Kalabahi –
Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Alor membatah keras adanya tudingan tipu usia pemain Persap Alor Marsel Fanmakuni oleh PSK Kupang di ajang Soeratin Cup Ende Tahun 2019. Askab Alor menyebut tudingan PSK Kupang tidak mendasar dan tidak mempunyai bukti yang valid.
“Saya kira tudingan PSK Kupang itu tidak mendasar. Yang benar, saudara Marsel Fanmakuni adalah pemain Persap yang berusia 17 tahun,” kata Sekretaris Askab Alor, Abidin, Sabtu, (2/11/2019) di Kalabahi.
Ia mengatakan, kevalidan data usia Marsel 17 tahun tersebut dapat dibuktikan dengan berbagai dokumen pemain yang dia seleksi pada beberapa waktu lalu sebelum bermain di Soeratin Cup, Ende. Dokument yang diseleksi yaitu, Kartu Kelurga, Ijazah SD dan Ijazah SMP.
“Kami verifikasi data asli ijazah SD, SMP dan Kartu Keluarga Marsel Fanmakuni. Dari data semua itu benar bahwa Marsel lahir di tahun 2002. Jadi tidak ada masalah itu. Kecuali kami rubah atau manipulasi data Marsel ya jelas tidak boleh. Pelanggaran itu,” ujarnya.
“Verifikasi data kami lakukan di 6 titik di Kabupaten Alor pada saat penjaringan pemain untuk mengisi ajang Soeratin Cup Ende. Dari data itu ada beberapa pemain yang direkrut masih usia 14 tahun dan 15 tahun. Ada yang usia 16 dan 17 tahun. Jadi pemain Persap yang main di Ende kemarin itu ada yang usia 14 dan 15 tahun juga,” Abidin menambahkan.
Verifikasi Data Pemain Persap
Selain verifikasi data di tingkat kabupaten, verifikasi data pemain juga dilakukan di tingkat Asprov NTT. Dalam seleksi di tingkat Propinsi, Abidin menerangkan, apabila terbukti ada pemain yang usianya lebih dari 17 tahun maka dia dinyatakan gugur.
“Semua data pemain, kita sudah verifikasi lewat Asprov PSSI NTT juga. Nah, di Propinsi itu ternyata semua pemain Persap Alor termasuk Marsel, lolos screening main di ajang Soeratin Cup, Ende. Kalau pemain yang lewat usia berarti dia tidak lolos screening. Itu berarti dia tidak bisa main dan gugur saat itu,” tutur dia.
Meski demikian Abidin mengaku, pihaknya menghormati protes Manajamen PSK Kupang yang diberitakan salah satu media online di Kabupaten Kupang hingga menjadi viral di media sosial. Ia memastikan, Askab Alor akan memenuhi panggilan bila laporan PSK Kupang benar sudah dilayangkan di meja Asprov PSSI NTT.
“Saya siap bawa datanya ke Asprov PSSI NTT dan beri kerangan yang benar. Memang Marsel lahir tahun 2002 dan usinya 17 tahun ko? Dia kan SMA kelas II atau III sekarang. Kalau ada panggilan nanti saya menghadap ke Asprov NTT untuk beri klarifikasi. Kita tunggu panggilan saja. Prinsipnya, kita sangat menghormati protes teman-teman PSK Kupang. Apapun keputusan Asprov tentu kita hormati. Tidak ada masalah itu,” beber Abidin.
PSK Kupang Diminta Sportif
Dia pun meminta agar PSK Kupang berbesar hati menerima kekalahan dibantai Persap Alor dengan skor telak 4:1 di final Soeratin Cup 2019 Ende. Sebab, bagi Abidin, anak asuh coach Alex Atapeni dan Jemy Padakama itu layak memperoleh piala Soeratin Cup karena dinilai timnya lebih siap merumput di Ende.
“Saya kira PSK Kupang belum sepenuhnya menerima kekalan saja. Mereka belum move on, kayaknya. Harusnya mereka terima kekalahan itu sebagai motivasi siapkan diri, kita tanding lagi di ajang Soertain Cup berikutnya. Sepakbola bukan tentang permainan di lapangan saja, tapi kita juga dilatih soal karakter dan berbesar hati terima kekalahan. Itu prinsip sportivitas dalam sepakbola. Tapi, tidak apa-apa, tetap protes mereka kita hormati dan itu sah-sah saja,” katanya.
Abidin menghimbau seluruh masyarakat agar tidak mempolemikan isu sesat itu secara berlebihan di dunia maya. Sebab, hal itu akan sangat mengganggu kesiapan tim Persap Alor mewakili NTT bermain di ajang Regional di Bali pada bulan Januari 2020.
“Janganlah mempolemikan terus. Kan nanti anak-anak (Persap Alor) terganggu dan tidak fokus latihan main di Bali. Kita Persap Alor tetap akan mewakili NTT main di piala Regional Bali, Januari 2020. Mulai Senin (4/11) besok kami sudah latihan persiapan tim main di Bali. Kami minta dukungan doa dari seluruh masyarakat Alor, masyarakat Kabupaten Kupang dan NTT semuanya untuk kami Tim Persap main di Bali nanti,” ucapnya sembari mengaku optimis Persap akan memboyong Piala Regional Bali ke NTT pada Januari 2020.
Terima Kasih Warga Alor
Abidin juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Alor, pemerintah daerah dan semua pihak yang mendukung Persap Alor sukses membawa pulang Piala Soeratin Cup Ende. Gelar tersebut dipersembahkan spesial untuk masyarakat dan daerah Nusa Kenari tercinta.
“Juara ini bukan dari kami, tapi ini atas doa dan dukungan masyarakat pecinta bola di Alor. Piala itu anak-anak Persap persembahkan untuk masyarakat, pemerintah daerah dan terutama untuk nama besar daerah, Nusa Kenari. Terima kasih atas dukungan doa dari semua pihak. Kami harap dukungan ini tidak berhenti di sini tapi kami mohon terus mendukung Persap bermain di Bali nanti,” pungkas Abidin.
Sebelumnnya, Manajer PSK Kupang, Oskar Lape menghembuskan isu adanya dugaan penipuan usia pemain Persap Alor Marsel Fanmakuni di event Soeratin Cup 2019, Ende. Menurut Oskar, usia Marsel Fanmakuni saat bermain di Ende sudah mencapai lebih dari 17 tahun.
Dugaan tersebut membuat Ketua Askab PSSI Kupang Yohanis Mase ikut bertindak melayangkan surat protes ke Asprov NTT. Yohanis Mase yang juga adalah putra Alor itu meyakini bahwa protes yang dilayangkan pihaknya, Asprov NTT akan memutuskan PSK Kupang yang nantinya lolos mewakili NTT bermain di Piala Regional Bali, pada Januari 2020.
“Saya sangat yakin (PSK) Kabupaten Kupang mewakili NTT bermain di Bali,” ujar Anis Mase dirilis safarintt.com, Jumat (1/11/2019) di Oelamasi, Kupang. (*dm).