Akui Medan Sulit, Bupati Alor Minta Tenaga Farmasi Buat Mukjizat Kesembuhan

Bupati Alor Drs. Amon Djobo. (Foto: doc tribuanapos.net/Leader Ismail).
Bupati Alor Drs. Amon Djobo. (Foto: doc tribuanapos.net/Leader Ismail).

Kalabahi –

Bupati Alor Drs. Amon Djobo mengakui masih ada wilayahnya masuk kategori daerah terisolir dan sulit mengakses fasilitas kesehatan dan obat-obatan, dibanding daerah lain di NTT.

Karena itu ia meminta tenaga Farmasinya terutama yang bertugas di pegunungan Alor, gunakan akal sehat, ilmu dan terobosan baru memanfaatkan fasilitas yang ada untuk menyembuhkan pasien. Bila ada pasien yang sembuh maka ia sebut itu suatu mukjizat yang dibuat tenaga farmasinya.

Hal itu dikatakan Bupati Alor ketika membawa sambutan di acara Pelantikan Pengurus Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Cabang Alor Periode 2019-2024, Sabtu (5/12) di Aula Kopdit Citra Hidup Kalabahi.

“Ada yang saya tempatkan di daerah paling sulit di Pantar Barat Laut, Pantar Timur, Mataru, Alor Selatan, Pureman, daerah yang medannya paling sulit. Nah, teman-teman ada di situ tidak usah racik itu obat (generic obati pasien). Orang napas satu-satu kira-kira hela dia punya batang leher naik, napas jalan lurus. Nah, itu coba kamu bikin,” katanya disambut tawa undangan.

Baca juga: https://tribuanapos.net/2020/12/05/pengurus-persatuan-ahli-farmasi-indonesia-cabang-alor-resmi-dilantik/

“Ya, itu kamu musti buat. Atau dia punya kaki bisul na potong bela dengan silet ko taru antalgin, nifaquin, kalau tidak taru sopi pigi ko langsung dia sembuh. Nah itu coba bikin. Itu baru mukjizat. Amin?” tawa peserta meledak disertai aplaus kepada Bupati.

Amon Djobo mengatakan, ia memilih hadir di kegiatan Pelantikan Pengurus PAFI Cabang Alor karena kegiatan tersebut dirasa sangat penting di tengah carut-marut pembangunan bidang kesehatan yang dihadapi daerah ini.

“Persoalan kesehatan di daerah ini terlalu rumit. Rumit. Stunting masih menjadi pergumulan kita yang luar biasa di daerah ini. Kematian ibu anak masih menjadi persoalan. Penyakit menular masih juga perosalan. Penyakit permanen; darah tinggi, jantung, kolesterol, darah rendah, hipertensi, gula darah, macam-macam semua ada,” ungkapnya.

Bupati Amon menyebut, tantangan pembangunan kesehatan di kabupaten Alor tidak seperti daerah lain di NTT. Sebab, secara geografis, Alor adalah daerah kepulauan sendiri yang mayoritasnya memiliki topografi pegunungan yang sulit terjangkau.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/12/06/pemerintah-larang-masyarakat-jual-dan-konsumsi-obat-antibiotik-secara-bebas/

Bupati mengapresiasi tenaga medisnya yang setia bertugas melayani masyarakat di pelosok daerah. Ia mengatakan, para Nakes tersebut patut dihormati karena sudah setia menjalankan tugasnya di pelosok desa dengan medan yang sulit.

“Kita pulau tersendiri. Tidak sama dengan daratan Flores, Sumba dan Timor. Kalau ada penyakit yang luar biasa, dokter tinggal kasih rujukan lari turun ke Kupang. Di Flores, bisa ke Flores Timur atau Ende ada rumah sakit besar di situ. Kita (Alor) belum bisa tetapi sungguh luar biasa saya punya tenaga kesehatan yang jumlahnya sangat terbatas tetapi semangatnya sungguh luar biasa. Itu yang hebat,” ungkapnya.

“Tenaga medis saya ini tidak tergantung pada alat, obat, tapi niat,  semangat, motivasi dan kesungguhan hati untuk melayani di daerah ini sungguh luar biasa. Tanya dokter Ida ada duduk itu. Kadang-kadang saya marah, maki, hanya untuk kepentingan daerah ini,” ujarnya.

“Sehingga saya hadir hari ini di acara teman-teman farmasi ini tidak sekedar sebentar kita lantik manusianya duduk penuh-penuh di struktur lalu buat seminar semua orang omong hebat. Saya tidak minta itu. Yang saya minta itu adalah dia punya hasil, dampak untuk masyarakat,” lanjut Amon.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/12/04/moko-raksasa-ditemukan-di-pulau-alor-ntt-melalui-petunjuk-mimpi/

“Maka saya duduk pikir-pikir, orang bilang begini, ini Bupati gila ko? Saya bilang begini buat mukjizat. Ingat baik-baik saya omong ini, buat Mukjizat. Hal-hal di daerah lain tidak bisa buat, Alor harus buat. Amin?” lagi-lagi Bupati meminta tenaga farmasinya buat terobosan baru di tengah keterbatasan daerah.

Meski demikian, Bupati Amon tetap mengingatkan tenaga farmasi untuk tetap bekerja sesuai koridor atau prinsip-prinsip aturan kesehatan. Bila ada Nakes yang kerja diluar ketentuan maka itu melanggar kode etik profesi, sumpah jabatan dan ketentuan Undang-undang.

“Karena kita daerah ini begitu. Jadi harus buat terobosan-terobosan penting tetapi tidak bisa dia keluar dari tatakrama dan prinsip-prinsip kesehatan. Kalau keluar ya teman-teman disalahkan. Itu sudah pasti ko karena diluar dari ketentuan kesehatan. Bupati omong bilang potong (bisul) dengan silet, memang itu tidak boleh ko. Bupati bilang bikin jadi kita juga bikin, he berarti saudara juga bodok,” ungkap Bupati disambut tawa undangan.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/12/02/erupsi-gunung-ile-lewotodok-tak-berdampak-penerbangan-di-alor-warga-galang-donasi/

Amon Djobo meminta 113 tenaga farmasi melayani pasien dengan pikiran dan hati yang bersih serta penuh tanggungjawab dan disiplin tinggi. Sebab pekerjaan farmasi kait eratnya dengan nyawa manusia. Dimana pun mereka ditugaskan Bupati ingatkan anak buahnya untuk tetap berpegang teguh pada sumpah profesi dan nilai-nilai kemanusian.

“Ada 113 orang tenaga Farmasi. Saya minta 113 ini harus buat sesuatu yang baru, dimana pun saudara ditempatkan. Karena teman-teman ini eksekusi terakhir. Otak dan kerja teman-teman ini eksekusi terakhir. Kenapa saya bilang eksekutif terakhir, karena dokter kasih resep obat, pigi di toko obat, campur obat ini itu, tasalah campur sianida, manusia mati bodoh semua. Karena itu saya minta teman-teman harus punya pikiran dan hati harus bersih, lalu kerja harus sesuai dengan ketentuan sehingga dengan demikian kesehatan di daerah ini bisa capai dengan baik,” pungkasnya.

Stunting Alor Turun 22%

Bupati Alor Drs. Amon Djobo ketika sambutan di acara pelantikan Pengurus PAFI Alor, Sabtu (05/12/2020) di Aula Kopdit Citra Hidup, Kalabahi.
Bupati Alor Drs. Amon Djobo ketika sambutan di acara pelantikan Pengurus PAFI Cabang Alor, Sabtu (05/12/2020) di Aula Kopdit Citra Hidup, Kalabahi.

Bupati Alor Amon Djobo memuji Dinas Kesehatan karena dianggap mampu menurunkan angka stunting dari 37% menjadi 22% di tahun 2020 ini. Bupati targetkan, tahun 2021 presentasi stunting harus turun di kisaran angka 10% dan di tahun 2023 turun menjadi 7%.

“Saya tinggalkan jabatan ini paling tidak dia ada di standar 5%,” katanya.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/12/01/bnpp-gelar-fgd-peninjauan-kembali-perpres-tata-ruang-kawasan-perbatasan-negara-di-alor/

Pemerintah daerah terus mendorong kualitas sumber daya manusia supaya ke depan angka stunting bisa ditekan hingga 0%. Bupati Amon tidak ingin tinggalkan jabatannya di tahun 2023 dengan angka stunting yang masih ada. Karena stunting kata Bupati merupakan gambaran harga diri, martabat dan kehormatan orang Alor terutama di bidang kemanusiaan.

“Saya harap teman-teman di kemarfasian, ilmu, pengetahuan, pengalaman yang teman-teman dapati selama pendidikan, ada yang di RSU, Puskesmas, di toko obat, di Pustu, semua tolong bekerja dengan baik. Karena tantangan kita di depan ini bukan soal stunting lagi, bukan soal sarana prasarana yang ada tetapi soal sumber daya manusia. Teman-teman harus bisa berdiri tegak dan pukul dada bahwa kita bisa di 22 kabupaten/kota ini,” ungkapnya memotivasi tenaga farmasi.

“Sekarang orang mulai dari Maluku yang di Kiser, Lirang dan macam-macam itu sekarang sudah datang berobat di RSU Kalabahi sekarang. Dorang tidak ke Maluku, tidak ke Dili Timor Leste. Itu artinya apa, kita punya tenaga kesehatan yang dibiayai dengan dana daerah sepotong-sepotong pergi sekolah pulang mereka sudah terapkan dengan baik,” sambung Bupati.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/11/28/niat-pinjam-dana-pen-rp-15-triliun-gerindra-minta-pemprov-ntt-siapkan-opsi-lain/

Amon Djobo mengatakan, tahun depan pemerintah akan perluas lagi ruangan VVIP RSU dengan dana DAK 32 Miliar lebih. Hal itu memudahkan pelayanan kepada masyarakat Alor.

Selain itu, Bupati Amon menghimbau kepada tenaga kesehatan yang hendak pergi kuliah S1, S2 agar mengusulkan permohonan izin belajar kepadanya. Ia berjanji akan memberikan izin belajar kepada Nakes yang berniat sekolah lanjut.

Bupati kembali minta seluruh tenaga kesehatan bekerja disiplin menurunkan berbagai penyakit agar bisa menekan angka kematian sesuai visi Alor sehat yang dicanangkan di awal pemerintahannya.

“Tahun depan kita bangun perluas ruang VIP dengan dana DAK 32 M lebih. Itu rumah sakit kita bikin hotel sudah. Bikin dua lantai. Kita punya keahlian dokter dari dokter Lia dan teman-teman hari ini sudah cukup luar biasa. Ini hanya tergantung disiplin diri. Teman-teman bidang kesehatan yang ditempatkan sampai di ujung pulau ini harus bisa disiplin,” ungkapnya.

Pemerintah terus fokus membangun sarana prasarana kesehatan dan pembangunan SDM bidang kesehatan. Semua itu dilakukan untuk mencapai target angka usia harapan hidup orang Alor.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/11/28/panitia-muspel-pemuda-gmit-tahun-2021-resmi-dilantik/

Amon Djobo menyebut, saat ini usia harapan hidup manusia Alor untuk perempuan 65 tahun. Laki-laki 62 tahun. “Jadi kalau dia hidup sudah lewat angka harapan hidup pasti dia hidup bisa sampai 100 tahun. Tetapi kalau dia hidup di bawah angka itu, mati sudah pasti mati. Kita Alor usia harapan hidup cukup baik terutama perempuan ini bagus. Artinya karena kualitas pelayanan kesehatan cukup luar biasa,” katanya.

Bupati Amon memuji tenaga kesehatan yang setia mendedikasikan dirinya melayani di daerah pegunungan Alor. Ia bangga, pada kunjungan kerjanya di Ternate, Karangle dan beberrapa daerah sulit di Alor, ternyata ada petugas kesehatan yang setia melayani pasien.

“Saya tahu teman-teman yang ada duduk ini sangat luar biasa kerjanya. Tereweng saya pigi ada dua tiga orang di situ. Karangle mereka ada. Saya ke tempat-tempat yang sulit, merka ada di situ. Kalau teman-teman kesehatan ini punya semangat sama maka Alor ini akan lari cepat sampai di sorga. Saudara-saudara saya orang kemarfasian ini sangat luar biasa,” katanya, memuji Nakes Farmasi.

Di akhir sambutannya, Bupati meminta para Nakes tidak boleh mengeluh ditempatkan dimanapun. Sebab tidak ada tempat basah dan kering dalam jabatan pemerintahan.

Ia minta seluruh Nakes bekerja tanpa harus menghitung besar kecilnya pendapatan. Karena berkat Tuhan akan datang bila kita bekerja dengan hati yang tulus dan jujur untuk kepentingan daerah ini. Ia juga mengingatkan para Nakes tidak boleh korupsi.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/11/23/jejak-tradisi-makan-daging-tikus-suku-abui-di-alor-ntt/

“Manusia sekarang kerja mau supaya dapat berkat yang terlalu besar. Penghasilan besar. Uang tiba-tiba datang. Ini saya mau sampaikan, berkat ini kecil ataupun besar itu berkat. Kadang-kadang dapat sedikit na mulai protes kepala puskesmas, protes kepala dinas. Tidak usah. Besar atau kecil itu yang berkat. Tapi kalau kita mau cari berkat yang lebih besar lagi na kecuali OTT. Operasi Tangkap Tangan di KPK nah itu berkatnya besar. Saya harap tidak boleh yang begitu,” tegasnya.

“Kita harus kerja sungguh-sungguh sehingga apapun pekerjaan yang Tuhan kasih, kita hargai dan hormati untuk kebaikan daerah kita. Dimana pun kita bekerja dengan tulus ikhlas, berkat itu pasti dia ikut kita. Percaya saya omong ini. Tapi orang yang kerja suka-suka, tidak dapat berkat. Ini yang saya alami,” tutup Bupati sambil membuka kegiatan PAFI Alor.

Diberitakan, Pengurus Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Cabang Kabupaten Alor Periode 2019-2024 resmi dilantik. Pelantikan dilakukan Ketua Pengurus Daerah PAFI Provinsi NTT Tamran Ismail, S.Si.,MP, Sabtu siang. (*dm).