Kalabahi –
Tenaga Ahli (TA) Desa Kabupaten Alor Machris Mau, membantah keluhan warga dan BPD Desa Wolwal Kecamatan Alor Barat Daya (ABAD) soal proyek swakelola pengadaan air bersih di desa itu pada tahun 2021 yang diduga bermasalah.
Sebelumnya pekerja Agustinus Karkafel dan Wakil Ketua BPD Wolwal Alpensai Moulapay mengatakan, proyek swakelola perpipaan pembangunan rehabilitasi atau peningkatan sambungan air bersih ke rumah tangga dari Dana Desa TA 2020 senilai Rp. 145.654.000, diduga bermasalah.
Mereka menyoalkan pembayaran upah tukang yang belum lunas dan sisa pipa proyek air tersebut sepanjang 100 meter yang diduga diserahkan pada kontraktor dan/atau manajemen Cottage Wolwal milik Pemprov NTT.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/06/kadin-alor-dan-psmti-donasi-alat-swab-test-antigen-ke-pemkab-alor/
TA Machris mengatakan, proyek tersebut tidak ada masalah, sebab upah kerja yang disoalkan pekerja sudah lunas dibayar pada bulan Juni 2021.
Pembayaran upah pekerja, lanjut Machris, dilakukan di kantor Desa Wolwal, disaksikan Camat ABAD Yapi Hinglir, pendamping desa, aparat desa dan masyarakat.
âSoal pembayaran upah itu sudah selesai dibayar di kantor Desa. Camat dan teman pendamping desa dan semua orang juga hadir di sana, saksikan pembayaran upah itu. Jadi tidak benar kalau upah tukang belum dibayar. Nanti saya kirim foto acara pembayaran upah di kantor desa,â kata Machris kepada wartawan, Sabtu (7/8/21) di Kalabahi.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/06/catut-namanya-penyebab-kerusakan-jalan-provinsi-staf-pupr-alor-desak-kontraktor-pt-karya-baru-calisa-minta-maaf/
âJadi pekerja Agustinus dan Wakil BPD itu punya upah sudah selesai dibayarkan di hadapan Camat. Dan sudah selesai. Itu tidak ada masalah. Sama sekali tidak ada masalah. Saya sudah cek semua,â sambung dia.
Selain upah pekerja, Machris juga membantah informasi bahwa ada sisa pipa proyek swakelola air bersih yang diduga diserahkan atau dijual pada kontraktor dan/atau manajemen Cottage Wolwal milik Pemprov NTT di Wolwal.
Machris menegaskan bahwa tidak ada jual beli sisa pipa antara pemerintah desa dengan Cottage Wolwal milik Pemprov NTT.
âTidak ada jual beli pipa di sana. Saya sudah cek semua. Tidak ada itu,â tegasnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/06/proyek-pipa-swakelola-air-bersih-di-desa-wolwal-alor-diduga-bermasalah/
Machris mengakui bahwa memang benar ada sisa pipa sepanjang 120 meter yang tersisa dari pekerjaan proyek pengadaan swakelola air bersih di desa itu.
Namun, dia membantah bahwa sisa pipa tersebut diperjualbelikan oleh pemerintah desa kepada Cottage Wolwal.
Menurutnya, pipa itu diserahkan oleh pemerintah desa kepada provinsi untuk menyambung air ke lokasi wisata Cottage Wolwal dan lanjut menuju pasar desa.
Penyerahan sisa pipa tersebut dilakukan atas persetujuan pemerintah desa melalui rapat di tingkat desa.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/05/kadis-pupr-alor-perintah-perbaikan-proyek-jalan-ruas-maiwal-buraga/
Hasil rapat desa, kelebihan pipa tersebut sudah masuk asset desa sehingga bisa digunakan untuk menyambung air bersih menuju lokasi wisata Cottage Wolwal milik Pemprov NTT, lanjut ke lokaksi pasar desa.
Sebab kedua lokasi tersebut kata Machris, merupakan sarana public dan asset desa yang sangat membutuhkan air minum bersih.
âItu ada kelebihan pipa sekitar 120 meter. Nah, dari 120 meter itu desa bersepakat untuk dipakai di sana, tarik ke lokasi wisata dan lanjut turun ke pasar itu. Kebetulan pembangunan tempat wisata oleh Pemprov NTT di desa Wolwal untuk pengembangan wisata itu tidak ada jalur air turun ke situ dan ke pasar. Jadi mereka sepakat pakai sisa pipa itu tarik air di sana,â terang Machris, lagi-lagi membantah.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/05/proyek-jalan-kabupaten-alor-ruas-maiwal-buraga-diduga-dikerjakan-tidak-bermutu/
âJadi sama sekali tidak ada masalah karena air bersih itu nantinya dimanfaatkan untuk kepentingan bersama, kepentingan desa dan kepentingan umum. Kecuali dorang tarik air ke rumah pribadi kepala desa atau sekdes ya itu masalah. Ini kan masuk kepentingan umum, kepentingan desa jadi sama sekali tidak ada masalah,â lanjut dia.
Selain tidak diperjualbelikan, Machris menambahkan, sisa pipa tersebut bukan diserahkan dalam sistem pinjam pakai melainkan diserahkan saja untuk kepentingan pekerjaan penyambungan air bersih ke lokasi wisata dan pasar desa.
âJadi tidak ada di sana jual beli pipa atau pinjam pakai dan segala macam, tidak. Hanya pihak provinsi siapkan dana sedikit untuk bayar upah pekerja masyarakat desa di sana yang kerja tarik pipa air ke bawah itu,â pungkasnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/05/pulangkan-jenazah-dari-kupang-ke-alor-istri-alm-imanuel-ouw-sampaikan-terima-kasih-pada-gubernur-ntt/
Machris menyarankan Wakil Ketua BPD Alpensai Moulapay bisa berpartisipasi aktif dalam pembangunan desa, termasuk ikut menyelesaikan persoalan seperti itu di desa. Ia tidak ingin BPD bertindak di luar wewenang dan prosedur tugas dan tanggungjawab yang ada.
TA Machris Mau juga mengatakan, ia sangat menghormati kritik masyarakat desa. Machris malah mengajak masyarakat untuk terus mengawal pembangunan desa. Sebab itu hak masyarakat yang diamanatkan Undang-undang.
Hanya saja Machris harap, semua pengaduan-pengaduan masyarakat yang disampaikan, sekiranya bisa melampirkan data dan bukti yang akurat.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/08/05/proyek-jalan-kabupaten-alor-ruas-maiwal-buraga-diduga-dikerjakan-tidak-bermutu/
Diberitakan, proyek swakelola perpipaan pembangunan rehabilitas atau peningkatan sambungan air bersih ke rumah tangga TA 2020 di Desa Wolwal, Kecamatan Alor Barat Daya (ABAD), Kabupaten Alor, diduga bermasalah.
Proyek swakelola bidang pelaksanaan pembangunan desa, sub bidang kawasan pemukiman itu dikerjakan menggunakan Dana Desa senilai Rp. 145.654.000,- (Seratus Empat Puluh Lima Juta, Enam Ratus Lima Puluh Empat Ribu Rupiah).
Agustinus Karkafel dan Wakil Ketua BPD Wolwal Alpensai Moulapay kembali menyoalkan proyek tersebut karena diduga upah kerjanya belum lunas dibayar dan diduga sisa pipa sekitar 100 meter dijual ke kontraktor Cottage Wolwal milik Pemprov NTT. (*dm).