Covid-19 Rakyat Alor Terancam Kelaparan

Bupati Alor Drs. Amon Djobo
Bupati Alor Drs. Amon Djobo

Kalabahi –

Bupati Alor menyebutkan, dampak wabah virus corona (covid-19) mulai mengancam stabilitas ekonomi dan pangan masyarakat. Ia memprediksi rakyat Alor akan mengalami kiris kelaparan luar biasa bila wabah covid-19 belum berakhir di akhir bulan Agustus.

Prediksi itu disampaikan Bupati Amon Djobo setelah mencermati eskalasi virus corona yang kian hari bertambah di tanah air, khususnya di wilayah Alor. Ia mengatakan, kalau wabah virus ini tidak berakhir di bulan Juni-Agustus 2020 maka sudah tentu 235 ribu jiwa rakyat Alor terancam kelaparan.

“Ya, kalau dia punya eskalasi covid ini tidak akan turun di bulan-bulan Juni Agustus yang jelas pasti sudah kelaparan,” kata Bupati Amon, Kamis (16/4) di Kalabahi.

Ia mengatakan, dirinya bersyukur wabah covid-19 mewabah di tanah air pada bulan Februari hingga April ini. Sehingga di bulan tersebut masyarakat Alor sudah melakukan panen raya produksi pertanian/perkebunan; tanaman jagung, kacang-kacangan, pisang dan singkong.

Bupati berandai apabila wabah virus corona terjadi di bulan September-Oktober maka rakyatnya sudah pasti kelaparan. Karena di bulan tersebut merupakan puncak musim panas yang rentan terjadi kekurangan stok pangan.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/04/17/bupati-alor-anggarkan-rp-158-m-lawan-covid-19-ini-rinciannya/

“Kita bersyukur covid ini datang di belahan dunia termasuk Alor ini pas dengan orang musim pungut, panen. Kalau dia kena di bulan September Oktober, sudah jadi apa itu manusia ini. Itu musim paceklik, keterbatasan-keterbatasan ketersediaan bahan pangan khusus lokal utamanya tidak ada lagi. Orang lapar semua,” ungkapnya.

Krisis pangan kata Bupati mungkin tidak terjadi di daerah lain. Akan tetapi untuk Kabupaten Alor dampak kelaparan dipastikan terjadi cukup dasyat karena Alor merupakan daerah kepulauan yang sulit mengakses pangan.

“Kelaparan daerah lain mungkin tidak lapar tapi Alor pasti kita lapar. Karena kita daerah kepulauan,” ujarnya.

Selain itu pada musim bulan September-Oktober, APBD juga sudah terpakai habis untuk pembelanjaan kegiatan-kegiatan yang diprogramkan pemerintah.

“Uang daerah berapa banyak? Manusia Alor ada 235 ribu orang ini kita kasih beras 10 kg juga bisa masak 10 ton, kan tidak mungkin,” katanya.

Karenanya Bupati menghimbau masyarakat memanfaatkan sisa curah hujan yang ada serta manfaatkan lahan basa untuk menanam singkong, pisang dan kacang-kacangan. Tujuannya mengantisipasi kondisi terburuk krisis pangan yang mungkin akan kita hadapi sebab virus corona diprediksi akan berakhir pada bulan Desember.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/04/16/relawan-covid-19-alor-bagi-1000-masker-gratis/

Amon Djobo kembali bersyukur, wabah virus corona terjadi di bulan Februari-April sehingga pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan penyesuaian-penyesuaian atau realokasi APBD untuk menghadapi covid-19.

“Memang hal-hal ini yang menjadi keputusan-keputusan pertimbangan dari dukungan realokasi APBD terhadap corona. Kali ini kita anggarkan 15,8 M untuk hadapi covid ini,” pungkasnya.

Bantuan tersebut rinciannya untuk penanganan dan pencegahan covid-19 termasuk di dalamnya pengadaan APD medis dan alat rapid test sebesar 7 M lebih.

Amon Djobo mengucapkan terima kasih kepada paguyuban-paguyuban, LSM, pemerhati sosial di dalam maupun luar Alor yang sudah ikut berkontribusi menyumbang APD tenaga medis. Ia juga mengucapkan terima kepada pemerhati sosial yang sudah berkontribusi dalam kegiatan pembagian masker gratis dan penyemprotan disinfektan.

“Untuk berantas corona kita punya hampir 7 M lebih. Itu APD termasuk di dalamnya. Ada juga dukungan dari LSM, dukungan paguyuban-paguyuban di sini di luar daerah, pemerhati sosial bantu kita macam-macam. Kita apresiasi dan terima kasih semua itu,” katanya.

Bupati berharap kerja sama dan solidaritas tersebut dapat ditingkatkan dalam menghadapi epidemic covid-19 di Kabupaten Alor.

Sementara untuk dana pemberdayaan ekonomi dan bantuan jaringan pengamanan sosial (JPS), pemerintah mengucurkan dana sekitar 7 M lebih. Bupati harap kucuran dana pemberdayaan ekonomi masyarakat tersebut dipergunakan secara baik untuk menjaga stabilitas pangan dan ekonomi khususnya daya beli masyarakat.

“Jaringan pengaman sosial itu yang bantuan langsung tunai, beras, gula macam-macam dorang itu khusus untuk rumah tangga miskin yang terdampak covid ini. Bantu dorang yang pekerjaan juga tidak ada, tidur bangun makan-makan saja, nah itu bantuan untuk dorang,” pungkasnya. (*dm).