Kalabahi –
Tiga warga negara asing atau WNA yang baru tiba di Kabupaten Alor Propinsi NTT belum diketahui atau terpantau keberadaannya. Ketiga WNA yang belum terdeteksi identitasnya itu tiba di Kalabahi Alor melalui jalur bandara Mali pada tanggal 15 Maret 2020. mereka datang di tengah isu virus corona yang mewabah secara global. Pemerintah belum deteksi keberadaan mereka.
“WNA itu tiba di Bandara Mali sekitar pukul 09.30 menggunakan pesawat WingsAir. Kurang tahu mereka sekarang di mana,” kata seorang sumber kepada wartawan, Sabtu (21/3) di Kalabahi.
Tiga WNA tersebut belum diketahui berasal dari negara mana. Mereka tiga ditemukan naik pesawat WingsAir dari bandara El Tari Kupang tujuan Alor pada Minggu 15 Maret lalu.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua (ralat, sebelumnya ditulis Ketua) Satgas Penanganan Corona Kabupaten Alor Fredy I. Lahal, SH yang dikonfirmasi wartawan, mengaku, belum mengetahui kedatangan tiga WNA itu. Fredy menyebut, saat ini yang berhasil dideteksi adalah dua WNA asal Selandia Baru yang kini menginap di Wolwal, Alor Barat Daya.
“Belum tahu. Kalau yang kita deteksi itu dua WNA yang di Wolwal itu. Kalau tiga itu saya belum dapat laporan. Nanti kita cek,” kata Ferdy di Kalabahi.
Baca JUga:
https://tribuanapos.net/2020/03/20/dua-wna-di-alor-masuk-daftar-odp-virus-corona/
Ia menghimbau kepada masyarakat, bersinergi dengan Satgas Corona melaporkan keberadaan tiga orang asing tersebut untuk dipantau dan dilakukan pemeriksaan medis. Kalaupun nantinya mereka negative, tetap itu dalam pengawasan pemerintah.
Ferdy juga menghimbau masyarakat, tidak melakukan kontak langsung dengan pihak luar sesuai instruksi Gubernur NTT dan Bupati Alor. Masyarakat diminta segera melaporkan setiap orang baru yang datang ke Alor terutama dari negara atau daerah terjangkit virus corona. Upaya itu mengantisipasi adanya wabah corona di wilayah Alor.
Apabila ada yang baru tiba dari luar kota/daerah terjangkit, perlu isolasi dan observasi diri selama 14 hari. Masyarakat juga perlu menjaga jarak dengan tinggal di rumah selama waktu tersebut. Perlu juga cuci tangan dengan sabun setiap pulang bepergian. Karena kita tidak pernah tahu apakah kita membawa virus tersebut atau tidak.
“Orang kalau sehat ya tidak apa-apa. Tetapi tetap itu nanti dalam pengawasan kita,” tutur Ferdy yang kini menjabat Asisten Pemerintahan dan Kesra Alor itu.
Ferdy menambahkan, saat ini pemerintah sudah memperketat pengawasan jalur transportasi laut maupun udara di seluruh wilayah Kabupaten Alor. Semua pengguna moda transportasi wajib diperiksa sesuai SOP yang diterapkan pemerintah maupun otoritas bandara Mali dan pelabuhan: PT. Pelni, PT. ASDP dan Syabandar.
Dalam pemeriksaan tersebut kata Ferdy, bila ditemukan warga negara asing dan/atau warga negara Indonesia yang berasal dari daerah terjangkit covid-19 maka pemerintah akan melakukan upaya-upaya penanganan medis lebih lanjut untuk mengantisipasi wabah corona di Alor.
“Hari ini tim kita sudah di Bandara dan pelabuhan. 4 orang kita tugaskan di bandara Mali. 10 orang di Pelabuhan. Mereka nanti saling koordinasi memantau semua penumpang yang masuk dan keluar daerah. Ini upaya kita mengantisipasi virus corona,” jelas eks Camat Teluk Mutiara itu.
Baca Juga:
https://tribuanapos.net/2020/03/20/kebijakan-bupati-alor-hadapi-ancaman-corona/
“Surat juga sudah kita kirim ke teman-teman yang bertugas di wilayah perbatasan; di Alor Timur, Mataru dan Pantar, untuk memantau pergerakan orang yang masuk ke Alor. Supaya kita lebih ketat dalam pengawasan,” ungkapnya.
Ferdy juga sudah mengirimkan himbauan Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Bupati Alor Drs. Amon Djobo ke desa-desa/kecamatan, tokoh agama guna diinformasikan kepada masyarakat untuk ditindaklanjuti mengikuti instruksi yang ada.
Ia meminta masyarakat mematuhi semua instruksi pemerintah yang ada sampai melewati masa kritis epidemi ancaman virus corona di wilayah Kabupaten Alor.
“Kita jangan takut. Kita hadapi dengan menjaga kesehatan, jaga pola hidup sehat dan makan yang teratur. Semua kita minta ikuti poin-poin instruksi pemerintah daerah yang ada,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, ada dua warga negara asing atau WNA asal Selandia Baru yang baru tiba di Kabupaten Alor Propinsi NTT dilaporkan masuk dalam daftar orang dalam pengawasan (ODP) terkait virus corona.
Pemkab Alor menetapkan ODP dua WNA tersebut karena negara mereka diketahui juga terkena dampak wabah covid-19 secara global. Saat ini kedua WNA itu tinggal di Wolwal Kecamatan Alor Barat Daya dan sedang dalam pengawasan ketat pemerintah daerah.
Dirilis KOMPAS.com, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI memperketat aturan perlintasan orang dari dan ke Indonesia dengan mengeluarkan kebijakan tambahan pada Selasa (17/3/2020).
Berdasarkan halaman resmi Kementerian Luar Negeri RI , diberikan 16 poin yang disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
“Pendatang/pelancong yang dalam waktu 14 hari terakhir berkunjung ke negara-negara di bawah ini tidak diizinkan masuk/transit ke Indonesia,” tulis laman resmi Kemenlu RI dalam poin sembilan.
Delapan negara yang dikunjungi yaitu Iran, Italia, Vatikan, Spanyol, Perancis, Jerman, Swiss, dan Inggris.
Sebelumnya, kebijakan larangan masuk Indonesia harus berlaku bagi pendatang yang datang dari Cina, Iran, Italia, dan Korea Selatan. Oleh karena itu, kini negara-negara yang tidak diizinkan masuk atau transit ke Indonesia bertambah menjadi 10 negara. (*dm).