Ketua Yapenkris Pingdoling Alor: Kami Punya 8 Sekolah GMIT Unggul

Ketua Yapenkris Pingdoling Alor Dr. Fredrik Abia Kande sambutan di acara penutupan perayaan bulan pendidikan GMIT di Yapenkris Pingdoling Alor, Rabu (17/7) di Aula Gereja Pola Tribuana, Kalabahi.
Ketua Yapenkris Pingdoling Alor Dr. Fredrik Abia Kande sambutan di acara penutupan perayaan bulan pendidikan GMIT di Yapenkris Pingdoling Alor, Rabu (17/7) di Aula Gereja Pola Tribuana, Kalabahi.
Kalabahi – Ketua Yapenkris Pingdoling Alor Dr. Fredrik Abia Kande menyebut, selama kepengurusannya, pihaknya berhasil menggagas 8 sekolah GMIT berstandar unggul di Kabupaten Alor. 8 sekolah unggul tersebut kini menjadi favorit siswa/i di Kabupaten Alor untuk mendaftar diri masuk studi sekolah itu.
“Kami di Yapenkris Pingdoling Alor sejak kami melayani sudah setahun lebih, dapat kami laporkan, pertama; jumlah sekolah GMIT ada 48 sekolah GMIT di Yapenkris Pingdoling Alor, terdiri dari 8 taman kanak-kanak, 35 sekolah dasar, 3 SMP dan 2 SMA,” kata Fredrik, Rabu 17 Juli ketika sambutan di acara penutupan perayaan bulan pendidikan GMIT di Aula Gereja Pola Tribuana Kalabahi.
“Dari 48 sekolah GMIT ini ada 3 klaster dari sisi pengembangan mutu yaitu klaster A: itu sekolah-sekolah yang masuk kategori terbaik atau predikat unggul yang jumlahnya ada 8 sekolah. 8 sekolah itu semuanya ada di Kota Kalabahi,” lanjut mantan Rektor Untrib itu.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2024/07/19/yapenkris-pingdoling-alor-luncurkan-produk-layanan-sekolah-gmit-di-bulan-pendidikan-gmit/
Fredrik menyebut, untuk Klaster B: rata-rata sekolah ini masih berada di seputaran pinggiran Kota Kalabahi, yang masih perlu untuk pemenuhan kebutuhan standar pendidikan.
Sementara untuk Klaster C: itu sekolah-sekolah yang nyaris mati ini ada di desa-desa. Fredrik mengatakan, sekolah-sekolah ini akan menjadi PR Yapenkris Pingdoling untuk terus melakukan upaya-upaya revitalisasi, bekerja sama dengan badan pembantu pelayanan pendidikan Majelis Sinode GMIT, masyarakat dan pemerintah daerah.
Fredrik menambahkan, kedua; dari segi guru, Yapenkris Pingdoling mempunyai 548 guru yang terdiri dari; guru PNS, guru komite, guru kontrak daerah dan guru misionaris Yayasan sebanyak 48 orang yang masih sangat terbatas, dan ada juga guru MPK (Majelis Pendidikan Kristen) 2 orang.
“Jumlah siswa kita sebanyak 535 orang yang tersebar di 48 sekolah GMIT di Yapenkris Pingdoling Alor,” sebut dia.
Fredrik mengakui bahwa dari semua sumber daya pendidikan yang dimiliki Yapenkris Pingdoling ini semuanya masih tergantung sepenuhnya dari pemerintah daerah Kabupaten Alor dan pemerintah Provinsi.
“Bapak Staf Ahli (Drs. Imanuel Laukamang) yang mewakili Bapak Pj Bupati, perlu kami laporkan bahwa memang nama ini nama GMIT, nama gereja, tapi dari segi sumber daya yang ada di sekolah ini mayoritas masih milik pemerintah daerah, termasuk sebagian sarana ini sebagian belum dihibahkan, misalnya SMP Kristen 1 Kalabahi yang gedungnya baru dibangun tapi belum dihibahkan ke Yayasan,” ujarnya melirik Imanuel Laukamang.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2024/06/04/kepala-smk-negeri-1-kalabahi-lepas-218-siswa-pkl-di-dunia-usaha-dan-kantor-pemkab-alor/
“Atas nama yayasan kami menyampaikan terima kasih banyak kepada pemerintah daerah yang ekosistem pemerintahannya cukup mendukung bagi penyelenggaraan sekolah-sekolah GMIT di kabupaten Alor. Kami butuh dukungan dalam rangka pengembangan sekolah-sekolah Kristen di kabupaten Alor ini. Kami menyadari bahwa kami tidak bisa sendiri karena itu kami butuh mitra dari semua pihak, termasuk pemerintah daerah,” ujarnya.
Selain itu, Fredrik juga mengakui bahwa kemajuan pendidikan Kristen di Yapenkris Pingdoling Alor ini tentu diraih atas juga campur tangan dari berbagai lembaga mitra. Ia menyebut, tahun ini saja ada 5 mitra lembaga yang berjalan sama-sama dengan Yapenkris dalam pembangunan pendidikan GMIT, termasuk BRI, Yayasan Alfa Omega dan Koperasi GMIT Kasema pimpinan Yustus Maro.
“Kita membuka rekening dana abadi dengan tujuan untuk kepentingan investasi pendidikan di masa depan. Modal awal ini kita dapat dana bantuan dari Koperasi Kasema Rp 50 juta dan kita juga dapat sharing dana abadi dari Majelis Sinode GMIT sebesar Rp 100 juta. Total ada 150 juta. Dana itu akan digunakan untuk pengadaan seragam siswa siswi di GMIT. Kasema juga memberikan perhatian dalam pengembangan entrepreneurship bagi guru-guru kita. Program ini sudah jalan,” jelasnya.
Selain dukungan Kasema, Fredrik mengatakan bahwa pihaknya juga menggandeng Yayasan Olfa Omega milik GMIT yang akan membantu Yapenkris dari segi kapasitas kelembagaan dan kewirausahaan. “Kita tepuk tangan untuk Alfa Omega karena pimpinannya langsung hadir di sini,” ujarnya.
“Kita juga kerja sama dengan BRI untuk penyaluran honor atau gaji guru misionaris sebanyak 48 orang. Tahun ini kita angkat tambah lagi 6 orang untuk ditempatkan di sekolah-sekolah yang nyaris tidak berdaya. Kegiatan (Bukan Pendidikan) ini juga disuport oleh BRI dengan bantuan alat-alat peraga,” kata Fredrik sambil menyampaikan terima kasih pada BRI.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2024/06/26/alor-4-tahun-beruntun-dapat-predikat-wtp/
Atas nama seluruh keluarga besar Yapenkris Pingdoling Alor, Fredrik menyampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah mensupport Yapenkris Pingdoling Alor. Ia menyadari sepenuhnya bahwa Yapenkris masih banyak kekurangan karena itu dukungan terus diharapkan dari kita semua untuk mencapai tujuan pendidikan GMIT yang cerdas, unggul dan berhikmat.
“Terima kasih kepada Bapak Sekretaris Majelis Sinode GMIT yang di tengah-tengah kesibukan tapi bisa hadir di sini. Terima kasih juga kepada bapak Pj Bupati Alor yang diwakili oleh bapak Staf Ahli Imanuel Laukamang yang sudah hadir. Pemerintah daerah selalu ada di hati kami. Kami juga terima kasih kepada Ketua Majelis Jemaat Pola Tribuana Kalabahi Pdt. Desy Milu yang terus mendukung kami. Kami berharap Pola tetap menjadi pengasuh bagi kami di Yapenkris Pingdoling Alor. Tuhan memberkati kita semua,” ujar Fredrik.
Daftar Sekolah Unggul GMIT di Yapenkris Pingdoling Alor
Ada 4 Sekolah Unggul GMIT yang ditetapkan Badan Pendidikan Sinode GMIT di Tribuana yaitu :
1. SMA Kristen 1 Kalabahi
2. SMA Kristen 2 Kalabahi
3. SD GMIT 01 Kalabahi
4. SD GMIT 007 Kabola
Sedangkan 8 sekolah GMIT di bawah naungan Yapenkris Pingdoling yang mendapat Akreditasi A (Unggul) yaitu :
1. SD GMIT 01 Kalabahi
2. SD GMIT 03 Kalabahi
3. SD GMIT 004 Lawahing
4. SD GMIT 005 Adang
5. SD GMIT 006 Oa
6. SD GMIT 007 Kabola
7. SMAS Kristen 1 Kalabahi
8. SMAS Kristen 2 Kalabahi
GMIT Berhikmat
Ketua Yapenkris Pingdoling Alor Dr. Fredrik Abia Kande juga menguraikan tentang esensi tema bulan pendidikan GMIT yaitu: GMIT BERHIKMAT. Menurutnya, tema ini sangat relevan dikeluarkan oleh Majelis Sinode GMIT, karena itu semua Yapenkris – Yapenkris di lingkup GMIT wajib melaksanakan tema ini dalam berbagai bentuk perayaan bulan pendidikan.
“Kata berhikmat ini merupakan salah satu penggalan dalam visi pendidikan Kristen GMIT. Dari rumusannya ini kurang lebih akan menuju ke pendidikan Kristen yang menghasilkan generasi berhikmat, pancasilais dan mampu bergaul dengan bangsa-bangsa lain di tahun 2031,” kata Fredrik yang juga anggota Majelis Sinode Bidang Pendidikan.
Menurutnya, kata berhikmat di situ memperlihatkan suatu aras kompotensi yang paling tinggi melampaui ukuran-ukuran dalam kompotensi yang disebutkan dalam berbagai kurikulum pengajaran. Kata berhikmat itu lebih dari sekedar empat kompotensi guru yang dikenal dalam dunia pendidikan yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Fredrik menambahkan, kata berhikmat adalah realitas akal budi yang tinggi yang harus dicapai oleh semua murid di sekolah GMIT. Dia berharap untuk para pengajar di sekolah GMIT, pencapaian kalian adalah mencari hikmat Tuhan, seperti yang dikatakan dalam khotbah Bapak Pdt. Simon Petrus Amung dalam ibadah penutupan tadi.
Guru dan siswa menurut Fredrik, tidak sekedar memperoleh pengetahuan atau kepandaian semata, tapi yang harus dicapai adalah hikmat sebagai realitas akal budi tertinggi.
“Demikianlah kata-kata Amsal bagi kita semua. Karena itu bagi guru, kepala sekolah dan bagi siswa, yang harus dikejar dalam tugas-tugas pelayanan pendidikan adalah hikmat itu sendiri,” tutup Fredrik memberikan penguatan iman bagi guru dan siswanya di sekolah GMIT. (*dm).