Kalabahi –
Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Alor Muaz Abdulrachman Kamis, memastikan stok sembako di pasaran saat ini stabil menghadapi wabah covid-19. Ia meminta netizen tidak menyebarkan informasi sesat di masyarakat. Kadis Muaz malah menyuruh warga net yang teriak ada kenaikan harga, pergi ke kebun tanam sembako lalu rebus dan makan.
“Stok sembako kita di Alor cukup sampai lima atau enam bulan ke depan. Jadi di Facebook yang teriak harga naik itu suruh dorang pigi tanam di kebun ko makan. Dorang mengerti apa omong harga naik?” kata Muaz saat diminta komentarnya terkait harga sembako gula pasir yang naik di tengah pandemi virus corona, Kamis (2/4/2020) di Kalabahi.
Menurut Kadis, pemerintah sudah memikirkan antisipasi kelangkaan stok dan stabilitas harga pangan menghadapi musim pandem covid-19. Muaz meminta masyarakat tidak panik dengan informasi sesat dari oknum-oknum tertentu di media sosial.
Kadis mengatakan, saat ini ketersedian stok sembako di pasaran Alor tersedia menghadapi musim pandemi virus corona (covid-19). Ia menyebut, pemerintah sementara ini sudah menyiapkan stok sembako untuk lima atau enam bulan ke depan. Ketersediaan itu kata Muaza melebihi dari target perhitungan biasanya.
“Stok kita cukup ko? Cukup sampai lima atau enam bulan ke depan. Harga juga stabil di pasaran. Pemerintah sudah siasati semua. Jadi itu yang omong di Fecebook itu saya malas tanggapi, tidak ada manfaat. Mereka tidak mengerti,” katanya geram.
Baca Juga:
Kadis Muaz menjelaskan, terkait kenaikan harga gula pasir di pasaran Alor menjadi 22.000/kg dari sebelumnya 12.500/kg itu merupakan dampak covid-19 yang berpengaruh secara global dan nasional.
Ia menerangkan, pasokan gula nasional selama ini di impor dari India dan Thailand ditambah produksi gula dalam negeri. Karena dampak wabah covid-19 yang menyerang dunia maka Thailand dan India juga membatasi kuota impor ke dalam negeri.
Oleh sebab itu, langkah kebijakan yang ditempuh pemerintah pusat adalah membuka keran impor gula tambahan dari negara-negara yang masih membuka keran dagang impor.
Muaz mengungkapkan, pada saat Thailand dan India mengurangi kuota impor, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan langsung menggelar rapat jajaran Menteri terkait, membahas opsi impor tambahan gula dari negara lain. Hasil rapat, pemerintah putuskan impor dan menaikan kuota produksi gula dalam negeri.
Meski opsi solusi itu sudah diputuskan pemerintah pusat namun dalam implementasinya pemerintah butuh waktu karena seluruh dunia mengalami dampak perdagangan ekonomi sebagai akibat wabah virus corona.
Kelangkaan stok gula kata Muaz, terjadi secara nasional di seluruh wilayah tanah air termasuk di kabupaten Alor Provinsi NTT.
“Semua daerah terjadi kelangkaan seperti; Jawa, Aceh, Kalimantan, Sumatra, Papua. Kita di NTT dan Alor juga ikut berpengaruh karena wabah corona ini,” ungkapnya.
Baca Juga:
https://tribuanapos.net/2020/03/31/kapolres-alor-tutup-warung-prostitusi-di-kadelang/
Untuk kenaikan harga gula di pasaran Alor yang cukup melambung tinggi, Muaz menjelaskan, itu masih dalam tahap wajar dalam hukum pasar. Sebab, para pengusaha di Alor yang menjualnya rata-rata mengambil stok gula cadangan dari Surabaya dengan harga kisaran per karung Rp 600 ribu.
“Kondisi harga gula di Surabaya itu kan sudah menembus angka Rp 600 ribu (per karung). Kemudian stok juga terbatas. Orang bawa datang di sini jual per karung dengan angka 800 ribu atau 900 ribu (per karung), wajarlah,” ujarnya.
Meski demikian, Muaz memastikan, pemerintah akan berupaya menormalkan situasi harga gula di pasaran Alor dalam sepekan mendatang karena barang ekspor sementara sudah ada di dalam negeri dan sedang didistribusi ke daerah-daerah. Saat ini stok cadangan gula nasional yang tersedia di pasaran sebesar 150 ribu ton.
“Stok gula nasional yang ada ini ada sekitar 150 ribu ton yang akan bertahan sampai bulan Mei. Itu laporan sistem gudang yang diurus Kementrian Perdagangan. Nanti harga akan stabil karena Izin impor sudah jalan, sudah keluar. Kondisi sekarang sudah bergerak ke daerah-daerah, masih dalam perjalanan ke daerah termasuk kita. Di daerah Jawa sudah (masuk gula dan) ada operasi pasar,” tutur Muaz.
Kadis menambahkan, untuk stok kebutuhan gula di pasaran Alor sementara ini tersedia 102,31 ton. Stok tersebut disebutnya sangatlah cukup untuk daya beli masyarakat sampai sepekan mendatang hingga harga kembali normal.
Baca Juga:
https://tribuanapos.net/2020/03/31/tni-polri-dan-satgas-corona-siram-disinfektan-di-kota-kalabahi/
Ia mengakui kebutuhan gula di Kabupaten Alor tergolong cukup tinggi bila dibanding daerah lain. Sebab, gula oleh masyarakat Alor tidak hanya dijadikan konsumsi rumah tangga tetapi juga dijadikan bahan untuk pembuatan minuman beralkohol.
“Gula kita sampai kondisi 31 Maret kemarin cukup. Ada 102,31 ton. Kita di Alor, konsumsi gula memang besar. Gula ini bukan hanya orang pakai minum saja, tetapi orang racik minuman alkohol juga pakai gula. Sehingga orang daerah lain pakai gula 150 ton cukup, kita malah 200 ton juga tidak cukup. Racik miras juga pakai gula na. Nah, kondisi-kondisi ini menyebabkan (stok dan harga) gula kita bermasalah,” kesalnya.
Kendati stok konsumsi cukup, Muaz mengakui harganya sedikit bermasalah karena dampak krisis gula secara nasional akibat wabah virus corona. “Untuk konsumsi ya saya katakan cukup. Karena kondisi harga gula sampai menembus angka 20 ribu atau 22 ribu pun orang masih tidak susah dapat gula. Gula tersedia di semua toko, kios ada. Hanya harganya yang seperti itu (20 ribu – 22 ribu/kg).”
Ditanya kemungkinan ada penimbunan, Kadis memastikan sejauh ini dalam pengawasannya tidak ada pengusaha lakukan praktek penimbunan. Ia katakan, distributor gula tidak berani melakukan penimbunan karena pemerintah sudah buka keran impor. Apabila ada penimbunan gula maka tentu distributor tersebut akan mengalami kerugian secara besar-besaran ketika gula impor ikut masuk.
“Tidak ada penimbunan. Untuk ketersediaan stok gula, karena kondisi harga yang masih fluktuatif maka distributor juga tidak berani mengambil gula dalam jumlah besar, apalagi impor sudah berjalan. Kalau dia ambil dalam skala besar masuk Alor terus impor sampai, dia babak belur (rugi) itu. Makanya beberapa distributor kasih masuk gula pas-pasan. Dorang tidak berani ambil resiko tetapi mereka sudah perhitungkan daya beli masyarakat. Jadi stok ada, harga yang sedikit bermasalah sebagai dampak secara nasional,” tutur Muaz.
Baca Juga:
Untuk kebijakan operasi pasar mencegah kenaikan harga menghadapi dampak covid-19, Muaz mengungkapkan, opsi itu sudah diputuskan bersama Bupati Alor Drs. Amon Djobo. Saat ini dirinya sedang mengestimasi kebutuhan gula masyarakat per rumah tangga untuk menggelar operasi pasar bila nanti pasokan gula impor masuk Alor.
“Kami koordinasi dengan Bulog, disepakti kurang lebih ada 25 ribu ton gula bakal masuk Alor. Sementara ini kita analisis kebutuhan rumah tangga, kalau gula masuk jika memungkinkan kita operasi pasar. Kemarin saya sudah lapor pak Bupati dan sudah menyetujui. Nanti kita operasi pasar di semua wilayah, kita jual dengan harga 13 ribu/kg,” katanya.
Kadis Muaz kembali mengingatkan warga net dan oknum-oknum tertentu agar tidak memberikan informasi sesat kepada masyarakat. Pemerintah melalui dinas perdagangan yang dipimpinnya akan konsen mengawasi stabilitas harga pasaran hingga wabah pandemi covid-19 berahir.
“Untuk dampak dari covid-19 sendiri, kita di perdagangan belum terasa karena harga masih stabil,” katanya, optimis.
“Jadi dorang di Facebook itu tidak mengerti kebutuhan sembako dan yang lain-lain. Suruh dorang pigi tanam di halaman rumah, di kebun sana yang tanah luas luas-luas itu tanam ko makan. Jangan dorang gonggong teriak tentang lapar sana sini. Kamu itu teriak untuk cari makan, ya seperti itu. Saya hanya mau katakan bahwa stok Alor cukup. Aman dan terkendali,” pungkas Kadis Muaz.
Sementara untuk harga komiditi kemiri di Alor yang turun ke 10 ribu/kg dari sebelumnya 20 ribu, Kadis Muaz menjelaskan harga komoditi memang turun di seluruh Indonesia. Penurunan tersebut murni karena faktor wabah covid-19.
“komoditi rata-rata turun. Ekspor komoditi di seluruh Indonesia juga berdampak. Ini murni faktor covid-19, harga ikut turun semua termasuk kita di Alor,” tutup Muaz. (*dm).