Wisuda Untrib, Rektor Ajak Para Sarjana Bekerja Keras dan Cerdas

Wisuda Untrib Angkatan ke VIII Tahun Akademik 2019/2020 di Kalabahi, tanggal 30 Oktober 2019.
Wisuda Untrib Angkatan ke VIII Tahun Akademik 2019/2020 di Kalabahi, tanggal 30 Oktober 2019.

Kalabahi –

Berbekal ilmu yang dimiliki, Rekor Universitas Tribuana (Untrib) Kalabahi Alvons F. Gorang, S.Sos.,MM, mengajak 244 Sarjananaya bekerja lebih keras dan cerdas membangun daerah. Hal itu diungkapkan Rektor dalam pidatonya di acara Rapat Senat Terbuka Wisuda Untrib Tahun Akademik 2019/2020 di Kalabahi.

“Saya mengajak para wisudawan berusaha cerdas dan bekerja lebih keras lagi dalam membangun daerah, nusa dan bangsa demi keberhasilan yang akan datang,” katanya.

Rapat senat terbuka luar biasa angkatan ke VIII hari ini, Untrib mewisudakan 244 lulusan Sarjana. Terdiri dari: 36 Sarjana Matematika. 7 Sarjana Kimia. 27 Sarjana Komputer. 26 Sarjana Pertanian. 8 Sarjana Perikanan. 17 Sarjana Hukum. 50 Sarjana Manajemen. 35 Sarjana Pendidikan Teologi dan 38 Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris.

Rekor Alvons mengatakan, lulusan ini merupakan salah satu bentuk perwujudan tanggung jawab Untrib kepada gereja, pemerintah, masyarakat, Bangsa dan Negara, sekaligus wujud karya utama Untrib Kalabahi.

244 Sarjana Untrib

Dengan diwisudanya sebanyak 244 orang lulusan pada hari ini maka, Universitas Tribuana telah menamatkan lulusan sebanyak 1.393 orang.

“Kepada orang tua, orang tua asuh, donatur, penyedia beasiswa dan keluarga wisudawan, kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan, dukungan dan partisipasinya. Kita turut bersyukur dan berbahagia atas keberhasilan anak-anak kita generasi muda penerus cita-cita bangsa yang diwisuda hari ini,” ucap Alvons.

Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada seluruh dosen dan karyawan di lingkungan Untrib, atas kerja keras dan kerja samanya melaksanakan tugas serta mendidik mahasiswa, hingga berhasil dan diwisuda hari ini.

Menurut Rektor, wisuda merupakan suatu momentum penting dalam dunia pendidikan. Wisuda juga merupakan momentum yang sangat bermakna bagi keluarga wisudawan.

Momentum ini dapat diartikan sebagai saat berakhirnya tugas dan tanggung jawab lembaga dalam mengantarkan mahasiswa menjadi lulusan sebagai insan yang berilmu dan berakhlak mulia, serta siap meniti profesi dan karir dengan mengandalkan ilmu sesuai bidang keahlian.

“Jadikanlah wisuda ini sebagai momentum untuk berusaha dan bekerja lebih keras lagi demi keberhasilan yang akan datang,” kata Rektor Alvons.

Rektor Yakin Sarjana Memiliki Kemampuan Akademik

Untuk menuju masa depan yang berharapan cerah para lulusan telah dibekali pengetahuan dan keterampilan serta bekal hidup yang memadai dengan kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial dan kecerdasan emosional.

“Kami yakin bahwa Saudara-saudara dapat segera mengintegrasikan diri dengan lingkungan, memanfaatkan dan menciptakan kesempatan, mampu berkompetisi secara sehat dan sportif. Dengan kecerdasan majemuk itu pula Saudara memiliki kemampuan andal tidak hanya menjadi pencari kerja (job seeker) tetapi juga menjadi pencipta kerja (job creator),” tutur Alvons.

“Keberhasilan sangat bergantung pada kepiawaian saudara dalam membaca peluang dan menciptakan peluang untuk memberdayakan diri sebagai insan yang sudah memiliki pengalaman belajar dan kompetensi. Anda harus menatap masa depan dengan sikap percaya diri,” lanjut dia.

Belajar untuk Lengkapi Diri

Rektor mengharapkan, wisudwan pandai dan bijak dalam memanfaatkan pengalaman belajar dan hasil belajar itu demi keberhasilan mereka nanti. Ingatlah bahwa belajar dilakukan untuk melengkapi diri agar bermanfaat bagi orang lain dan komunitas yang labih besar.

“Semua unsur pimpinan para dosen dan segenap karyawan universitas ini telah memberikan layanan yang terbaik demi keberhasilan saudara. Jasa mereka telah menjadi bagian kehidupan saudara. Karena itu sangatlah arif dan bijak jika semua layanan dan jasa yang mereka berikan itu diterima sebagai kelengkapan hidup saudara-saudara sebagai kenangan indah yang penuh hikmah,” imbuh Rektor Alvons.

Lebih dari itu ia berharap para wisudawan yang sudah menjadi alumni pemegang panji almamater, kiranya senantiasa menjaga nama baik almamater Untrib dalam tugas dan pengabdian di masyarakat. Sebab, peran alumni adalah bagian integral dari civitas akademika dalam membesarkan universitas tercinta ini.

Sebagai cendikiawan muda, Alvons berpesan para Sarjana wajib kritis namun perlu menjaga batas-batas toleransi dan etika dalam berkomunikasi. Baik itu dalam interaksi sosial sehari-hari maupun dalam menggunakan sosial media. Hendaklah kita dapat memaknai perbedaan sebagai kekayaan yang tidak patut dipertentangkan dan hendaknya juga kita lebih santun dalam berbahasa, dalam bertutur kata dan berrelasi.

Ilmu Dapat Bermanfaat

Rektor menambahkan, Untrib sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas yang memiliki kompetensi dalam bidang ilmunya. Kompetensi sendiri diartikan sebagai akumulasi kemampuan seseorang dalam melaksanakan kerja secara terukur melalui asesmen terstruktur, yang mencakup aspek kemandirian dan tanggung jawab individu pada bidang kerjanya.

Karena menyangkut tanggung jawab individu, maka di dalam kompetensi termasuk pula jiwa dan semangat kewirausahaan. Orientasi dari kompetensi adalah pemenuhan kebutuhan stakeholders yang mencakup kebutuhan professional (professional needs), kebutuhan masyarakat (social needs), kebutuhan dunia kerja (industrial needs) dan kebutuhan generasi masa depan (scientific vision aspecs).

“Apabila Saudara-saudara sanggup memenuhi berbagai kebutuhan tersebut, maka saya percaya kebutuhan untuk diri sendiri dan untuk keluarga akan terpenuhi juga,” ujarnya, sembari optimis para Sarjananya mampu mandiri, bersaing dan menciptakan lapangan kerja baru.

Peran Perguruan Tinggi adalah mendidik manusia untuk menjadi SDM yang handal sebagai pemberi modal awal atau talenta untuk diperbungakan namun tentang di simpan atau diperbungakannya talenta tersebut, tergantung kepada masing-masing individu.

Sarjana Diminta Kembangkan Ilmu dan Talenta

Dirinya berharap para Sarjana dapat mengembangkan modal talenta yang sudah terima agar bisa terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Janganlah berhenti belajar. Belajarlah selama hayat masih dikandung badan.

Rektor menyebut, sebagian besar dari para lulusan adalah generasi milenial yang lahir dalam suasana yang berbeda dengan ketika ia dan sebagian besar orangtua wisudawan sekolah. “Tantangan Saudara berbeda dengan yang dihadapi orang tua kalian. Tantangan orang tua dahulu adalah kemiskinan informasi sehingga mereka harus pandai dalam mencarinya. Tantangan Saudara, sebaliknya, yaitu banjir informasi sehingga saudara harus bijak dalam memilihnya,” harap Rektor.

Karenanya para lulusan perlu mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dengan teruslah belajar untuk mencari tahu. Sehingga belajar tanpa henti adalah suatu cara untuk selalu mengembangkan kemampuan adaptasi yang baik. Belajar di sini tidak hanya diartikan membaca teks dalam buku, tetapi lebih daripada itu adalah membaca realitas yang terjadi di sekitarnya.

Selain itu, sensitivitas dalam membaca masalah, penting untuk diasah karena ke depan kita sangat dituntut untuk harus cepat dalam memahami masalah dan pengambilan keputusannya agar kita tidak kehilangan momentum.

Era Industri 4.0

Kata Rektor, saat ini kita telah berada di tengah tengah perkembangan dunia yang kiat pesatnya. Memang kebanyakan kita yang tinggal di pedalaman belum merasakan manfaat dan tantangan–tantangannya. Namun perkembangan pada era Industri 4.0 telah menempatkan dunia pada ketergantungan terhadap internet dan perangkat digital dengan dampak-dampak ikutannya.

Ada manfaat yang dapat direbut oleh setiap mereka yang dapat beradaptasi dan tanggap terhadap perkembangan ini. Namun sebagian besar lainnya akan mengalami ketertinggalan bahkan menjadi korban dari perkembangan ini.

“Sebagai orang muda sebagai anak-anak yang hidup di era milenial, saya percaya saudara-saudara wisudawan dapat beradaptasi. Saudara-saudara dapat membaca peluang untuk berkreasi sesuai potensi, bakat dan kemampuan yang ada pada diri saudara-saudara,” ungkap eks Ketua GAMKI Alor.

Ia menghimbau, gunakanlah ilmu dan pengetahuan yang ada pada para Sarjananya sebagai modal untuk dikembangkan. Pekahlah melihat potensi. Pandailah membaca peluang. Rebutlah kesempatan dengan semangat juang yang tinggi.

Selain daripada itu, Rektor mengingatkan para lulusan menjaga nama baik universitas. Sebab, ketika berhasil di masyarakat, nama Universitas Tribuana akan juga terbawa baik. Sebaliknya, apabila gagal, termasuk terlibat di dalam persoalan-persoalan yang merugikan, maka nama Untrib akan juga terbawa-bawa.

Jaga Nilai-nilai Bermanfaat

“Tidak ada satupun universitas yang mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan kaidah-kaidah kebaikan yang bersifat universal. Karena itu, nilai–nilai; Kejujuran, Kebenaran dan Keadilan, seharusnya tertanam pada diri setiap lulusan,” harap dia.

Lanjut Rektor, dunia ini semakin jahat, orang dapat menghalalkan segala cara untuk mengejar keuntungan pribadi, korupsi, kolusi, penyelewengan wewenang, dan berbagai persoalan moralitas lainnya. Persoalan hukum banyak terjadi di mana-mana dan mewarnai pemberitaan berbagai media di bangsa ini.

Banyak persoalan hukum yang sangat terbuka lebar dan diketahui oleh publik sebagai ulah dari oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Rasanya miris masakan persoalan yang begitu terbuka lebar tidak diketahui oleh kita yang berwenang.

“Banyak kita membisu, buta dan tuli. Mereka yang kita harapkan, hampir kehilangan taring dan rasanya semuanya baik-baik saja ataukah karena memang tak ada gading yang tak retak dan tak ada bumi yang tak bercacing sehingga dimaklumi saja?” tanya Rektor.

Oleh sebab itu ia mengajak para Sarjana untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, kejujuran dan keadilan di tengah tantangan dunia yang semakin keras ini. Karena kesemuanya itu apabila digabung dengan kemampuan ilmu pengetahuan, serta semangat pengabdian, maka dia percaya akan menjadi amunisi yang besar untuk membangun daerah dan bangsa ini ke arah yang lebih baik. Rektor mendoakan semoga para lulusannya kelak dapat menjadi orang-orang yang sukses dan jauh dari persoalan.

Ijazah itu Amanah

Rektor kembali ingatkan, Ijazah yang akan diterima adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan bagi nusa dan bangsa, daerah dan bagi orang tua. Ia percaya sebagian besar dari biaya pendidikan yang digunakan berasal dari orang tua dan apa yang dicapai hari ini, tidak lepas dari jerih payah mereka.

“Karena itu Setelah wisuda ini selesai, segeralah bersimpuh untuk mengucapkan terima kasih kepada masing-masing orang tua yang mengasihi anda,” ungkapnya.

Di akhir pidatonya, atas nama civitas akademika Universitas Tribuana , Rektor mengucapkan selamat atas keberhasilan Bapak dan Ibu dalam menghantarkan putra-putri tercinta, menyelesaikan pendidikan tinggi di Uiversitas Tribuana.

“Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada kami. Kami telah berupaya untuk melakukan yang terbaik. Mohon maaf apabila ada hal yang jauh dari harapan para oranng tua,” tutup Rektor ALvons. (*dm).