Kalabahi –
Bertahun-tahun lamanya, dua Janda Tua di Desa Alila Timur Kecamatan Kabola Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) hidup di gubuk reyot. Keduanya lalu berharap ingin punya rumah layak huni.
Ditemui wartawan di rumahnya RT 8 RW 4 Desa Alila Timur Kecamatan Kabola, Aizah Dursaha (70) mengisahkan, dirinya sudah 10 tahun hidup di rumah tak layak huni. Ia tinggal bersama cucunya yang Kelas II SMP semenjak ditinggal almarhum suaminya.
Rumah Aizah berlantai tanah, berdinding bambu, dan beratap seng yang sudah bocor.
Tampak dari dalam rumah, kondisi dinding rumah Aizah terlihat hampir semuanya berlubang. Begitu pun atap sengnya. Sebagian bocor. Bila datang hujan, percikan air menembus seisi rumahnya.
Meski hidup tergolong di bawah garis kemiskinan, rumah berukuran sekitar 7×5 meter persegi itu digunakan Aizah untuk tidur, masak dan beraktivitas ekonomi. Aktivitas ekonomi yang ia lakukan adalah menganyam Nyiru dan Bakul untuk dijual di Pasar Kota Kalabahi.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/06/20/rumah-reyot-dua-janda-tua-di-alor-ntt-tak-tersentuh-bantuan/
Keuntungan penjualan Nyiru dan Bakul tersebut ia gunakan untuk menyambung hidup bersama cucunya yang sekolah di bangku kelas II SMP.

Ketika ditinggalkan almarhum suaminya, Aizah tidak pernah dapat bantuan perumahan tak layak huni dari pemerintah. Ia mengaku belum pernah didatangi petugas perumahan atau dinas manapun untuk mendata dan mendapatkan bantuan rumah.
“Sudah sepuluh tahun (saya tinggal di rumah ini). Dari dulu kita tinggal di sini (tak didata dapat bantuan rumah),” katanya kepada wartawan, Rabu (17/6) di rumahnya, Desa Alila Timur.
Aizah berharap, ia ingin dapat bantuan rumah tak layak huni dari pemerintah agar ia pun bisa menikmati hidup di rumah layak huni.
“Mau (pengen punya rumah baru),” ungkapnya sembari tertunduk.
Selain bantuan rumah, Aizah juga belum pernah mendapat bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Sosial Tunai (BST), maupun Jaminan Sosial Kesehatan dari pemerintah.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/06/20/video-rumah-janda-tua-tak-layak-huni-di-alor-ntt/
Ia mengatakan, dirinya baru saja mendapatkan bantuan Covid-19 dari Bantuan Lansung Tunai (BLT) Dana Desa Alila Timur sebesar Rp 1.200.000,-. Bantuan tersebut baru saja ia terima Senin lalu.
Aizah juga baru mendapatkan bantuan Sembako Covid-19 dari Kapolres Alor AKBP. Darmawan Marpaung, S.IK.,M.Si. Sembako berupa beras dan kebutuhan pokok lain.
Bantuan lainnya yaitu, ia penah mendapat bantuan Sembako dari Masjid setempat. Bantuan Masjid berupa beras 10 kg yang biasa ia terima setia hari raya umat Muslim.

Aizah berharap, ada petugas PKH dan BST yang mendata dirinya untuk mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah. Karena ia tinggal dan mengurus cucunya bersekolah.
Kisah yang sama juga dialami Janda Tua bernama Sufia Tang. Warga RT 8 Desa Alila Timur itu pun tinggal di rumah reyot selama berpuluh tahun.
Kepada wartawan, Anak sepupu Sufia, Hamidah menuturkan, omanya sudah puluhan tahun hidup menyendiri di rumah reyot itu. Ia tak ingin tinggal bersama anak-anaknya.
Sufia kata Hamidah, juga belum pernah terdata mendapatkan bantuan rumah tak layak huni dari pemerintah.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/06/18/100-mahasiswa-baru-untrib-akan-dapat-beasiswa-gratis/
Selain bantuan perumahan, Sufia pun belum pernah tersentuh bantuan PKH, BST dari pemerintah. Ia baru saja menerima bantuan BLT Covid-19 dari Pemerintah Desa Alila Timur sebesar Rp 1.200.000,-.
Hamidah berharap, ada bantuan rumah dan bantuan sosial kepada ibunya, agar dia pun bisa menikmati hidup berperikemanusiaan.
“Bantuan perumahan tidak pernah ada. Batuan sosial PKH dengan BST juga mama tidak pernah dapat. Dari desa dengan Masjid juga tidak ada. Mama baru dapat bantuan yang kemarin (BLT) Rp 1.200.000, dengan beras itu (dari Kapolres Alor),” katanya.
Ketua RT 5 Lukman Halim menjelaskan, memang di desanya ada program bantuan perumahan. Namun, rumah Aizah dan Sufia belum tersentuh.
Ia akan berbicara dengan Kepala Desa setempat untuk mengusulkan bantuan kedua janda tua itu pada tahun anggaran berikutnya.
“Nanti kita usul di tahun berikut. Baru-baru tahun 2019 kita ada bantuan renovasi 40 rumah, tapi untuk mama ini tak tersentuh,” pungkas Lukman.
Kepada bapak/ibu, saudara/i yang ingin menyumbang untuk kebutuhan rumah Oma Aizah dan Sufia, harap bisa langsung ke Ketua RT 5 Bapak Lukman Halim. Bantuan juga bisa diantar langsung ke rumah mereka di Desa Alila Timur.
Bagi bapak/ibu, saudara/i yang ingin menyumbang tetapi kesulitan mengantarkannya ke lokasi maka harap bisa salurkan bantuannya melalui koordinator Kota untuk Renovasi Rumah Desa Alila Timur, saudara Imanuel Besituba, HP (WA) 081 338 105 061.
Bantuan anda bisa berupa kebutuhan perabot rumah tangga atau bahan bangunan yang akan digunakan untuk Renovasi Rumah oma Aizah dan oma Sufia. Tuhan memberkati. (*dm).