Asal Suku Agama Berbeda, Pimpinan DPRD Alor Jadi Simbol Keberagaman

Tiga Pimpinan DPRD Alor; Ketua DPRD Enny Anggrek (tengah) diapit Sulaiman Singh (kiri) dan Yulius Mantaon.
Tiga Pimpinan DPRD Alor; Ketua DPRD Enny Anggrek (tengah) diapit Sulaiman Singh (kiri) dan Yulius Mantaon.

Kalabahi – Tiga Pimpinan DPRD Alor Periode 2019-2024 yang baru saja dilantik, dinilai menjadi simbol keberagaman budaya di Alor. Sebab, ketiganya berasal dari suku, ras dan agama yang berbeda.

Ketiga pimpinan DPRD Alor tersebut yaitu; Ketua DPRD Enny Anggrek berasal dari unsur agama Katolik dan dari suku Tionghoa. Enny juga merupakan perempuan pertama yang menjabat kursi Ketua DPRD.

Sedangkan Wakil Ketua I Drs. Yulius Mantaon dari unsur agama Protestan dan sekaligus mewakili suku-suku di pegunungan Alor.

Sementara Wakil Ketua II Sulaiman Singh dari unsur agama Islam yang juga dinilai merupakan wakil dari suku-suku di pesisir pantai kepulauan Alor.

Ketua DPD II Partai Golkar Alor Azer D. Laoepada, SH.,SM menilai, komposisi kursi pimpinan DPRD saat ini mengakomodir simbol keberagaman budaya di Alor.

“Saya kira komposisi Pimpinan DPRD kali ini mewakili kita semua di Alor. Mereka simbol keberagamaan dan Kepelbagaian di daerah ini,” kata Azer usai mengikuti pelantikan Pimpinan DPRD Alor di Batunirwala, Senin (14/10/2019).

Golkar Usung Kader Sulaiman Singh, SH

Azer mengatakan, Partainya mendukung komposisi kepemimpinan DPRD Alor kali ini dengan mengusung kader Partai Sulaiman Singh (Islam) duduk di Kursi Pimpinan.

Alasannya, di tengah gonjang ganjing isu rasisme di tanah air, lembaga DPRD idealnya harus menjadi simbol keberagaman agar tetap menjaga eksistensi kebinekaan di Indonesia.

“Golkar ikut berkontribusi menjaga keberagaman di daerah ini. Itu sebabnya Golkar putuskan mendorong kadernya (Sulaiman Singh) duduk di kursi Wakil Ketua DPRD,” terang mantan Wakil Ketua DPRD Alor tiga periode itu.

Ditanya, biasanya etika Partai Golkar, Ketua DPD otomatis menjabat Pimpinan DPRD? Azer mengapik. Dia sebut keputusan partai menetapkan Sulaiman Singh sebenarnya sudah mempertimbangkan banyak aspek, utamanya kebinekaan.

“Partai jelas sudah mempertimbangkan banyak hal terutama kepelbagaian di daerah ini. Andaikan tadi Ketua DPD (Golkar) yang dilantik (sebagai pimpinan DPRD) berarti ceritanya lain tadi, rohaniawan yang hadir pasti kan dua (Katolik dan Protestan, tanpa Islam). Kebetulan Ketua DPD juga anggota DPRD maka sudah tentu menjadi tugas kita semua untuk menjaga kebinekaan di daerah ini,” tutur Azer.

“Saya pikir dengan komposisi pimpinan DPRD yang ada ini bisa lebih menjaga eksistensi kepelbagaian di daerah ini. Kita semua harus saling gandeng tangan memelihara ini,” lanjut dia.

Politik Tanpa Sara

Azer berharap keterwakilan pimpinan DPRD tersebut bisa diwujudkan dalam kebijakan-kebijakan politik tanpa pandang suku, ras, agama maupun dapil.

“Dari mereka (rakyat) kita datang dan kepada mereka kita mengabdi. DPRD dalam fungsi anggaran, fungsi pembentukan Perda dan fungsi pengawasan, tidak untuk Dapil saja, tapi untuk seluruh wilayah. Jadi bukan hanya perhatian kampungnya atau dapilnya saja. Tidak ada Anggota DPRD dapil, tapi yang ada Anggota DPRD Kabupaten Alor. Kita harap tiga pimpinan DPRD dan kita semua (30 Anggota) bisa perhatikan semua wilayah,” pungkas Azer.

Untuk diketahui, tiga pimpinan DPRD Alor Periode 2019-2024, resmi dilantik hari ini, Senin (14/10) di kantor DPRD, Batunirwala, Kalabahi.

Acara pengambilan sumpah tiga pimpinan DPRD Alor dilakukan Ketua Pengadilan Negeri Kalabahi, Amin Imanuel Bureni, SH.,MH.

Acara tersebut dihadiri Wakil Bupati Imran Duru, S.Pd, Dandim 1622 Alor, Kapolres Alor dan jajaran pejabat Pemkab Alor serta undangan. (*dm).