Kalabahi –
Sejumlah tenaga kesehatan atau Nakes di Puskesmas Maliang Kecamatan Pantar Tengah Kabupaten Alor, Provinsi NTT, diserang orang tidak dikenal (OTD). Mereka diserang ketika melakukan tugas dalam perjalanan mengantar pasien di daerah itu. Kaca Ambulance pecah, tertempel bercak-bercak darah.
Kejadian tersebut terjadi pada hari Sabtu (31/7/21) sekitar pukul 18.00 WITA ketika petugas medis mengantar seorang pasien yang sudah sembuh setelah perawatan medis, menuju kampungnya di Puntaru Desa Tude, Pantar Tengah.
Berikut kronologi kejadian penyerangan yang diceritakan seorang korban (Nakes) dalam viodeonya yang diterima wartawan dari seorang sumber di Pantar Tengah.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/02/antar-pasien-nakes-di-maliang-pantar-diserang-otd-kaca-ambulance-pecah-ada-bercak-darah/
Kronologi
Untuk kronologinya begini. Kita baru pulang antar pasien inpartu dari Puskesmas ke wilayah Puntaru. Nah, sewaktu kita pulang, kita melewati jalan setapak. Waktu itu sekitar jam 6, hari sudah gelap. Di situ kita melihat ada motor sudah menghalangi kita di tengah (badan jalan). Di situ juga kita melihat ada 5 orang dalam keadaan mabuk semua. Kalau saya tidak salah mereka lima itu orang Mauta. Di situ kita di palang.
Kemudian k Udin (sopir) yang bawa Ambulance ini mungkin dia merasa sudah tidak enak, sudah ada feeling tidak enak, jadi k Udin ini sebelum turun, k Udin sudah naikan kaca oto untuk melindungi saya. Jadi dinaikanlah kaca mobil Ambulance ini hampir setengah mungkin celahnya hanya tinggal segini (5 cm).
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/02/pendaftaran-mahasiswa-baru-untrib-diperpanjang-hingga-20-agustus-2021-ayo-daftar/
Kemudian, k Udin turun dan dia dirangkul oleh dua orang (terduga pelaku). K Udin di tengah, pelaku ada di kiri kanan k Udin. Saya rasa k Udin ini ditodong pisau karena saya melihat mereka ini terlalu dekat, terlalu rapat sama k Udin.
Kemudian, muncul kakak Mawar (Nakes yang duduk di belakang Ambulance), kakak Mawar dia (membuka jendela Mobil) keluar dari jendela dan teriak, bilang begini: ini kamu (punya) tanta. Tapi mungkin mereka tidak sadar juga, mereka pun tidak mendengar apa yang k Mawar bilang.
Akhirnya mereka ini datanglah menuju Ambulance. Mereka sempat melihat saya dari jendela. Kemudian ada satu pelaku dia sorong tangan masuk ke dalam. Mereka sempat megang mereka berdua (Nakes yang duduk di belakang ambulance). Mereka megang kaki atau tangan, pokoknya mereka (terduga pelaku) sempat megang mereka (rekan Nakes) berdua. K Mawar mungkin untuk perlindungan diri jadi mereka pukul pakai sendal.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/07/30/aktivis-alor-proyek-jalan-provinsi-ntt-kerja-tidak-benar-kontraktor-jangan-cari-kambing-hitam/
Kemudian, mereka (terduga pelaku) menuju jendela depan (tempat duduk saya). Jendela masih terbuka sedikit itu tangan mereka sempat (sorong) masuk, lihat saya di dalam kemudian ditarik lah jendela itu sampai pecah (kacanya).
Kemudian kaca spion ini mereka tumbuk, mereka pukul. Kemudian waktu saya duduk di sini (depan) ada yang pukul kaca ini coba ingin masuk, cuma dihalang oleh kakak Bule, orang Air Mama. Kebetulan (Bule) ada juga di tempat jadi Kaka Bule coba menghalangi agar yang pemecah kaca ini tidak masuk ke dalam ambulance.
Dia dihalangi oleh kakak Bule ini. Dan yang memecahkan kaca ini juga mencoba mengambil handphone saya. Mungkin dia mengira saya ini ada merekam sesuatu atau apa, padahal di situ saya mencoba menelpon kader yang kebetulan kita tu tidak jauh dari Puntaru jadi kita tu menelpon kader Puntaru (ingin minta bantuan).
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/07/30/kontraktor-sebut-jalan-provinsi-ntt-di-wolwal-patah-tertendes-ban-truk/
Kita waktu dia mencoba masuk tapi dihalang oleh kakak Bule, kemudian kakak Bule ini coba ikut masuk ke dalam ambulance. Nah, setelah itu mereka baru geser motor itu mundur, akhirnya ambulance ini bisa jalan, kemudian kami pergi ke Mauta.
Kemudian, pada waktu saat kaca (Ambulance) ini dipecahkan, saya dengar, nah ambulance ini pintu belakangnya tidak bisa dikunci. Nah, saya dengar mereka pukul pintu belakang ambulance dengan kayu begitu kuat. Kemudian mereka juga ada yang melemparkan pakai batu dan ada juga kerikil yang ada di situ.
Kalau darah (di pintu ambulance) ini, mungkin darahnya kakak Bule itu karena kakak Bule itu membantu saya. Kalau misalkan tidak ada kakak Bule itu mungkin saya sudah diseret keluar, dibawa mereka. Kakak Bule yang tahan ini semua makanya darah kakak Bule ini yang ada di pintu ambulance.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/07/29/isi-panduan-lengkap-doa-puasa-gmit-untuk-indonesia-bebas-covid-19/
Pada saat motor ini digeser, kita langsung pergi tancab gas pergi mencari jaringan internet, kita coba cari bantuan, hubungi teman-teman. Kita langsung mengarah ke Desa Mauta. Di situ kita minta tolong sama RT setempat dan masyarakat karena kebetulan pelaku ini orang Mauta.
Setelah koordinasi dengan orang Mauta, kita langsung ke kantor Polisi untuk membuat laporan lebih lanjut, begitu.
Benar Ada Penyerangan Nakes
Camat Pantar Tengah Manoak Boling Sau, membenarkan kejadian penyerangan Nakes di Puskesmas Maliang dalam tugas pelayanan kesehatan. Menurutnya sejauh ini tidak ada korban manusia, namun yang ada hanya pengrusakan sebuah mobil Ambulance yang ditumpangi para Nakes.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/07/29/gmit-serukan-jemaatnya-doa-puasa-untuk-indonesia-bebas-covid-19/
“Iya benar, hanya tidak ada kasus pemukulan di sini. Yang ada itu hanya pengurusan mobil Ambulance,” kata Manoak dihubungi Senin (2/8/21) siang.
Tentang adanya bercak darah yang menempel pada pintu mobil Ambulance, Manoak mengatakan itu gambar bercak darah yang diduga berasal dari tangan terduga pelaku yang merusak kaca mobil Ambulance.
“Gambar yang berdarah itu posisi kaca pecah, mereka (terduga pelaku) paksa sorong tangan masuk itu yang kena tangannya. Jadi darah (di mobil ambulance) itu dari tangan pelaku, bukan dari korban,” ungkapnya.
“Pelaku masih sementara dalam pencarian Polisi. Kami lagi komunikasi dengan pihak keluarga supaya pelaku serahkan diri. Kalau takut ke Polisi ya nanti serahkan diri datang ke saya baru sama-sama kita turun di Polisi. Memang informasi masih ada dua versi jadi nanti setelah ada pemeriksaan baru bisa tahu. Tapi kasus itu murni pengrusakan ambulance. Kita belum tahu motifnya. Mungkin karena mabuk saja,” ungkapnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/07/28/kades-akui-kontraktor-catut-nama-bupati-alor-ikut-tender-proyek-jalan-desa-wolwal-tengah/
Pelayanan Kesehatan Terganggu
Camat Manoak menjelaskan, situasi pelayanan kesehatan di Pantar Tengah mengalami gangguan pasca serangan itu. Sebab, korban dan sejumlah Nakes masih trauma dengan kejadian tersebut sehingga belum fokus melakukan tugas-tugas pelayanan kesehatan.
Menurut rencana, lanjut Manoak, para Nakes yang berada di wilayah Mauta akan dievakuasi ke Puskesmas Maliang guna mencegah kejadian yang tidak diingkan, sebab pelaku hingga saat ini belum satupun yang ditangkap Polisi.
“Memang belum ada korban manusia belum ada tetapi untuk antisipasi mulai besok itu untuk sementara seluruh Nakes yang ada di Mauta itu kita tarik semua ke Maliang dulu, walaupun hanya 5 orang Nakes di Maliang yang ada di kejadian itu. Jadi untuk pelayanan kesehatan semua di Mauta itu seluruhnya kita alihkan ke Puskesmas Maliang,” ujarnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/07/27/pmd-alor-umumkan-17-kades-terpilih-di-pilkades-serentak-2021-berikut-nama-dan-jadwal-pelantikannya/
Ditanya perlindungan korban di Puskesmas Maliang, Camat Manoak mengatakan: “Di Puskesmas belum ada pengamanan Polisi. Di situ dekat kantor camat jadi amanlah,” pungkasnya.
Camat juga sudah melaporkan masalah tersebut kepada Bupati Alor Amon Djobo melalui Asisten I Ferdy I. Lahal. Sejauh ini belum ada opsi mengevakuasi para korban ke RSUD Kalabahi untuk mendapatkan perawatan pemulihan sikologi pasca serangan yang mencekam itu.
Pelaku Ditetapkan Tersangka, Diminta Serahkan Diri
Kapolres Alor AKBP Agustinus Chrismas Try Suryanto mengatakan pihaknya sudah mendapat laporan pengaduan tindak pidana pengrusakan fasilitas kesehatan (Ambulance) dari Nakes di Maliang. Kapolres menyebutkan bahwa Polisi sudah melakukan identifikasi dan mengantongi identitas para pelaku.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/07/27/pmd-alor-rencana-mediasi-penyelesaian-proyek-bermasalah-di-desa-wolwal-tengah/
Kapolres menyatakan kasus itu, para pelaku juga sudah ditetapkan sebagai tersangka setelah penyidik mengantongi dua alat bukti yang cukup termasuk dari hasil pemeriksaan keterangan saksi korban dan alat bukti kerusakan ambulance.
Mantan Kasubdi II Intelkam Polda Maluku itu sudah berangkat ke Pulau Pantar berkoordinasi dengan tokoh masyarakat Desa Mauta, meminta para pelaku segera menyerahkan diri secara baik-baik ke kantor Polisi terdekat guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
“Kami laksanakan pendekatan kepada para tokoh Desa Mauta agar bisa imbau TSK untuk serahkan diri,” katanya.
“Serahkan diri supaya tidak timbulkan ancaman bagi yang lain karena dengan sikap perilaku yang bersangkutan rusak ambulance, banyak yang marah. Karena Ambulance itu sangat dibutuhkan untuk bantuan kesehatan terutama di daerah-daerah terpencil,” tutup Kapolres. (*dm).