Kalabahi –
Dua warga negara asing atau WNA asal Selandia Baru yang baru tiba di Kabupaten Alor Propinsi NTT dilaporkan masuk dalam daftar orang dalam pengawasan (ODP) terkait virus corona.
Pemkab Alor menetapkan ODP dua WNA tersebut karena negara mereka diketahui juga terkena dampak wabah covid-19 secara global. Saat ini kedua WNA itu dalam pengawasan ketat pemerintah daerah.
“Ada dua WNA dari Selandia Baru dalam pemantauan. Mereka baru tiba di Alor dan sekarang lagi menetap di Wolwal (Kecamatan Alor Barat Daya),” kata Ketua Tim SATMIKAL Corona Kabupaten Alor, Ferdy I. Lahal, SH dihubungi wartawan, Jumat (20/3) di Kalabahi.
Menurutnya penetapan kedua WNA tersebut dalam status ODP karena mereka berasal dari negara Selandia Baru. Selandia Baru merupakan satu dari sekian ratus negara terdampak pandemi wabah corona virus atau covid-19 yang mewabah secara global.
Fredy mengatakan, pemerintah sudah mengirimkan tim medis untuk melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap dua WNA itu. Hasil pemeriksaannya, mereka negative terjangkit virus corona.
“Mereka sudah diperiksa oleh tim dari Puskesmas Moru dan Dinas Kesehatan. Hasil (pemeriksaannya) mereka negative virus corona,” ujar Ferdy yang kini menjabat Asisten Pemerintahan dan Kesra Alor itu sambil tidak ingin menyebut nama maupun inisial pasien.
Baca Juga:
https://tribuanapos.net/2020/03/20/pasien-terduga-corona-di-alor-ntt-mulai-membaik/
Meskipun kedua WNA terdeteksi negative corona, pemerintah tetap memantau aktivitas pergerakan keduanya untuk mengantisipasi munculnya virus corona di Alor. Saat ini kedua WNA tersebut sudah diminta karantina diri di penginapannya di Wolwal.
Ferdy mengungkapkan, kedua WNA itu baru tiba di Alor baru-baru ini. Mereka diantar seorang pemandu wisata WNI asal Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT.
Seorang pemandu wisata tersebut sudah dipulangkan ke daerah asalnya Labuan Bajo. “Dua WNA diantar seorang rekan pemandu wisata dari Labuan Bajo. Pemandu itu sudah pulang ke Labuan Bajo dalam kondisi sehat,” jelasnya.
Sejauh ini pemerintah belum putuskan mendeportasi kedua WNA tersebut untuk pulang ke negara asalnya.
Pemerintah Klarifikasi Identitas Pasien Terduga Corona di RSUD Kalabahi
Ketua SATMIKAL Corona Alor Ferdy I. Lahal, SH, mengklarifikasi identitas pasien terduga corona yang diisolasi di RSUD Kalabahi. Menurutnya, pasien tersebut bukan merupakan penumpang KM Sirimua naik dari Jakarta atau Batam tujuan Kalabahi-Alor, sesuai pemberitaan media ini sebelumnya.
“Informasi yang benar adalah, pasien dalam pengawasan (PDP) yang sedang dirawat di RSUD itu adalah pegawai BMKG Mali yang baru pulang tugas dari Bogor. Dia bukan penumpang KM Sirimau,” katanya.
“Dia (PDP) ini pegawai BMKG tugas di Alor yang melaksanakan kegiatan keluar daerah di Bogor. Tanggal 16 dia pulang dari Bogor menggunakan pesawat Batik dan langsung ke Alor,” lanjut Ferdy.
Asisten Pemerintahan dan Kesra Alor itu menerangkan, pada saat pasien tersebut pulang dari Bogor, dia mengalami kelelahan dan sakit demam, batuk, pilek. Oleh sebab itu pasien tersebut masuk RSUD tanggal 18 Maret untuk melakukan perawatan medis.
Karena Bogor merupakan daerah yang terjangkit virus corona secara nasional maka pasien tersebut diisolasi di ruangan khusus RSUD Kalabahi untuk mendapat perawatan medis khusus. Pasien juga mendapat pantauan serius dari pemerintah.
Menurut Ferdy, saat ini kondisi pasien sudah membaik setelah dua hari mendapat perawatan medis oleh tim dokter di RSUD. Apabila tim dokter memastikan kondisi pasien betul-betul membaik maka ia akan dipulangkan ke rumah.
“Kalau satu dua hari ini dokter bilang dia benar-benar sehat maka sudah bias pulang. Kita di Alor ini demam, batuk, pilek itu biasa. Hanya karena dia baru pulang dari Bogor jadi dia dapat perawatan khusus,” ujarnya.
Baca Juga:
https://tribuanapos.net/2020/03/20/kebijakan-bupati-alor-hadapi-ancaman-corona/
Untuk memastikan tes corona postif atau tidak pada tubuh pasien, Ferdy mengatakan, pemerintah masih memantauan perkembangan kesehatan pasien. Jika memang diperlukan tes corona maka pemerintah akan merujuk pasien tersebut ke Kupang.
“Untuk memastikan dia corona atau tidak kita akan rujuk ke Kupang untuk tes kesehatan lebih lanjut. Kami masih kordinasi dengan Dinas Kesehatan. Kalau tes ya nanti tes pernapasannya, apakah dia postif corona atau tidak. Sekarang ini pasien dalam pemantauan kita,” pungkasnya.
Ferdy menyebut, pemerintah mulai besok akan menempatkan 4 petugas di Bandara Mali dan 10 orang petugas di pelabuhan Kalabahi. Penempatan petugas itu dimaksudkan bersinergi dengan otoritas Bandara Mali dan Pelabuhan untuk pengawasan dan pemeriksaan masuk dan keluarnya orang dalam upaya penanganan virus corona.
Dirilis KOMPAS.com, sebanyak 24 orang warga Nusa Tenggara Timur (NTT) masuk daftar ketegori orang dalam pemantuan (ODP) virus corona.
Kepala Biro Humas dan Protokoler Setda Provinsi NTT, Marius Ardu Jelamu, mengatakan, puluhan ODP corona itu didata selama dua pekan terkahir, yakni sejak 3-18 Maret 2020 kemarin.
24 orang itu, tersebar di Kota Kupang sebanyak 14 orang, Kabupaten Manggarai Barat 7 orang, Kabupaten Lembata 2 orang dan Kabupaten Kupang 1 orang. Data itu empat orang dinyatakan telah sembuh dan sudah pulang ke rumah masing-masing.(*dm).Â