DPRD Alor Minta Polisi Tangkap Pelaku Penyerangan Nakes di Maliang

Ketua DPRD Alor Enny Anggrek, SH (kiri) dan Wakil Ketua DPRD Alor Sulaiman Singh, SH memimpin sidang paripurna di DPRD Alor waktu lalu.
Ketua DPRD Alor Enny Anggrek, SH (kiri) dan Wakil Ketua DPRD Alor Sulaiman Singh, SH memimpin sidang paripurna di DPRD Alor waktu lalu.

Kalabahi –

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Kabupaten Alor, NTT, menyesalkan peristiwa penyerangan Nakes secara membabi buta oleh orang tidak dikenal (OTD) di Desa Mauta Kecamatan Pantar Tengah, ketika sedang melakukan tugas pelayanan kesehatan di daerah itu.

DPRD meminta aparat kepolisian segera mengarahkan kekuatan personil Polres untuk memburu dan menangkap para pelaku penyerangan tenaga kesehatan (Nakes) di Puskesmas Maliang untuk diproses hukum.

“Kami harap pihak kepolisian dapat merespon dengan cepat untuk menangkap pelakunya,” kata Wakil Ketua DPRD Alor Sulaiman Singh kepada wartawan, Senin (2/8/21) di Kalabahi.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/02/antar-pasien-nakes-di-maliang-pantar-diserang-otd-kaca-ambulance-pecah-ada-bercak-darah/

Menurutnya, peristiwa kekerasan dan ancaman kekerasan secara fisik yang menjurus pada tindak pidana terhadap Nakes di Maliang sebagai sebuah peristiwa yang tidak terpuji dan berbahaya bagi keselamatan Nakes yang bertugas di sana.

“Ini bukan sekedar patut disayangkan tapi perlu langkah penegakkan hukum. Kepolisian harus segera turun tangan menangkap para pelakunya dan mengungkap niat, modus dan motif apa di balik peristiwa itu,” tegas Sulaiman yang juga Ketua Partai Golkar Alor.

Foto: Mobil Ambulance Puskesmas Maliang Pantar Tengah yang ditumpangi para Nakes, mengalami rusak berat akibat diserang orang tidak dikenal pada Sabtu (31/7/21) malam.
Foto: Mobil Ambulance Puskesmas Maliang Pantar Tengah yang ditumpangi para Nakes, mengalami rusak berat akibat diserang orang tidak dikenal pada Sabtu (31/7/21) malam. Nampak ada pula bercak darah di kaca Mobil.

Sulaiman menyesalkan peristiwa penyerangan Nakes di Maliang di tengah mereka sedang melakukan tugas pelayanan medis di medan yang sulit. Ia pun menyesalkan kejadian tersebut karena saat ini Nakes sangat dibutuhkan untuk penanganan pandemi Covid-19.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/02/kronologi-kasus-penyerangan-nakes-maliang-pantar-oleh-otd-pelaku-belum-ditangkap/

Sulaiman kembali meminta Kapolres Alor AKBP Agustinus Chrismas Try Suryanto untuk memburu dan menangkap para pelaku, segera.

“Ini peristiwa luar biasa karena di saat fokus kita pada penanggulangan pandemi Covid-19 dan saat di mana sangat dibutuhkan kehadiran tenaga Nakes, malah ada yang mencoba membahayakan keselamatan para Nakes. Kami harap kepolisian respon cepat menangkap pelakunya,” tegasnya.

IMP2 Desak Polisi Tangkap Pelaku

Selain DPRD, desakan penangkapan pelaku pengeroyokan Nakes Maliang juga datang dari Ikatan Mahasiswa Pulau Pantar (IMP2).

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/02/pendaftaran-mahasiswa-baru-untrib-diperpanjang-hingga-20-agustus-2021-ayo-daftar/

Ketua IMP2 Habibi Maley meminta kepolisian secepat-cepatnya menangkap pelaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatan hukumnya.

“IMP2 turut prihatin Nakes Maliang yang dikeroyok beberapa orang di Desa Mauta. Kami mendesak Kapolres Alor segera tangkap pelakunya,” tegas Habibi dalam rilis pers yang diterima wartawan siang tadi.

Polisi Tetapkan Tersangka

Empat korban Nakes Puskesmas Maliang merilis video keterangan kronologi kejadian penyerangan oleh orang tidak dikenal, Sabtu (31/7/21).
Empat korban Nakes Puskesmas Maliang merilis video keterangan kronologi kejadian penyerangan oleh orang tidak dikenal pada Sabtu (31/7/21). Sejauh ini Pelaku belum ditangkap Polisi.

Kapolres Alor AKBP Agustinus Chrismas Try Suryanto mengatakan pihaknya sudah mendapat laporan pengaduan tindak pidana pengrusakan fasilitas kesehatan (Ambulance) dari Nakes di Maliang.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/07/30/kontraktor-sebut-jalan-provinsi-ntt-di-wolwal-patah-tertendes-ban-truk/

Kapolres menyebutkan bahwa Polisi sudah melakukan identifikasi dan mengantongi identitas para pelaku.

Kapolres menyatakan kasus itu, para pelaku juga sudah ditetapkan sebagai tersangka setelah penyedik mengantongi dua alat bukti yang cukup termasuk dari hasil pemeriksaan keterangan saksi korban dan alat bukti kerusakan ambulance.

Mantan Kasubdi II Intelkam Polda Maluku itu sudah berangkat ke Pulau Pantar guna berkoordinasi dengan tokoh masyarakat meminta para pelaku segera menyerahkan diri secara baik-baik ke kantor Polisi terdekat guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/07/30/aktivis-alor-proyek-jalan-provinsi-ntt-kerja-tidak-benar-kontraktor-jangan-cari-kambing-hitam/

“Kami laksanakan pendekatan kepada para tokoh Desa Mauta agar bisa imbau TSK untuk serahkan diri,” katanya sembari mengatakan dalam perjalanan ke Pulau Pantar.

“Serahkan diri supaya tidak timbulkan ancaman bagi yang lain karena dengan sikap perilaku yang bersangkutan rusak Ambulance, banyak yang marah. Karena Ambulance itu sangat dibutuhkan untuk bantuan kesehatan terutama di daerah-daerah terpencil,” tutup Kapolres.

Diberitakan, sejumlah tenaga kesehatan atau Nakes di Puskesmas Maliang Kecamatan Pantar Tengah Kabupaten Alor, Provinsi NTT, diserang orang tidak dikenal (OTD). Mereka diserang ketika melakukan tugas dalam perjalanan mengantar pasien di daerah itu. Kaca Ambulance juga dilaporkan pecah, tertempel bercak-bercak darah.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/07/27/baru-dikerjakan-jalan-provinsi-di-wolwal-alor-mulai-rusak/

Kejadian tersebut terjadi pada hari Sabtu (31/7/21) sekitar pukul 18.00 WITA ketika petugas medis mengantar seorang pasien yang sudah sembuh setelah perawatan medis, menuju kampungnya di Puntaru Desa Tude, Pantar Tengah.

“Kita baru pulang antar pasien inpartu dari Puskesmas ke wilayah Puntaru. Nah, sewaktu kita pulang, kita melewati jalan setapak. Waktu itu sekitar jam 6, hari sudah gelap. Di situ kita melihat ada motor sudah menghalangi kita di tengah (palang badan jalan). Di situ juga kita melihat ada 5 orang dalam keadaan mabuk semua. Kalau saya tidak salah itu mereka lima itu orang Mauta. Di situ kita di palang,” kata seorang Nakes, dalam videonya yang diterima wartawan dari sumber di Pantar Tengah.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/07/26/proyek-jalan-desa-wolwal-tengah-alor-diduga-bermasalah-kontraktor-kabur/

“Kemudian, mereka menuju jendela depan (ambulance, tempat duduk saya). Jendela masih terbuka sedikit itu tangan mereka sempat (sorong) masuk, lihat saya di dalam kemudian ditarik lah jendela itu sampai pecah (kacanya),” katanya.

Lima terduga pelaku tersebut kemudian memukul dan melempar Mobil Ambulance. Lalu, datang seorang pemuda yang bernama Bule menelarai para pelaku. Tangan Bule itupun terkena pecahan kaca, luka dan berdarah. Sisa bercak darahnya pun masih tertempel di kaca Ambulance.

“Kalau darah (di pintu ambulance) ini, mungkin darahnya kakak Bule itu karena kakak Bule itu membantu saya. Kalau misalkan tidak ada kakak Bule itu mungkin saya sudah diseret keluar, dibawa mereka. Kakak Bule yang tahan ini semua makanya darah kakak Bule ini yang ada di pintu ambulance,” ungkapnya kesal.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/07/25/berikut-nama-pemenang-undian-panen-hadiah-simpedes-bri-kalabahi-periode-2021/

Para Nakes tersebut berhasil tertolong oleh Bule dan melanjutkan perjalanan menuju kantor Polpol Maliang wilayah hukum Polsek Pantar Barat untuk dibuatkan laporan polisi.

“Kita langsung ke kantor Polisi untuk membuat laporan lebih lanjut,” ungkap Nakes itu di damping rekan-rekannya dalam videonya itu.

Tonton video kesaksian Nakes Maliang saat diserang OTD di Desa Mauta:

(*dm).