WargaNet Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) dikejutkan dengan postingan setumpuk Alang-alang yang diangkut dalam truk berada di pelabuhan Peti Kemas Kalabahi, viral di media sosial.
Awalnya pemosting mengira alang-alang akan dikirim dari Kalabahi-Alor ke Surabaya namun ternyata justru kebalik. Alang-alang tersebut baru saja tiba dari Kota Surabaya untuk digunakan mengatap sebuah villa di Alor.
Postingan Alang-alang muncul pertama kali dari akun Denny Lalitan, Rabu (8/12) di media sosial dan disebarkan ke grup-grup WhatsApp.
“Waktu saya menjemput kiriman saya di terminal peti kemas Kalabahi, saya kaget ketika melihat tiga unit kontainer penuh berisi alang-alang yang sudah dianyam,” tulis Denny di akun WhatsAppnya pada grup Forkopimda Diaspora Alor. Postingan itu dishare pula di akun ASA (Aku Sayang Alor) dan grup KADIN Alor.
“Awalnya saya mengira bahwa alang-alang ini hendak dikirim dari Alor ke Surabaya. Ternyata dugaan saya salah, petugas bongkar muat memberi tahu saya bahwa alang-alang ini dibeli dari pulau Jawa untuk pembuatan villa di Alor,” katanya.
“BTW biaya sewa satu unit kontainer dari Surabaya ke Alor itu kira-kira 10 juta Rupiah. Itu baru sewa kontainer, belum biaya pembelian alang-alang, dll,” lanjut Denny.
“STOP mengeluh bilang susah cari kerja, tidak ada peluang, tidak ada modal, dll. Ini alasan-alasan klasik. Semakin kita bergerak maju, mata kita makin jeli melihat peluang. Makin kita duduk diam dan mengeluh, makin kabur mata kita dalam melihat peluang,” tulis Denny.
Potingan Denny tersebut mendapat beragam komentar dari pengguna grup WhatsApp Forkopimda Diaspora Alor.
Begini komentarnya:
“Itu alang2 dari alor…dong kirim pi surabaya..di sbya dong anyam trus kirim balik Alor…simpel saja om…jgn dibuat repot…Gus Dur bilang apa…gitu aja kok repot,” tulis akun Bona Loly.
“Sepakat mas Bro DL, ini mungkin juga PR buat Ketua HIPMI Alor, bung El Asamau agar mengajak para pengusaha muda utk6 berdayakan pula masyarakat lokal dgn memesan bahan lokal,” tulis akun Linus Kia.
El Asamau menjawab komentar Linus Kia: “Bahan lokal tergantung apa dl kk. Mungkin Kt harus realistis Kk, harga spandek skrg sudah jauh lebih murah dan praktis. Lebih tahan lama juga. Dan dikampung2, ada kecenderungan orang tua dong akan merasa berhasil kalau rumah sudah atap seng dan tembok (lambang keberhasilan). Kecuali gudang. Dan untuk bangun gudang saja sy rasa alang2 masih cukup lah. Kecuali kalau mau buat cottage skala besar, ya mungkin pesan di luar bs lebih murah.”
“Kk DL Ini Sudah sangat memalukan yo, artinya kita orang Alor ini memang Tong Kosong Bunyi Nyaring, memalukan, Cuman ko bisa cunan Alang2 saja bisa membeli dari Surabaya,” tulis akun Imanuel Plaituka Surabaya.
“Kk deny..silhkan uji wawncara n lpngn..utk alor .spnjng ada rumput bunga putih/gerhana…tdk ada alng2 dsana…” kata akun Marthen Maure.
Akun Koilal Loban: “Di wilayah ABAD, ada satu tempat di desa halerman lebih tepatx di kampung Us akan yg alang2 msh sangat banyak. Mudah2han blm dicabut atau dibakar.”
“Dunde ten, om ima terlalu cepat jatuhkan vonis alang2 dikirim dari jawa sebagai sesuatu yg memalukan, sy pikir coba baca ddngan baik kekagetan om deny pasti diyakini bukanlah sesuatu yg memalukan tetapi mungkin yg pesan barang mungkin tidak tau kalau dialor masih banyak alang2,” tulis akun Sulaiman Singh sambil melampirkan emoji tertawa.
“Ijin…..Ini Status FB Teman Yosafat Hibu yg Sy share. Sah Sah saja semua pendapat tapi ada hal penting yg mau disampaikan Penulis, Betapa Alang2 saja harus didatangkan dari Surabaya. Di satu sisi byk Masy Alor yg msh mengeluh ttg Lapangan Pekerjaan. Mari urus itu Alang2 (kl mmg msh ada)…..Pasar Alor terbukti membutuhkannya,” jawab Denny, melampir emoji tertawa.
Dikonfirmasi media ini, Denny Lalitan yang kini menjabat Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Kabupaten Alor, membenarkan postingannya.
Menurutnya, potingan tersebut dia copy dari akun facebook Josaphat Hiboe yang diposting di grup MALA MOTOR, kemudian ia share ke grup-grup media sosial WhastApp.
“Benar, itu potingan di FB om Yosafat Hibu,” katanya.
Denny merasa tidak terkejut akan keberadaan Alang-alang yang baru saja dibongkar di pelabuhan Peti Kemas Kalabahi. Karena alang-alang di Alor kini memang sulit dicari akibat pembakaran lahan yang marak terjadi di musim tanam.
“Alang-alang semakin sulit dicari karena pembakaran lahan untuk buka kebun (di musim hujan). Ditambah lagi biaya kerja dan transport membuat pembeli merasa lebih praktis dan efisien beli dari Subaya,” kata Denny.
“Saya juga tidak tahu harga berapa di Surabaya….tapi kalau ada yang beli dari Surabaya artinya terpaksa karena sulit cari di Alor. Atau mungkin mereka kurang rajin cari ya,” tulis Denny ditambah caption emoji tertawa.
Pemerintah Kabupaten Alor terus mendorong kebijakan anggaran untuk program ekonomi kreatif di masa pandemi Covid-19.
Dana miliaran rupiah sudah dikucurkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sektor UMKM melalui program Alor Kenyang.
Namun ternyata masih ada warga penerima bantuan dana Alor Kenyang di sejumlah wilayah mengeluh barang bantuan yang diterimanya diduga tidak sesuai Juknis yang ada yakni sebesar Rp 5 juta/orang. (*dm).