Kalabahi, Tribuanapos.net – Ahli Pertanian Universitas Nusa Cendana, Dr. Roddialek Polo mengajak mahasiswa Untrib terutama yang berpacaran, wajib tanam pohon. Pohon itu harus dirawat selayaknya merawat hubungan cinta hingga menikah nanti.
“Setiap mahasiswa Untrib juga yang pacaran, harus tanam pohon. Kalau menikah, harus itu pohon tumbuh. Tadi di Seminar (Pemuda Peduli Lingkungan) saya sampaikan itu ke adik-adik mahasiswa,” katanya, usai menjadi narasumber Seminar Nasional yang digelar Untrib, Senin (28/10/2019) di Kalabahi.
“Lalu setiap mahasiswa atau orang Alor yang mau menikah harus tanam satu pohon. Itu pohon sebagai tanda cinta, tidak boleh mati pohon itu,” lanjut bekas Dekan Faperta Undana.
Roddialek menghimbau kepada mahasiswa Untrib dan masyarakat umum yang menikah nanti agar pohon dijadikan souvenir pernikahan. Selain itu souvenir acara wisuda juga perlu dikasih pohon kepada wisudawan untuk menanamnya di rumah. Sebab pohon tersebut bila tumbuh subur maka itu akan jadi simbol keberhasilan ilmu maupun keberhasilan cinta pada pasangan kekasih.
“Souvenir-souvenir orang nikah itu kenapa sonde (tidak) kasih pohon? Atau souvenir yang hasil daur ulang. Mungkin juga souvenir di wisuda juga begitu, dikasih pohon bawa pulang tanam di rumah,” ucap Roddialek, berdialek Kupang.
Program Tanam Pohon
Lain daripada itu Roddialek menyarankan, ke depan program KBPM mahasiswa Untrib wajib memprogramkan tanam pohon. Jika itu dilakukan maka asas manfaatnya lebih dirasa masyarakat.
“KKN PPL itu sekarang tidak hanya kerja jalan di desa. Penghijauan reboisasi, nah itu dolo. Mau tanam di Pantar, Pura, itu pohon khusus satu bulan itu kalian jaga itu tanaman sampai tumbuh sendiri. Itu bisa dilakukan mahasiswa,” ujarnya, sambil sarankan mahasiswa membawa botol air minum di kampus untuk tanggulangi penggunaan sampah plastik.
Roddialek menyebutkan, banyak orang mengaku pecinta lingkungan namun tidak diekspresikan dalam sikapnya, menanam pohon di rumah dan kebun. Ia cermati di Alor dan NTT umumnya, aksi penebangan pohon masih marak dilakukan pemuda.
“Di era industri 4.0 ini, banyak orang mengaku pecinta alam. Nah, kalau mau pecinta alam ya cinta yang betul-betul. Bukan masih potong pohon sembarangan? Itu bukan cinta namanya,” ungkap Odi, sapaan Roddialek.
Pohon Sumber Oksigen
Ia menjelaskan, di era industri dan pemanasan global membuat penting orang menaman pohon untuk penopang kehidupan masa depan. Sebab, pohon tidak hanya berfungsi penadah atau penyerap air hujan namun juga sebagai sumber penghasil oksigen dan penyimpan energi matahari.
“Bicara perubahan iklim, kita bicara tentang hujan, temperatur, suhu, itu biasa. Ko kita su biasa di 38 derajat, tidak masalah. Menurut saya itu tidak soal. Yang jadi soal adalah bagaimana kita menyadarkan pemuda mahasiswa untuk manfaatkan SDA dan lingkungan yang ada. Kita musti sekolah bae-bae, kuasai teknologi dan kita manfaatkan karunia Tuhan yang ada ini,” pungkasnya.
“Banyak potensi ada di Alor. Coba lihat potensi pertanian dan perikanan kita, belum dikelola maksimal. Di sini, ikan ada di mana-mana. Nah, ikan milik semua orang Alor. Ko dia pung belakang sonde (tidak) ada cap na. Beda dengan sapi, lu pi mau tangkap ada cap di punggung situ ya itu punya orang. Lu tangkap, lu mati. Tapi ikan Alor? Katong semua punya. Lu rajin na pi tangkap banya-banya su,” beber Odi sambil tersenyum.
Odi Polo berharap Gereja, Untrib, Pemda dan semua pihak bersinergi menaman pohon sekaligus mengelola potensi SDM dan SDA yang ada untuk kesejahteraan masyarakat Alor ke depan.
“Mari kita sama-sama urus ini Alor bae-bae. Untrib dan Pemda harus bekerja bersama. Kita perkuat Untrib cetak SDM yang unggul. Nah SDM itu Pemda lu pakai urus ini Alor su. Begitu dolo. Kalau begitu, beta yakin ke depan Alor jadi kabupaten unggul nomor satu dari 22 kabupaten/kota di NTT. Ko Alor ada potensi semua na,” tutup Odi sembari memuji kemajuan pendidikan Untrib di tangan Rektor Alvons F. Gorang, S.Sos.,MM. (*dm).