Lomba Billiard Bupati Alor Cup I Siap Digelar, Ayo Daftar

Jhon Woda
Jhon Woda

Kalabahi, Tribuanapos.net – Lomba Billiard Bupati Alor Cup I siap digelar di Kota Kalabahi, tanggal 9-12 Oktober 2019. Pembukaan pendaftaran mulai dibuka hari ini tanggal 2 hingga 9 Oktober 2019.

“Kami akan gelar nine ball tournament Billiard Bupati Alor Cup I pada tanggal 9-12 Oktober 2019 di Lapangan Mini Kalabahi. Pendaftaran dibuka mulai tanggal 2 sampai dengan 9 Oktober 2019,” kata Penanggunjawab Kegiatan Jhon Woda kepada wartawan, Rabu (2/10) di Kalabahi.

Jhon mengatakan, turnamen tersebut dibuka untuk umum antar Kabupaten se-Nusa Tenggara Timur. Diprediksi peserta dari luar Kabupaten Alor yang mendaftar sebanyak 30 orang.

“Dari luar Alor kita target sekitar 30 pemain. Kalau yang lokal di Alor itu kita prediksi paling kurang yang mendaftar minimal 50 orang. Target kita event ini diikuti sekitar 80 pemain,” ujarnya.

Ia menambahkan, sejauh ini peserta dari luar Alor terutama di Kota Kupang sudah memberi kepastian hadir mengikuti turnamen tersebut di Kalabahi. Panitia akan siapkan akomodasi kepada peserta yang berasal dari luar Alor.

“Mereka dari Kupang sudah ada kepastian ke Alor. Nanti kita panitia siapkan akomodasi. Penginapan kita yang tanggung. Kan ada rumah rekan-rekan di Alor yang kita fasilitasi untuk penginapan peserta dari luar Alor,” jelasnya.

Persiapan Teknis

Calon Ketua Pesatuan Olahraga Billiard Seluruh Indonesia (Porsi) Kabupaten Alor itu mengaku, sejauh ini Ketua Panitia Edison Yobeanto dan Sekretarisnya Samuel Heo sedang mempersiapkan teknis kegiatannya.

“Persiapan kita sudah 50%. Kita hanya perbaikan meja Billiard supaya bagus. Nanti kita siapkan 3 meja. Persiapan-persiapan lain terutama dana juga sedang kami upayakan. Kami harapkan hari H nanti semua berjalan baik,” pungkas Jhon.

Total hadiah yang disiapkan Panitia, masing-masing; Juara I Rp.7.500.000,- ditambah Piala dan Piala Bergilir. Juara II Rp.5.000.000,- plus Piala. Juara III Rp.3.000.000,- plus Piala. Juara IV Rp.1.500.000,-.

Biaya pendaftaran: pendaftaran I Rp.100.000,-, pendaftaran ulang Rp.100.000,- dan wild card Rp.250.000,-.

Menurutnya, tujuan kegiatan Billiard tersebut diselenggarakan untuk mencari bibit terbaik putra NTT agar bisa bertanding di tingkat nasional, kelak. Jhon optimis akan ada putra Alor yang menjuarai tournament Billiard tersebut.

“Tujuan kita ya itu, bisa terlahir putra-putra NTT khususnya Alor yang akan membawa nama Alor di pentas Billiar tingkat nasional. Baru-baru lomba di Kupang kami kirim 2 orang dan ada yang juara 2. Namanya Dony Duil. Saya kira ini prestasi yang baik kepada kita karena sudah bawa nama Alor,” tutur Jhon.

Selain itu Jhon menyebut tujuan adanya event Billiard ini supaya bisa membongkar stigma masyarakat bahwa Billiard itu identik dengan judi. Padahal Billiard adalah pertandingan olahraga yang mengasa nalar dan naluri.

Stigma Biliard

“Stigma itu salah. Billiard ini sebenarnya olahraga. Olahraga itu seni dan membutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi. Billiard ini tidak hanya sekedar kita main pukul dan menang tapi bagaimana kita mengelola otak untuk menang. Itu lah seni. Jadi jangan berpikir kalau Billiard itu judi,” sebut dia.

Jhon membeberkan, tantangan yang ia hadapi untuk membina anak-anak muda Alor dalam mengikuti pertandingan sebelumnya adalah soal mental bertanding.

“Selama ini saya lihat banyak anak Alor yang punya skil bagus tapi tidak berani tampil. Banyak belum punya mental. Itu tantangan kita. Padahal saya lihat kualitas main teman-teman dari luar juga biasa saja. Justru kita main bagus tapi belum terbiasa saja. Ini juga jadi alasan kita dorong pertandingan ini harus buat di Alor, setelah kita ikut pertandingan di Kota Kupang baru-baru ini,” pungkasnya.

Dia optimis akan ada bibit baru yang dihasilkan pasca digelarnya kegiatan Billiard Bupati Alor Cup I.

“Saya optimis akan ada bibit baru dari Alor,” tutur Jhon Woda.

Ia mengajak seluruh pecinta Billiard di NTT lebih khusus di Alor agar segera mendaftar di Panitia melalui No HP: 081 236 345 103 (Jhon), 081 239 341 385 (Sony), 082 237 392 551 (Eza).

Reporter: Demas Mautuka