/kg. Ini karena saat ini di Jawa saja sudah Rp 18.000/kg,” jelasnya.

Ketua Partai Demokrat Alor itu menambahkan, para pengusaha di Kabupaten sama sekali tidak berniat menaikan harga gula pasir di tengah wabah pandemi virus corona. Pengusaha tahu bahwa saat ini seluruh masyarakat Indonesia termasuk Alor sedang diterpa badai bencana nonalam, virus corona.

Denny Lalitan juga memastikan, tidak akan ada pengusaha atau distributor yang berani melakukan penimbunan gula. Dirinya intens berkoordinasi dengan seluruh pengusaha untuk menjaga stabilitas barang dan harga sampai situasi wabah ini kembali normal.

“Tidak ada penimbunan,” tutur Denny di tengah aktivitas Partai Demokrat melakukan penyemprotan masal disinfektan pada tempat-tempat umum di Kota Kalabahi.

Denny mengakui wabah covid-19 cukup mengancam aktivitas sistem perdagangan antar pulau di Kabupaten Alor. Dampaknya meluas hingga menyebabkan harga kemiri juga ikut anjlok ke kisaran angka Rp 10 ribu/kg dari sebelumnya sekitar 30 ribu/kg.

“Tentang harga kemiri yang justru turun mencapai Rp 10.000/kg ini karena stock pengusaha antar pulau di gudang Surabaya juga masih tumpuk belum bisa terjual imbas covid 19. Di satu sisi gudang di Kalabahi juga sudah penuh karena ada kesulitan pengiriman ke Surabaya sehingga mulai dari buruh sampai kapal tidak bisa aktif,”  (*dm).