Kalabahi –
Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kemendikbud Ristek menggelar Kompetisi Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (KNMIPA) Tingkat Nasional Tahun 2021. Sebanyak ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia mengikuti lomba tersebut secara virtual.
Swanti Sari Dopong (21), Mahasiswa Semester II Program Studi Kimia Fakultas MIPA Universitas Tribuana (Untrib) Kalabahi, bangga bisa menjadi bagian dari 260 mahasiswa se-Indonesia yang dinyatakan lolos mewakili tingkat wilayah (NTT) ke tingkat Nasional untuk memperebutkan 25 medali yang terdiri dari 4 Medali Emas, 6 Medali Perak, 10 Peraih Medali Perunggu, dan 5 peraih honorable mention.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/07/ta-desa-alor-upah-proyek-air-sudah-bayar-tidak-ada-jual-beli-pipa-di-desa-wolwal/
“Saya bangga dan senang sekali baru semester II tapi bisa lolos mewakili Untrib ke tingkat Nasional kemarin. Meskipun saya tidak juara terima medali tapi ini pengalaman yang sangat berharga buat saya,” kata Swanti kepada wartawan, Rabu (11/8/2021) di Kalabahi.
“Wakil Kimia dari NTT yang lolos ke tingkat Nasional itu saya dari Untrib dan saudara Raimundus Miliano Putra Rh dari Universitas Nusa Cendana Kupang,” lanjut perempuan kelahiran Kalabahi, 21 Maret tahun 2000 itu. “Saya senang sekali,” tambah dia.
KNMIPA digelar Puspresnas pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli tahun 2021 secara daring di seluruh Indonesia. Kompetisi yang paling bergengsi setiap tahunan itu diikuti seluruh Fakultas MIPA Matematika, Biologi, Fisika dan Kimia di seluruh Indonesia.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/06/kadin-alor-dan-psmti-donasi-alat-swab-test-antigen-ke-pemkab-alor/
Swanti mengatakan, awalnya ia mengetahui kegiatan lomba tersebut melalui brosur yang dipajang di Prodi Kimia dan Fakultasnya, MIPA Untrib.
Dia kemudian penasaran ingin mengikuti lomba tersebut karena persyaratannya peserta lomba bisa dari semester II, semester IV dan VI. Masing-masing perwakilan semester terdiri dari 3 orang sehingga total peserta yang mendaftar mewakili Prodinya berjumlah 9 orang. Peserta yang mendaftar ada pula dari Prodi Matematika.
Setelah mempelajari brosur, Swanti kemudian bulatkan tekadnya untuk mendaftar mengikuti lomba ke tingkat Fakultas karena berniat hanya ingin mencari pengaman lomba saja.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/06/catut-namanya-penyebab-kerusakan-jalan-provinsi-staf-pupr-alor-desak-kontraktor-pt-karya-baru-calisa-minta-maaf/
Anak dari pasangan kekasih Martinus Dopong (51) dan Jublina Ati Obisuru (53) tersebut lalu dibantu oleh pegawai di kampus mendaftar dirinya melalui link aplikasi yang dikirim Panitia KNMIPA dari Jakarta.
Usai mendaftar, Swanti kemudian mempersiapkan diri belajar soal-soal untuk mengikuti lomba bersaing dengan 9 rekannya agar bisa lolos ke tingkat Universitas. Ujian dilakukan secara tatap muka di ruangan aula Untrib. Ujian digabungkan dengan peserta dari Prodi Matematika dan diawasi langsung oleh dosen MIPA Untrib. Soal ujian ada 50 nomor, semuanya pilihan ganda.
Hasil ujian, Swanti dan lima rekannya wakil Kimia dinyatakan lolos ke tahap tingkat wilayah LLDIKTI XV. Kelima orang yang lulus tersebut antara lain; Debora Lobang (semester VI), Diana Oktovina Tung Lily (semester IV), Lodia Pibo (semester II), Naema Susanti Sing (VI), Swanti Sari Dopong (semester II).
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/06/proyek-pipa-swakelola-air-bersih-di-desa-wolwal-alor-diduga-bermasalah/
Sementara peserta dari Prodi Matematika Untrib yang dinyatakan lolos antara lain: Isdarmayanti (semester II), Jumriati Kasim (semester VI), Putri Torsiance Budimo (semester IV), Reni Dian Mose (semester VI), Yuliana Adriyanti Mowata (semester II).
Swanti dan rekan-rekannya lalu mempersiapkan diri mengikuti lomba di tingkat wilayah. Pesertanya dari Fakultas MIPA Prodi Kimia, Biologi, Fisika dan Matematika dari berbagai kampus di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tergabung dalam Kopertis Wilayah XV.
Persiapan yang dilakukan Swanti adalah belajar membedah soal-soal lomba tahun-tahun sebelumnya yang diberikan oleh dosennya. Materi lomba yang dia pelajari seputar materi empat bidang yaitu: Kimia Organik, Kimia Anorganik, Kimia Fisika dan Kimia Analitik. Soal-soal materi tersebut dikirim oleh dosen melalui pesan WhatsApp.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/05/kadis-pupr-alor-perintah-perbaikan-proyek-jalan-ruas-maiwal-buraga/
Swanti belajar dengan sungguh-sungguh dan optimis bisa lolos lomba ke tingkat wilayah mewakili kampusnya.
Materi-materi lomba yang dia pelajari dibimbing Kaprodi Kimia Untrib Ibu Rosalina Kurang dan dosen-dosennya yang membidangi bidang studi seputar lomba itu. Karena soal-soal yang dilombakan masih seputar materi empat bidang, Kimia Organik, Kimia Anorganik, Kimia Fisika dan Kimia Analitik.
“Persiapannya saya belajar soal-soal itu dapat bimbingan dari Ibu Kaprodi, ada dosen ibu Martha Karbeka dan bapak/ibu dosen Kimia lainnya. Kebetulan mereka yang punya spesifikasi bidang ilmu di situ yang kemungkinan bakal keluar dalam lomba jadi saya belajar dari mereka,” katanya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/05/proyek-jalan-kabupaten-alor-ruas-maiwal-buraga-diduga-dikerjakan-tidak-bermutu/
“Soal-soal yang saya dapat itu dikirim oleh dosen secara daring melalui aplikasi. Kirim lewat WA. Karena pandemi jadi kirim saja lewat aplikasi. Saya buka, copy ke laptop baru belajar. Kalau kurang mengerti ya saya belajar (cari referensi) dari YouTube dan Google. Kalau benar-benar kurang mengerti baru saya kembali tanya ke dosen, ini jawabannya bagaimana? Lalu dikasitahu, oh begini begitu,” ungkapnya.
Setelah mempersiapkan materi soal-soalnya, Swanti dan rekan-rekannya lalu mengikuti technical meeting (TM) sesuai arahan Panitia KNMIPA tingkat pusat. TM dilakukan secara virtual yang langsung dipantau atau diarahkan panitia melalui aplikasi zoom dari kamera hanpdhonenya.
TM, hal-hal yang dipersiapkan antara lain, posisi ruangan, posisi kursi dan meja, posisi laptop berada, posisi kertas, bolpoin dan posisi kamera hanpdhone, juga pulsa paket data yang harus sesuai kuota yang diminta yakni 1 jam 1 GB. Swanti mempersiapkan paket datanya lebih dari 1 GB.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/05/pulangkan-jenazah-dari-kupang-ke-alor-istri-alm-imanuel-ouw-sampaikan-terima-kasih-pada-gubernur-ntt/
Kemudian, semua posisi alat peraga ujian diatur sesuai dengan permintaan panitia di tingkat pusat. Pesertanya pun berada di masing-masing ruangan sehingga sulit bertanya ke rekan mahasiswa atau dosen maupun tidak ada peluang untuk nyontek.
“TMnya langsung dengan Panitia dari Kementerian. Kami zoom di kampus. Dalam TM itu kalau misalnya fasilitas apa yang kami belum punya, kami minta dosen untuk bantu siapkan. Saya waktu itu kebetulan tidak ada Laptop jadi minta tolong dosen siapkan. Untuk ruangan dan semuanya diatur mengikuti petunjuk Panitia. Jadi di situ tidak ada peluang mau nyontek karena kita sendiri saja di ruangan,” ungkapnya.
Seusai TM, Swanti pulang ke rumah dan terus belajar membedah soal-soal yang diberikan dosennya dan terus mencari sumber-sumber referensi soal dari internet. “Setelah itu besoknya saya berdoa baru masuk lomba tingkat wilayah. Kan baru pertama jadi gugup sekali. Lomba juga sistimnya bukan kelompok tapi perseorangan. Saya bersyukur semuanya bisa jalan lancar,” ungkapnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/04/tentang-proyek-jalan-provinsi-di-alor-gabriel-binna-jangan-sampai-pinjaman-belum-selesai-barang-sudah-rusak/
“Pengumuman lomba itu saya terkejut karena waktu itu jam 8 pagi kami sedang kuliah online jadi diberitahu oleh dosen Pak Loth Botahala bahwa saya sendiri yang mewakili Untrib lolos ke tingkat Nasional. Kalau teman-teman lain tidak lolos. Dari Matematika juga tidak ada yang lolos ke tingkat Nasional. Saya terkejut dan sempat tidak percaya juga nama saya bisa lolos ke tingkat Nasional padahal saya baru semester II,” ujarnya, bangga.
Swanti mengisahkan bahwa, soal-soal yang ia pelajari tersebut ketika ujian di tingkat wilayah, ada sebagian soal yang keluar di materi lomba. Sementara materi yang lain tidak keluar sama sekali dalam lomba. Tingkat kesulitannya pun lebih besar bila dibanding soal-soal lomba di tingkat Universitas.
Selain itu, Alumnus SMP Negeri 1 Kalabahi itu pun mengaku soal-soal yang keluar dalam lomba tingkat wilayah tersebut belum sempat ia pelajari di bangku kuliah karena ia baru semester II. Kata Swanti, soal lomba di tingkat wilayah tersebut ia mampu kerjakan karena soal semuanya pilihan ganda sebanyak 100 nomor.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/03/alor-status-ppkm-level-3-bupati-keluarkan-instruksi/
“Soal lomba di wilayah itu ada sebagian yang saya mengerti, ada yang belajar juga keluar. Jadi rumus-rumusnya tidak beda jauh dari yang saya belajar. Soal yang keluar mirip-mirip itu sekitar 20%, hanya tingkat kesulitannya lebih besar karena ada soal lain yang saya tidak mengerti terus saya baru semester II tapi saya kerja saja dengan penuh keyakinan. Kebetulan soalnya pilihan ganda ada 100 nomor jadi saya bisa kerjakan isi semua terus submit, kirim,” terang Alumnus SMA Negeri 1 Kalabahi itu.
“Saya senang dan bersyukur sekali bisa lolos tingkat Nasional mewakili kampus Untrib Kalabahi. Ini suatu kebanggaan buat saya dalam hidup,” sambung alumnus SD GMIT 007 Kabola itu.
Begitu dinyatakan lolos ke tingkat Nasional, Swanti kembali mendaftarkan dirinya melalui link yang dikirim oleh Panitia untuk mengikuti lomba di tingkat Nasional. Pendaftaran tersebut untuk mengambil passport dan NIM agar bisa masuk ke link yang tersedia mengikuti ujian tingkat Nasional.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/03/pupr-ntt-dipastikan-periksa-fisik-proyek-jalan-provinsi-di-alor-yang-bermasalah/
Setelah daftar, Swanti dijadwalkan kembali mengikuti TM yang juga dipantau langsung oleh panitia KNMIPA dari Jakarta melalui virtual. Ia kembali persiapan diri belajar soal-soal sambil berkonsultasi dengan dosen-dosennya untuk mengikuti lomba di tingkat Nasional. Sebab lomba tingkat Nasional ini soal seluruhnya esay.
“Saya konsultasi dengan dosen, bahas soal-soal. Saya juga belajar bagaimana sistem lomba di tingkat Nasional karena lomba di tingkat Nasional itu soalnya esay ada 7 nomor per bidang. Ada empat bidang yang dilombakan jadi total ada 28 nomor. Semuanya esay,” ujarnya.
“Tanggal 28 dan 29 Juli kami lomba. Hari pertama dua bidang, hari kedua dua bidang lagi yang dilombakan. Jadi saat lomba itu kita kerja di kertas. Kalau sudah selesai kita foto atau scan, ubah ke PDF ganti nama filenya sesuai anjuran Panitia terus kita upload melalui aplikasi, kita kirim. Begitu seterusnya semua nomor kita buat begitu,” lanjut Swanti.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/07/27/baru-dikerjakan-jalan-provinsi-di-wolwal-alor-mulai-rusak/
Swanti mengatakan, ia cukup sulit mengerjakan soal-soal esay, sebab ada beberapa soal yang ia sempat tidak mengerjakannya karena selain sulit, waktu ujian yang diberikan panitia juga sangat mepet. Kata dia, waktu ujian yang diberikan hanya 1 jam 10 menit.
“Memang ada beberapa soal saya tidak isi karena benar-benar saya tidak mengerti. Terus waktu yang diberikan juga terlalu mepet, hanya 1 jam 10 menit dari 28 soal yang harus kita isi. Saya kehabisan waktu di foto scan, ubah ke PDF dan upload. Itu situasi yang benar-benar menegangkan karena saya takut terlambat waktu,” katanya.
Setelah semua soal esay selesai dikerjakan dan diupload, Swanti tak lupa berdoa di kelas mengucap syukur karena Tuhan izinkan ia bisa lolos di tahap Nasional ini. Ia lalu pasrah akan hasil yang diumumkan panitia nanti. Sebab juara peraih medali bukanlah impian buat Swanti di masa lomba sekarang.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/07/30/kontraktor-sebut-jalan-provinsi-ntt-di-wolwal-patah-tertendes-ban-truk/
“Saya pasrah saja. Saya tahu kalau saya tidak mungkin raih medali. Tapi yang buat saya bersyukur itu karena bisa berjuang sampai ke tingkat Nasional. Ini sesuatu yang membanggakan buat saya dan keluarga, kampus dan juga Alor,” ucapnya terharu.
Tepat pada tanggal 30 Juli 2021 pukul 20.00 WITA, Panitia mengumumkan juara KNMIPA Tahun 2021 melalui virtual. Sebanyak 260 finalis dari berbagai perguruan tinggi se-Indonesia cemas-cemas menanti pengumuman panitia.
Hasilnya, Swanti yang ayahnya hari-hari berprofesi sebagai Tukang Kayu itu dan rekannya wakil Kimia dari Provinsi NTT Raimundus Miliano Putra Rh dari Universitas Nusa Cendana Kupang tidak diumumkan namanya sebagai penerima medali dalam kompetisi lomba KNMIPA tahun 2021 ini.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/07/30/aktivis-alor-proyek-jalan-provinsi-ntt-kerja-tidak-benar-kontraktor-jangan-cari-kambing-hitam/
Kendati tidak berhasil meraih medali, Swanti tetap bersyukur dan kembali optimis bahwa ia akan mempersiapkan diri secara penuh, tampil terbaik lagi dalam mengikuti kompetisi yang sama di tahun-tahun mendatang.
Selamat ya buat Swanti dan Raimundus, kalian sudah mengharumkan nama NTT di tingkat Nasional.
Hadiah
Swanti mengatakan ia menerima hadiah penghargaan berupa Sertifikat dari Panitia KNMIPA Tahun 2021. Sertifikat itu diberikan sebanyak dua lembar yakni satu Sertifikat diberikan atas partisipasinya lolos ke tingkat Nasional, satunya sebagai peserta yang lolos ke tingkat wilayah.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/02/pendaftaran-mahasiswa-baru-untrib-diperpanjang-hingga-20-agustus-2021-ayo-daftar/
“Hadiah, kita dikasih sertifikat. Saya dapat dua sertifikat. Kalau uang tidak, karena itu mungkin khusus bagi yang peraih medali saja,” ungkap pemilik IPK 3,80 itu.
“Saya dapat dukungan dari Universitas berupa uang tunai sebesar Rp 800 ribu lebih buat uang pulsa, transport, makan dan uang saku,” tutur Swanti.
Ditanya kesediannya jika diundang Bupati Alor Drs. Amon Djobo makan bersama sebagai bentuk penghargaan karena sudah mengharumkan nama Alor di tingkat Nasional, sekaligus sudah mendukung visi Alor Pintar, Swanti hanya tersenyum simpul. Ia katakan sudah sering melihat Bupati Alor hanya belum pernah duduk berbicara dengannya.
“Kalau diundang ya saya pasti hadir ketemu Bapak Bupati. Saya memang sudah lama lihat Bapak tapi belum pernah duduk bacerita dengan Bapak (Bupati Alor),” kata Swanti tertawa sambil menutup wawancara tribuanapos.net.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/02/antar-pasien-nakes-di-maliang-pantar-diserang-otd-kaca-ambulance-pecah-ada-bercak-darah/
Kimia Untrib sudah Sering Utus Mahasiswa Ikut Lomba KNMIPA
Kaprodi Kimia Fakultas MIPA Untrib Kalabahi, Rosalina Kurang mengatakan pihanya sudah beberapa kali mengirimkan wakil mahasiswa Kimia untuk mengikuti lomba KNMIPA sejak tahun 2018. Waktu itu peserta yang mengikuti lomba adalah semester IV sebanyak 4 orang namun mereka hanya lolos sampai ke tingkat wilayah.
Kemudian datang tahun 2019, peserta yang diutus mengikuti lomba sebanyak dua orang, utusan dari semester IV. Keduanya lolos ke tingkat wilayah dan satunya lolos ke tingkat Nasional.
“Lomba di tahun 2018 dan 2019 itu lokasinya di Denpasar di wilayah Kopertis VIII. Kebetulan belum pandemi jadi lombanya tatap muka di sana. Nah, tahun 2018 pesertanya hanya lolos sampai di tingkat wilayah,” kata Rosa.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/02/kronologi-kasus-penyerangan-nakes-maliang-pantar-oleh-otd-pelaku-belum-ditangkap/
“Kalau 2019 itu kita kirim dua orang yang lolos ke tingkat wilayah. Namanya Noni Tarmo dan Kurnia Adang. Noni dia hanya lolos sampai di tingkat wilayah, sementara Kurnia yang lolos mewakili LLDIKTI VIII lanjut ke tingkat Nasional. Hanya belum juara peraih medali emas itu belum. Puji Tuhan kita bisa lolos ke tahap Nasional,” ujarnya.
Sementara di tahun 2020, Rosa mengatakan, pihaknya tidak mengirimkan peserta ikut lomba karena terkendala pandemi Covid-19 yang mulai merebak di tanah air sehingga itu membuat aktivitas kampus mulai belajar dari rumah.
Rosa bangga di tahun 2021 ini wakil Kimia Untrib yang lolos ke tingkat wilayah sebanyak 5 orang dari 9 orang yang mengikuti seleksi di tingkat Fakultas. Dari kelima peserta tersebut, Swanti Sari Dopong berhasil lolos mewakili Kopertis XV (NTT) ke tingkat Nasional.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/02/dprd-alor-minta-polisi-tangkap-pelaku-penyerangan-nakes-di-maliang/
“Swanti Sari Dopong ini dia baru semester II tapi dia yang lolos mengikuti kompetisi tingkat Nasional. Dia dengan wakil Kimia dari PTN Undana lolos ke tingkat Nasional. Ini suatu kebanggaan buat kami di Untrib,” ujarnya.
Rosa kembali bangga walaupun Swanti tidak lolos meraih medali emas di tahun ini namun ia mengucap syukur karena anak didiknya itu sudah berhasil mengharumkan nama Untrib, Alor dan NTT di tingkat Nasional.
Kaprodi Rosa juga memastikan bahwa dia akan membimbing Swanti dan rekan-rekannya untuk lebih giat belajar mempersiapkan diri secara baik guna mengikuti kompetisi yang sama di tahun depan. Rosa yakin, suatu saat nanti mahasiswanya akan membawa pulang medali untuk Alor.
Selain itu, Kaprodi Rosa juga mengajak calon mahasiswa baru untuk tidak ragu-ragu mendaftar di Program Studi Kimia Untrib. Sebab Prodi Kimia saat ini sudah berkembang pesat ke arah mutu dan memiliki masa depan yang baik ketika lulus nanti.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/02/antar-pasien-nakes-di-maliang-pantar-diserang-otd-kaca-ambulance-pecah-ada-bercak-darah/
Dikti Apresiasi Semangat Juang Peserta KNMIPA 2021
Dirjen Dikti Prof. Nizam pada penutupan KNMIPA 2021 yang digelar secara daring, pada Jumat (30/7/2021) mengapresiasi semangat juang peserta KNMIPA tahun 2021. Ia mengatakan, para peserta yang mengikuti lomba KNMIPA semuanya adalah juara, meskipun ada yang tidak berhasil membawa pulang medali.
“Saya mengapresiasi semangat juang yang adik-adik tunjukkan lewat proses KNMIPA yang panjang sekali. Anda sekalian adalah juara, yang telah dibuktikan dengan kerja keras, tekad dan semangat juang untuk terus berprestasi dan maju,” tutur Dirjen Dikti Prof. Nizam, dikutip Kompas.com.
“Peran adik-adik yang mendalami ilmu-ilmu dasar MIPA menjadi sangat strategis dan penting,” tambah Prof. Nizam.
Pada kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Pusat Prestasi Nasional, Asep Sukmayadi menyampaikan KNMIPA 2021 menandai dua tahun digelaranya kompetisi secara daring sebagai bentuk adaptasi kebiasaan, terus berprestasi walaupun kondisi pandemi belum usai.
“Ini adalah tanda yang paling nyata dari para mahasiswa yang terus berkomitmen belajar, menolak menyerah, dan terus berprestasi dari rumah. Selamat dan sukses kepada para pemenang. Bagi yang belum berkesempatan meraih juara, agar tidak berkecil hati. Ini adalah kesempatan yang baik sebagai bekal untuk terus berprestasi di masa depan,” tuturnya. (*dm).