Kalabahi –
Noni Adewulan Astuti Morib, S.Pd menjadi lulusan terbaik jenjang S1 pada wisuda Universitas Tribuana (UNTRIB) Kalabahai Periode November 2021. Noni yang kuliah di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris F-KIP itu meraih IPK 3,75 predikat cumlaude.
Pidatonya di hadapan 284 wisudawan dan undangan, Noni mengatakan bahwa semua prestasi yang ia raih ini merupakan suatu anugerah dan tentu tidak terlepas dari perjuangannya.
“Saya berdiri di depan ini dengan sebuah predikat lulusan terbaik, namun apa arti bagi sebuah kelulusan?” katanya menatap rekan-rekannya. “Bagi saya, ini adalah tentang perjuangan,” lanjut dia disambut aplaus.
Noni mengisahkan, prestasi yang diraih ini membuat ia mengerti makna obsesi keinginan dan tekad yang kuat untuk melawan rintangan-rintangan selama studi di Untrib. Ia bilang hal yang paling berat baginya adalah berjuang melawan kemalasan diri.
“Berjuang untuk menghadapi diri sendiri, berjuang untuk merontokkan kemalasan, berjuang untuk menenggelamkan keengganan belajar, berjuang untuk menyelesaikan apa yang sudah direncanakan, maka perjuangan ini tak akan berbuah kesia-siaan dan tak akan pernah mengkhianati hasil,” katanya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/12/02/nama-nama-lulusan-terbaik-wisuda-untrib-2021/
Menurut Noni, prestasi terbaik yang ia raih pada kelulusan ini juga membuat ia mengerti tentang makna belajar dan bagaimana proses belajar yang tak berkesudahan.
Sebagai calon guru, ia akhirnya memahami bahwa mendidik, bukan hanya tentang memberi atau membagi ilmu, tetapi mendidik berarti memberi makna pada perjalanan hidup seorang murid. Dan seorang pendidik dituntut untuk terus belajar sampai kapanpun.
“Hal inilah yang kami rasakan selama berproses bersama para dosen yang sangat luar biasa di kampus Untrib,” ungkapnya.
Selain itu, Noni mengungkapkan bahwa meraih prestasi akademik dengan lulusan terbaik juga mengajarkan dia tentang arti kesabaran.
Sebab empat tahun studi bukan waktu yang singkat. Di sini ia belajar dan merasakan makna kesabaran.
Noni menjelaskan, kesabaran bukan hanya dialami pada dirinya saja melainkan kesabaran yang justru dirasakan juga oleh orang-orang terkasih di sekelilingnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/11/29/untrib-gelar-syukuran-dies-natalis-dan-wisuda-sarjana-periode-november-2021/
“Suami, istri yang harus bersabar karena istri atau suami yang tak kunjung pulang karena mengerjakan tugas kampus. Anak yang harus bersabar menunggu mama yang tak kunjung pulang untuk memeluk. Kesabaran teman-teman yang membuka diri untuk selalu membantu, bahkan kesabaran tingkat tinggi dari para dosen yang telah membimbing hingga seperti sekarang ini,” ungkapnya penuh haru.
Perempuan peraih prestasi terbaik itu pun memahami betul bagaimana letihnya para dosen dalam mengajar dan sulitnya mentransfer ilmu kepada mahasiswa.
“Sabarnya mereka (dosen) saat melihat reaksi buruk dari kami. Sabarnya mereka saat mendengar gosip-gosip miring dari kami. Sabarnya mereka saat menanti tugas-tugas kuliah yang kadang kurang dihiraukan dari kami. Sabarnya mereka saat membimbing bab demi bab dalam skripsi kami,” ujarnya
Ia pun menyinggung kesabaran dari orang tuanya. Baginya kesabaran orang tua adalah hal yang tertinggi.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/11/29/tiba-di-alor-ikut-wisuda-untrib-kepala-lldikti-xv-ntt-disambut-tarian-adat/
Karena para orang tua dengan sabar berjuang berpeluh mengumpulkan pundi-pundi kemiri, cengkeh, padi jagung, ikan, serta semua hal yang dikurbankan demi untuk membiayai studinya.
Selain perjuangan dan kesabaran, Noni juga menyinggung tentang rindu. Baginya kampus Untrib adalah rumah ternyaman. Rumah yang memberikan banyak kenangan indah bersama rekan-rekannya, juga para dosen. Oleh sebab itu ia akan tetap rindu kampus Untrib kebanggaannya hingga akhir hayat.
Noni berpesan kepada rekan-rekannya yang masih bergelut di kampus agar tetap semangat berstudi hingga meraih gelar sarjana. Ia yakin bahwa perpisahan dalam wisuda ini bukanlah akhir dari persahabatan dan kekeluargaan, melainkan persahabatan itu akan abadi selamanya.
“Kami semua akan berpisah. Kami para wisudawan wisudawati akan meninggalkan kampus tercinta ini dengan gelar sarjana. Walaupun ada sahabat yang belum sempat merasakan nikmatnya memakai toga dan topi kebesaran ini karena takdir yang tertulis berbeda,” ungkapnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/11/30/terharu-pidato-lengkap-rektor-untrib-kalabahi-di-wisuda-284-sarjana-angkatan-x-tahun-2021/
“Terlalu banyak memori indah yang tercipta di kampus ini. Kenangan-kenangan itu berbekas dan sangat susah untuk dilupakan. Kami akan merindukan kampus ini dan semua isinya. Saya yakin merekapun akan merindukan kami. Tapi sesungguhnya rindu itu berat. Biar kami saja yang merindu,” ujar Noni penuh haru.
Ia menambahkan bahwa momentum wisuda ini menjadi titik awal untuk mencapai kesuksesan di hari esok. Karena itu ia mengajak rekan-rekannya wisudawan untuk terus berjuang, tidak boleh patah semangat dalam meraih impian.
“Biarlah kita tetap berguna bagi keluarga, sesama, Nusa dan Bangsa, dan yang paling penting membawa kemuliaan bagi nama Tuhan,” katanya.
Noni juga mengajak rekan-rekan wisudawan semua, kelak di manapun berada, kiranya tetap menjaga almamater tercinta Universitas Tribuana Kalabahi.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/11/24/soal-paw-anggota-dprd-alor-pimpinan-dprd-menanti-surat-pks-pks-malah-pecat-kader-kandidat-paw/
Akhir sambutannya Noni mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak yang telah menjadi bagian dalam perjuangannya hingga meraih prestasi cumlaude ini.
Terima kasih khusus ia sampaikan kepada; Tuhan Yesus, almamater tercinta Untrib, Yayasan Tribuana Alor, para dosen pengajar dan dosen pembimbing.
Ia pun mengucapkan terima kasih spesial kepada ayah dan ibunya, suaminya dan anak tercinta, juga kepada teman dan sahabatnya.
“Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan dan yang menaruh harapannya pada Tuhan,” tutup Noni disambut aplaus undangan.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/11/22/bupati-alor-ajak-dprd-ribut-di-klhk-minta-alih-fungsi-hutan-relokasi-korban-seroja/
Berikut 16 perempuan Alor yang mendapat gelar lulusan terbaik atau cumlaude:
-
Noni Adewulan Astuti Morib, S.Pd. IPK, 3,75. Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
-
Rosalia Owa Gadja, S.Pd. IPK 3,73. Prodi Pendidikan Teologi
-
Yurida Mulle, S.Pd. IPK 3,67. Prodi Pendidikan Teologi
-
Endang Estoriana Illu Dang, SP. IPK 3, 62. Prodi Agribisnis
-
Elfina Mautuka, S.Mat. IPK 3,62. Prodi Matematika
-
Dewi Rosalina Alojaha, S.Mat. IPK 3, 61. Prodi Matematika
-
Kurnia Trisha Petronela Adang, S.Si. IPK 3,60. Prodi Kimia
-
Yunita Penlamuil, S.Mat. IPK 3, 60. Prodi Matematika
-
Orpa Herlofina Yopli, S.Mat. IPK 3,59. Prodi Matematika
-
Efanglis Kristanti Beli, S.Pd. IPK 3,59. Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
-
Simei Bakki Libing, S.Mat. IPK 3, 58. Prodi Matematika
-
Lilis Karolina Sabu Purab, S.Mat. IPK, 3,57
-
Mia Elsiana Tuaty, S.Mat. IPK 3,57. Prodi Matematika
-
Debora Fadading, S.Pd. IPK, 3,57. Prodi Pendidikan Teologi
-
Karo Marsalince T Djaha, S.Mat. IPK 3,52. Prodi Matematika
-
Noni Cempaka Tarmo, S.Si. IPK 3,51. Prodi Kimia