Kontraktor: Batang Kelapa Jembatan Talawa, Murni Sumbangan Saya

Kontraktor CV. Bakti Perkasa Erwin Ndun
Kontraktor CV. Bakti Perkasa Erwin Ndun

Kalabahi –

Kontraktor CV. Bakti Perkasa Erwin Ndun mengatakan, pembangunan Jembatan Talawa menggunakan batang kelapa di Desa Mataru Selatan Kecamatan Mataru, murni sumbangannya. Sebab, konstruksi jembatan tersebut hanya dianggarkan item pekerjaan Abutment saja. Tidak ada item bangunan atas jembatannya.

“Batang kelapa itu murni sumbangan saya. Karena pekerjaan itu tidak ada dalam kontrak,” kata Erwin Ndun kepada wartawan di kantor PUPR, Kalabahi, Rabu (6/11/2019).

Ia menjelaskan, dirinya tidak hanya menyumbangkan batang kelapa saja, namun disertai balok yang membentang di atas batang kelapa. Kedua item (balok dan batang kelapa) tersebut memang tidak ada dalam spesifikasi kontrak pada saat lelang.

“Dasarnya pekerjaan itu memang tidak ada. Yang ada itu Abutment (penyangga jembatan) saja. Saya sumbang batang kelapa dan balok untuk bikin itu jembatan di atas,” ujarnya.
Biaya Sendiri

Menurut Erwin, bahan-bahan tersebut dibeli menggunakan biayanya sendiri untuk dibuatkan Jembatan Talawa. Setelah bahan itu ada, ia koordinasi dengan masyarakat desa, gotong royong memasang badan jembatan.

“Batang kelapa saya beli dari Maukuru. Ada 4 batang. Harganya 450 ribu/batang. Kalau balok kelas 2, saya beli di Kalabahi satu kubik 3,5 juta. Ada dua setengah kubik yang saya beli pakai di atas. Jadi itu murni sumbangan saya,” tutur Erwin.

Motivasi dia membuat jembatan tersebut dikarenakan anak-anak sekolah dari kampung tetangga sulit mengakses sekolah yang terletak di kampung sebelahnya. Itu sebabnya Erwin berniat membuka jembatan itu meski dari sisi finansial ia merugi.

“Beli balok 2,5 kubik dengan harga Rp.3,5 juta/kubik. Belum transportasi saya muat dari Kalabahi naik ke lokasi. Per ret Rp.1,5 juta. Belum lagi paku. Kalau batang kelapa, per pohon saya beli 450 ribu. Ongkos sensor 50 ribu per pohon. Ongkos oto 2 pohon satu ret. 4 pohon 2 ret. Harganya 1 juta per ret. Dua kali muat. Hitung sudah (semuanya). Ya memang saya rugi. Tapi itu sumbangan saya untuk anak-anak sekolah. Utamanya untuk anak sekolah. Karena ada sekolah di sebelah,” Erwin menambahkan.

Alasan lainnya, pada tahun 2014, Erwin pernah mengerjakan satu Jembatan di sebelah Jembatan Talawa. Itu sebabnya dia tahu kesusahan hidup masyarakat desa akan sulitnya mengakses ke perkampungan tetangga maupun ke kota.

Bangun Jembatan Gotong Royong

Karena sudah pernah membangun hubungan kedekatan dengan masyarakat desa di tahun 2014, maka ada ikatan emosional antara dia dan warga desa. Itu lah ia berinisiatif membuka jembatan tersebut atas gotong royong warga desa.

“Pengalaman begini, itu jembatan yang ada prasasti tahun 2014 itu saya yang kerja. Terus dengan masyarakat juga sudah ada hubungan baik. Karena saat itu saya sumbang Disel 3 kilo kasih gereja. Sekarang saya janji untuk rumah Tuhan (gereja) itu kiboard dengan spiker aktif dan mic. Jujur saja saya omong ini,” ungkapnya.

“Mengapa bapak berani ikut tender dan mengambil pekerjaan yang rugi ini?” tanya wartawan.

“Yang jelas negara sudah siapkan paling kurang 10% untuk keuntungan saya (dari pekerjaan abutment). Itu dalam kontraknya. Silahkan tanya warga desa. Timbunan di ujung jembatan juga saya yang buat sendiri kasih naik itu. Memang itu yang saya lakukan,” lanjut dia.

Tidak ada Fee Proyek 

Apakah selama pekerjaan ada permintaan fee dari PPK atau Kadis PUPR atau oknum DPRD? Erwin menegaskan hal itu tidak ada.

“Tidak ada. Karena ini langsung dari atas. Dari ULP sana. Ini barang kan pengumuman online, kita lihat dan kita daftar itu,” tutur dia.

Meski demikian, kontraktor Erwin pasrah mengetahui informasi jembatan tersebut akan dibongkar PPK atas perintah Kadis PUPR Ir. Joseph Malaikosa.

Walau sudah dibongkar, dirinya siap pengadaan besi baja ringan untuk menggantikan konstruksi batang kelapa.

“Nanti kita ganti batang kelapa dengan besi WF 200. Kalau bahannya sudah ada tetap kita ganti. Karena kemarin saya ikut ke atas, kita bongkar. Balok tetap kita pakai nanti. Nanti saya koordinasi dengan om Jery (PPK) untuk tetap kita pengadaan barang itu. Kalau sudah ada, kita pasang,” pungkasnya.

Erwin pun berharap, jembatan Talawa dianggarkan di tahun 2020 agar pekerjaan bangunan atas bisa segera dituntaskan untuk dimanfaatkan warga desa.

“2020 kalau bisa dianggarkan. Entah siapa yang kerja itu kalau bisa dianggarkan. Kalau saya (prediksi) jembatan itu di atas 500 juta sudah tuntas,” tutup Erwin.

Sebelumnya diberitakan, Jembatan Talawa dikerjakan dengan konstruksi batang kelapa. Mendengar informasi itu, Kadis PUPR Ir. Joseph Malaikosa geram. Ia lalu memerintahkan PPK Jery Makena untuk membongkar Jembatan tersebut karena dinilai tidak sesuai spesifikasi. Saat ini jembatan Talawa sudah dibongkar PPK dan Kontraktor. (*dm).