Kupang –
El Asamau mengumumkan dirinya positif terjangkit virus corona (covid-19) pada Jumat (10/4) di Kupang. El mengaku, kemungkinan ia terjangkit virus corona ketika class meeting di Jakarta pada tanggal 9-11 Maret lalu untuk persiapan studi doktoralnya di Amerika Serikat.
Kabar El positif terjangkit virus corona tersebut diberitahukan langsung tim dokter RSUD Prof. Dr. Johanes Kupang pada Kamis, (9/4) di Kupang. El kemudian berpesan kepada masyarakat NTT yang merantau, kalau bisa tetap tinggal dan tidak pulang ke kampung.
“Kalau bisa tinggal di luar, tetap bertahan, please bertahan dulu,” kata El melalui akun youtubenya yang diposting pada Jumat (10/4) sekitar pukul 01.00.
El berpesan terutama kepada mahasiswa NTT di luar daerah agar tidak pulang ke kampung karena resiko tertularnya virus corona sangat besar untuk keluarga dan lingkungan. Bila ada mahasiswa yang berniat pulang kampung, mereka diminta waspada dan tetap mengikuti protap kesehatan pemerintah.
“Ya, kalau mahasiswa yang terutama dapat tunjangan atau kiriman dari orang tua, mungkin bisa bersabar. Yang dalam kondisi sehat, tolong, karena kita pulang pun kita harus tinggal di rumah selama 14 hari paling kurang. Jangan kita mengambil kesimpulan untuk langsung pulang karena resikonya sangat besar sekali,” ujarnya.
Baca Juga:
Dampak virus corona sangat terasa di kota-kota besar di Indonesia setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan social bersakala besar (PSBB).
Oleh sebab itu banyak keluarga, sahabat dan rekan-rekan El terutama pekerja harian kesulitan menafkahi hidupnya di rantau. Mereka terpaksa memilih pulang ke NTT.
El hanya berpesan, jika ingin pulang harus hati-hati, tetap waspada dan mengikuti anjuran pemerintah. Karena virus corona berpotensi tertular dan menular kapan saja tanpa kita sadari.
“Untuk basudara, teman-teman di luar yang memang terkena dampak (covid-19), sepi, dia tidak bisa makan, kos-kosan tidak bisa dibayar. (Ada saudara) dia bilang kakak El, ini kalau saya di Bali terus, saya bukan mati karena corona tetapi mati karena kelaparan jadi saya harus pulang rumah (di NTT). Saya bilang, ok pulang hati-hati, kita tahu apa yang harus dibuat,” katanya sambil berharap, warga terdampak covid-19 perlu ada perhatian khusus dari pemerintah.
El minta masyarakat memahami kondisi bila ada sesama keluarga dari luar NTT yang terpaksa memutuskan pulang ke kampung. Ia mengatakan, keputusan pulang kampung memang sulit tetapi itu pilihan terbaik yang harus ditempuh.
“Untuk itu teman-teman yang lain, orang yang mau pulang itu memang ada berbagai banyak alasan. Bukan karena mereka ingin mau pulang secepatnya karena ada liburan ambil kesempatan pulang, tidak. Karena ada beberapa faktor personal yang mungkin tidak diketahui oleh semua orang. Tolong dimaklumi. Tetapi saya ingin berpesan supaya mereka itu juga tetap harus hati-hati,” ungkapnya.
Baca Juga:
Alumnus IPDN itu menghimbau seluruh masyarakat NTT tetap waspada dan mengikuti anjuran pemerintah, utamanya tentang social distancing dan physical distancing.
Ia mengajak masyarakat perantau yang memilih pulang kampung agar mengikuti protap pemeriksaan kesehatan yang sudah ditentukan Satgas Covid-19 di masing-masing kabupaten/kota.
El juga menghimbau warga perantau ketika pulang kampung mereka wajib melaporkan kondisinya kepada Satgas Covid-19 untuk dilakukan karantina mandiri selama 14 hari.
“Jujur sampaikan ke medis, ketika sampai langsung lapor dengan kesadaran penuh untuk isolasi diri, menjaga keamanan lingkungan tempat tinggal sendiri dengan baik sehingga tidak membahayakan orang lain,” pungkasnya.
Selain itu, El Asamau juga meminta rekan-rekannya yang sempat melakukan kontak langsung dengannya, segera karantina diri atau melaporkan kepada Satgas Covid-19 untuk dilakukan penanganan medis lebih lanjut.
El Asamau merupakan pegawai negeri sipil yang bekerja di Dinas Perhubungan Kabupaten Alor, NTT. Ia adalah alumnus IPDN Jawa Barat.
Sekitar tahun 2016, El lulus beasiswa LPDP Kemenkeu RI dan melakukan studi Magister Jurusan Kebijakan Publik di American University. Ia tamat studi tahun 2018.
Baca Juga:
Tahun 2019, El lulus beasiswa LPDP untuk program doctor (S3) di American University. Sekitar Maret 2020, El melanjutkan class meeting di Jojakarta dan Jakarta sebagai syarat lanjut studi S3 di di American University.
Pada saat ia berangkat ke Jojakarta dan Jakarta, WHO dan pemerintah Indonesia belum umumkan status darurat virus corona di tanah air. Pemerintah baru umumkan darurat covid-19 ketika El sudah berada di Jakarta. Kemungkinan besar ia terjangkit virus corona di sana namun tidak merasa gejala virus corona seperti; batuk, pilek, demam dan sesak napas.
Tanggal 22 Maret El kembali ke Kupang, karantina diri. Selama karantina, ia mendapat kabar temannya yang sekelas dengannya di Jakarta sudah divonis dokter positif covid-19 dan sedang dirawat di salah satu RSUD di Jakarta.
Mendapat kabar tersebut, tanggal 27 Maret 2020, El berinisiatif datang tes kesehatan di RSUD Prof. Dr. Johanes Kupang. Tepat taggal 9 April, dokter mengumumkan bahwa hasil tes swab, El positif terjangkit virus corona (covid-19).
El minta dukungan doa dari masyarakat NTT agar bisa lekas sembuh dari virus corona. Saat ini dirinya sedang di rawat di RSUD Prof. Dr. Johanes Kupang. (*dm).