Kalabahi – Jembatan Talawa di Desa Mataru Selatan Kecamatan Mataru yang dikerjakan menggunakan konstruksi batang kelapa, resmi dibongkar Dinas PUPR Kabupaten Alor.
Pembongkaran tersebut dilakukan PPK dan Kontraktor CV. Bakti Perkasa atas perintah Kadis PUPR Ir. Joseph Malaikosa. Sebab jembatan itu dianggap tidak sesuai perencanaan.
“Jembatan Talawa sudah dibongkar. Kemarin (5/11) kita naik suruh bongkar dan mereka sudah bongkar,” ujar PPK Jery Makena didampingi Kontraktor CV. Bakti Perkasa Erwin Ndun, ketika ditemui wartawan, Rabu (6/11) di kantor PUPR, Kompleks Daerah Lama, Kalabahi.
Menurut Jery, pembongkaran Jembatan Talawa dilakukannya atas perintah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Ir. Joseph Malaikosa. Sebab, dinilai tidak sesuai spesifikasi kontrak.
“Karena memang tidak sesuai (spesifikasi kontrak). Masa kita di PU (PUPR, konstruksinya) pakai batang kelapa lagi. Jadi kita su bongkar kemarin. Saya sudah laporkan ke Pak Kadis,” katanya.
Ditanya spesifikasi kontrak apakah itu menggunakan besi baja ringan? Jery mengakuinya. Namun begitu dia menyebut, meskipun kontraknya baja ringan tetapi itu tidak dianggarkan dalam item pekerjaan Jembatan Talawa.
“Kontraknya baja, bukan batang kelapa. Tapi item pekerjaan itu tidak dianggarkan. Jadi batang kelapa itu dikerjakan atas inisiatif kontraktor om Erwin saja,” ucap Jery diakui Kontraktor Erwin Ndun yang duduk di depannya.
Dana Terbatas, Jembatan Talawa Dianggarkan Bertahap
PPK Jery Makena mengaku, proyek pekerjaan Jembatan Talawa Desa Mataru Selatan dikerjakan bertahap karena anggarannya terbatas.
“Mengapa tidak dianggarkan sekalian dengan baja ringan?” tanya wartawan.
“Ya, karena kita keterbatasan anggaran. Jadi itu itemnya hanya pekerjaan Abutment (penyangga jembatan) ukuran 10 meter saja. Di DPA begitu jadi kontraktor kerja begitu. Anggarannya (Abutment) 274 juta dari APBD Tahun 2019,” lanjut Jery sembari mengaku proyek jembatan Talawa dianggarkan APBD Tahun Anggaran 2019 (bukan sesuai pemberitaan sebelumnya, tahun 2014).
“Apakah proyek itu atas usulan masyarakat? Atau apakah pekerjaan itu adalah proyek titipan tim sukses Bupati atau Kadis PUPR atau Pokir Anggota DPRD sehingga perencanaannya dianggarkan setengah-setengah begitu?” Wartawan lanjut bertanya.
“Oh, kalau itu saya kurang tahu. Saya ini di Dinas saja, ditunjuk jadi PPK jadi saya hanya melaksanakan tugas saja. Memang item pekerjaannya hanya Abutment saja. Perencanaannya dari konsultan perencanaan sudah begitu,” ungkapnya.
Bagaimana kelanjutan jembatan itu pasca dibongkar? Jery menjelaskan, untuk sementara kelanjutannya akan dipakai besi baja WF 200. Biayanya ditanggung sepenuhnya oleh kontraktor CV. Bakti Perkasa.
“Kita sudah bongkar dan nanti (diganti batang kelapa) pakai besi. Itu beliau (Erwin Ndun) punya sumbangan. Kebetulan ada besi jadi. Nanti kita bikin yang baiklah. Kontrak juga sampai 15 Desember (2019) dan belum PHO. Baru bayar uang muka 30%,” lanjut Jery menatap wajah Erwin Ndun sambil mereka berdua sepakat dan memastikan pekerjaan ganti besi akan dilakukan secepatnya.
Untuk penganggaran keseluruhan Jembatan Talawa ke depan, Jery mengungkapkan akan berkoordinasi dengan Kadis PUPR Alor, diusulkan di tahun mendatang. Sebab, jembatan tersebut mempunyai asas manfaat permudah lalu lintas warga desa sekaligus membuka konektivitas desa-desa terdekat.
“Kita berharap bisa tuntas. Karena akses dari atas (perkampungan) itu terhambat kalau hujan mereka harus lewat samping. Mudah-mudahan tahun depan sudah bisa masuk anggaran dia punya tambahan lanjutan pekerjaan bangunan di atasnya,” lanjut dia.
Total Biaya
Jery menambahkan, total biaya untuk keseluruhan proyek pembangunan Jembatan Talawa apabila tuntas dikerjakan pada tahun mendatang maka biayanya diperkirakan mencapai Rp.500 hingga 600 juta. Jumlah itu sudah dihitung berdasarkan peta Jembatan tersebut.
“Untuk konstruksi jembatan itu kalau mau komplit lengkap dia butuh biaya sekitar 500 sampai 600 juta. Kalau dananya 200 juta lebih ini mau kerja ya tentunya bangunan di bawah (abutment) saja,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kadis PUPR Ir. Joseph Malaikosa geram ketika mendengar proyek pembangunan Jembatan Talawa dikerjakan menggunakan konstruksi batang kelapa. Joseph lalu memerintahkan PKK Jery Makena untuk membongkar jembatan tersebut. (*dm).