Pulau Sika dan Rusa Diminta Jadi Lokasi Karantina ODP Covid-19

Pulau Batang, salah satu pulau di Kabupaten Alor Provinsi NTT. (Sumber: screnshot video BKSDA NTT).
Pulau Batang, salah satu pulau di Kabupaten Alor Provinsi NTT. (Sumber: screnshot video BKSDA NTT).

Kalabahi –

Satgas gugus tugas penanggulangan dan pencegahan covid-19 Kabupaten Alor Propinsi NTT diminta menyiapkan lokasi karantina bagi orang dalam pemantauan (ODP) virus corona. Sebab, jalur bandara dan pelabuhan belum ditutup menyebkan warga khawatir akan terus ada penambahan ODP corona di Alor.

Warga malah menawarkan dua pulau untuk dijadikan lokasi karantina yaitu pulau Sika dan pulau Rusa. Kedua pulau tersebut dinilai sangat aman untuk dijadikan lokasi Karantina covid-19.

“Yang baru datang dari zona merah untuk di Bandara Mali di karantina di pulau Sika. Kalau yang lewat laut lepas di pulau Rusa saja, selama 14 hari,” tulis akun facebook Adjie Fitri Ayie menjawab postingan pemberitaan tribuanapos.net tentang delapan warga Alor dari Malaysia ditetapkan ODP Corona, Jumat (27/3) di Kalabahi.

Delapan warga Pantar dari Malaysia itu tiba di Pelabuhan Kabir Kecamatan Pantar pada Rabu, (25/3) sekitar pukul 18.00 wita. Mereka diangkut menggunakan perahu motor dari pelabuhan Lembata, NTT.

Tiba di Kabir mereka ditangkap aparat TNI-Polri dan langsung dibawa ke Kalabahi untuk dilakukan pemeriksaan medis oleh tim medis satgas corona. Hasil pemeriksaan mereka dinyatakan negatif terjangkit covid-19.

Baca Juga:

https://tribuanapos.net/2020/03/26/delapan-warga-alor-dari-malaysia-ditetapkan-odp-corona/

“Adjie Fitri Ayie setuju. Pemerintah harus menyikapi hal ini dengan serius. Kalau ingin rakyat Alor hidup jauh dari virus ini. Mencegah lebih baik dari mengobati,” komentar akun Daud Malaikari pada postingan akun demas mautuka di group facebook Alor Group Fans.

Akun Ani Bekak, ternyata sependapat dengan ide kedua rekannya. Dia menulis: “Adjie Fitri Ayie setuju. Saya juga pemikiran yang sama. Pemerintah antar pi pulau Sika ko tinggal di sana saja,” katanya.

“Sebaiknya mereka (8 warga Pantar dari Malaysia) di karantina di satu tempat tersendiri. Tidak perlu dipulangkan ke rumah mereka atau keluarga mereka. Pulau Sika kayaknya cocok. Pihak pemerintah memfasilitasi penginapan darurat biar diasingkan dulu mereka. Makan minum dll juga pemerintah perhatikan. Intinya jangan berbaur dengan masyarakat di Alor dulu,” komentar Akun Ani Bekak.

“Kalau bisa na Pemda bawa pi taru di pulau Lapang sana, itu tempat karantina paling bagus tu,” tulis akun Pegazuz.

Baca Juga:

https://tribuanapos.net/2020/03/20/dua-wna-di-alor-masuk-daftar-odp-virus-corona/

Sementara akun Joe Maco menyarankan warga perantau agar tidak pulang ke Alor di tengah mewabahnya virus corona. Ia khawatir virus tersebut bisa tersebar melalui para perantau yang baru datang ke Alor.

“Yang sudah merantau jangan pulang dulu na kenapa e? Kembalikan mereka ke Malaysia saja,” kata Joe.

“Sebaiknya kita di Alor kita ada aman jadi mereka 8 orang itu jangan pulang Alor,” tulis akun Vikram Saksena Brocklin Welay.

Selanjutnya akun Curly di group WhatsApp memberikan komentar terhadap diagnosa medis yang dilakukan tim satgas gugus tugas corona Alor. Ia terkejut, dalam waktu seharian kesimpulan medis bahwa kedelapan warga Pantar tersebut negatif corona dan ditetapkan dalam status ODP.

Begini komentarnya:

“Tanggal 25 masuk di Pantar, tanggal 26 beritanya keluar dan dinyatakan negatif Covid.

Pertanyaan saya.

Periksa di mana? RS atau Puskesmas?

Periksa sputum, torax dan darah, atau periksa gejala biasa?

Kalau periksa sputum (dahak) apakah RS Kalabahi bisa melakukan pemeriksaan itu, karena setahu saya, rumah sakit rujukan Covid di NTT itu belum ada di Alor (adanya di Kupang dan Labuan Bajo). Daannn, sample sputum itu harus di periksa di lab yang ditunjuk oleh kementrian kesehatan dan setahu saya belum ada lab itu di NTT (terdekat bali kalau tidak salah) , jadi harus di bawa dulu keluar alor sputum itu.

Dan ke luar alor butuh waktu berapa lama?

Beritanya dalam sehari sudah dinyatakan negatif.

Mohon koreksi kawan2 kalo ada yg salah. Saya hanya masih mengikuti perkembangan alor skrng walaupun sudah tidak di Alor. Hehehe. Saya sangat berharap kasus positif covid tidak masuk di alor.

Jaga kesehatan kawan2, saling mengingatkan dan saling jaga.” Katanya.

Baca Juga:

https://tribuanapos.net/2020/03/20/pasien-terduga-corona-di-alor-ntt-mulai-membaik/

Rektor Universitas Tribuana (Untrib) Kalabahi Alvons F. Gorang, S.Sos.,MM, meminta satgas gugus tugas corona menyiapkan program kerja yang terukur hingga ke basis desa.

Rektor meminta satgas perlu melibatkan pemerintah desa, RT/RW, mendata atau memantau jalur keluar masuk bagi warga yang baru berdatangan di wilayahnya. Hal itu dilakukan untuk dilakukan langkah-langkah penanganan yang sistematis, mencegah penyebaran covid-19 yang lebih luas di Alor.

“Banyak anak skolah & pekerja dari kota rawan Covid-19 yg pulang kmpung. Mohon satgas menyiapkn instrumn yg melibatkn Aparatur Desa, RT/RW utk mendata, memantau dan mengusahakan isolasi mandiri guna deteksi dini dan pencegahan,” tulis Rektor Alvons pada postingannya.

Satgas corona Alor pekan lalu sudah menempatkan tim khusus, memantau aktivitas jalur penerbangan udara di Bandara Mali dan pelabuhan laut Kalabahi. Tujuannya mendeteksi dini kesehatan para penumpang yang berdatangan ke Alor.

“Ada tim teknis kita sudah tempatkan di Bandara 4 orang, di pelabuhan laut ada 10 orang. Paling tidak tes suhu badan itu mereka lakukan, cairan disiapkan untuk cuci tangan baik keberangkatan maupun kedatangan, masker disiapkan,” kata Juru bicara Gugus Tugas, Ferdy I. Lahal kepada wartawan usai rapat tim di Dinas Kesehatan, Selasa (24/3).

Namun, untuk skema penyiapan lokasi karantina, Ferdy mengakui bahwa tim Satgas Gugus Tugas Corona belum memikirkan opsi itu. “Jadi kalau dia sehat maka tentunya kita akan lakukan pemantauan terhadap dia selama 14 hari,” pungkas Ferdy menjawab pertanyaan wartawan terkait opsi lokaksi karantina.

Ferdy menghimbau masyarakat tetap mengikuti himbauan pemerintah dengan tetap menjaga jarak sosial, bekerja dari rumah, jaga kesehatan diri masing-masing dan tekun berdoa.

UPDATE COVID 19 DI NTT

Jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) di NTT sudah mencapai 254 orang. Data ini, 26 orang sudah selesai dilakukan pemantauan sehingga total ODP saat ini tersisa 228 orang.

Dari 228 orang tersebut, ODP yang melakukan karantina mandiri (di rumah masing-masing) sebanyak 221 orang. Sisanya 7 orang dirawat di RS.

Ketujuh orang terdiri dari: 4 orang dirawat di RSUD WZ. Johannes Kupang, 1 orang di RSUD TC Hillers Maumere, 1 orang di RSUD Ben Mboi Ruteng dan 1 pasien di RSUD Umbu Rara Meha,Waingapu. 7 orang yang dirawat itu 1 orang berstatus PDP. Dia dirawat di RSUD Komodo Labuan Bajo.

Dengan demikian hanya 1 orang di NTT yang berstatus PDP atau pasien dalam pengawasan. Namun hingga pukul 21.00 malam ini jumlah ODP terus bertambah menjadi 301 orang. (Sumber: Jumpa Pers Satgas Covid-19 NTT
Kamis, 26 Maret 2020).

(*dm).