Kalabahi –
Proyek pembangunan jalan Kabupaten Alor, Provinsi NTT ruas Maiwal-Buraga di Kecamatan Alor Barat Daya (ABAD) Selatan diduga dikerjakan tidak bermutu. Indikasi buruknya kualitas jalan spesifikasi rabat beton tersebut terungkap melalui investigasi aktivis senior Gerson Blegur pada Rabu (4/8/21) di wilayah itu.
Seusai investigasi, Gerson menyimpulkan bahwa proyek jalan Maiwal-Buraga dikerjakan sudah sesuai volumenya yakni spek lebar dan tebal jalan. Akan tetapi yang jadi masalah adalah kualitas material pasir dan komposisi material lainnya diduga tidak sesuai spesifikasi teknis.
“Pekerjaan jalan rabat beton ruas Maiwal-Buraga itu volume pekerjaan sudah sesuai. Hanya masalahnya adalah kualitas pekerjaan yang dipengaruhi oleh kualitas pasir dan komposisi material lainnya tidak sesuai spesifikasi teknis,” kata Gerson, Kamis (5/8/21) di Kalabahi.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/05/pulangkan-jenazah-dari-kupang-ke-alor-istri-alm-imanuel-ouw-sampaikan-terima-kasih-pada-gubernur-ntt/
Mantan Ketua Kemahnuri Kupang itu menjelaskan, idealnya konstruksi jalan rabat beton seperti itu spesifikasi teknisnya dirancang menggunakan beton K 175 dengan komposisi 1 semen : 2 pasir : 3 batu kecil. Akan tetapi yang dikerjakan diduga spesifikasinya tidak demikian.
“Pekerjaan seperti ini bahasa lasimnya disebut rabat jalan dan spesifikasi teknis menggunakan beton kualitas K 175 dengan komposisi 1 semen : 2 pasir : 3 batu pecah. Komposisi selanjutnya adalah bobot beton K 175 (60%) dan bobot batu mangga (40%),” ungkap Gerson yang cukup senior mendalami ilmu kontruksi jalan dan jembatan itu.
Ia yakin hasil investigasinya di lokasi proyek jalan kabupaten ruas Maiwal-Buraga tersebut, walaupun secara kasat mata saja namun dia berani menyimpulkan bahwa diduga komposisi penggunaan pasir lebih banyak dari batu pecah.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/04/tentang-proyek-jalan-provinsi-di-alor-gabriel-binna-jangan-sampai-pinjaman-belum-selesai-barang-sudah-rusak/
“Mungkin 1 : 7 seperti pasangan mortar. Sudah begitu kualitas pasir juga banyak debunya,” katanya.
Gerson kemudian mengkritik Anggota DPRD Alor yang belum maksimal melakukan pengawasan pada pembangunan proyek infrastruktur di Alor sesuai tugas dan fungsinya. “Mana suaranya DPRD kita,” pungkasnya sambil meminta ada kunjungan kerja Komisi terkait ke wilayah itu.
Jalan Rabat Beton Berabu
Kepala Desa Pintu Mas, Yeni Malaifani membenarkan ada pembangunan proyek jalan Rabat Beton ruas Maiwal-Buraga yang melintasi desanya. Kades mengatakan, jalan tersebut dibangun kurang lebih sepanjang 1 kilometer.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/03/alor-status-ppkm-level-3-bupati-keluarkan-instruksi/
“Iya betul ada bangun jalan rabat beton di sana. Itu dibangun baru tahun ini (2021). Ukuran panjangnya dia kurang lebih sekitar satu kilo lah. Tapi dia tidak sambung semua. Ada terputus-putus begitu. Yang bagian parah itu yang dorang (rekanan) ada kerja,” kata Yeni dihubungi di desanya.
“Pekerjanya itu kalau tidak salah Toko Lancar Bangunan yang punya mobil ada keluar masuk (kerja proyek itu),” lanjut dia.
Kades Yeni juga menduga bahwa kemungkinan jalan tersebut terindikasi dibangun tidak berkualitas sebab masyarakat yang melewati jalan itu cukup resah karena jalan berabu.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/03/pupr-ntt-dipastikan-periksa-fisik-proyek-jalan-provinsi-di-alor-yang-bermasalah/
“Setahu saya, kita yang sering gunakan jalan itu memang berabu. Mungkin ini entah kualitas pasirnya barangkali (yang buruk). Jadi jalan itu berabu. Tidak biasanya kami lewat jalan yang ada cor-cor beton (dia tidak berabu). Biasanya kan cor lain itukan habis kerja siram habis ya sudah (tidak berabu), tapi ini (Ruas Maiwal-Buraga yang melintas di desa saya) berabu,” ungkapnya.
Selain berabu, Kades Yeni mengatakan, para pengguna jalan juga sering mengeluh proyek jalan yang melintasi kampung Boimalika menuju Maibeti masih banyak pasir yang berada di badan jalan. Hal itu menyebabkan para pengguna jalan cukup gelisah melewatinya karena berpotensi mengalami kecelakaan.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/02/dprd-alor-minta-polisi-tangkap-pelaku-penyerangan-nakes-di-maliang/
“Kalau tidak salah (jalan) di bagian kampung di Boimalika menuju ke Maibeti, antara Orgen dan Pintu Mas, itu malah ada keluhan bahwa orang rasa takut jatuh (melewati jalan itu) karena abu dan masih berpasir, terputus-putus begitu,” sambung Kades.
Kades berharap pada PPK dan kontraktor untuk perbaikan kembali proyek jalan ruas Maiwal-Buraga agar asas manfaat jalan tersebut bisa digunakan masyarakatnya dalam waktu yang lama.
Sebab ia khwatir di tahun-tahun mendatang Pemkab Alor tak mungkin lagi mengalokasikan dana yang sama untuk pembangunan jalan itu, mengingat masih banyak desa lain yang membutuhkan dana pembangunan infrastruktur jalan.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/02/pendaftaran-mahasiswa-baru-untrib-diperpanjang-hingga-20-agustus-2021-ayo-daftar/
“Kalau ada mau kerja ulang ya kami cukup senang begitu. Artinya jalan inikan keluar anggaran cukup besar dan tentu kita di sana bisa menikmati sampai lama baru rusak, bukan langsung rusak begitu,” ujarnya.
“Karena pemerintah daerah bukan urus satu desa saja tapi ada sekian banyak desa yang diurus di kabupaten Alor. Kapan lagi orang perhatikan kita, begitu. Jadi kalau bisa kerja perbaiki bikin baik supaya bisa tahan lama,” pungkasnya.
Informasi yang dihimpun media ini, ruas Jalan Maiwal-Buraga tersebut diduga dikerjakan oleh Kontraktor CV Michel Muchele dengan sumber dana APBD 2020 senilai ratusan juta rupiah. Namun sampai berita ini tayang, tribuanapos.net belum bisa mengkonfirmasi kontraktor perusahaan itu. (*dm).