Serikat Mahasiswa TATAKATA (SEMATA) Cabang Kalabahi menuntut Bupati Alor Drs. Amon Djobo membangun jalan dan listrik di Kecamatan Pureman. Sebab sejak 76 tahun Indonesia Merdeka, Pureman yang menjadi wilayah batas laut antara NKRI-RDTL itu belum mempunyai akses jalan dan listrik yang memadai.
Tuntutan SEMATA Kalabahi disampaikan kepada Bupati Amon Djobo melalui Asisten III Melki Bely pada hari Rabu (16/3/2022) di kantor Bupati Alor, Batunirwala.
“Jalan ke Pureman ini hancur betul bapak. Kami ini jalan darat juga susah, laut juga susah. Jadi kalau bisa kasitahu Bapak Bupati ko bangun jalan dulu di kampung (Pureman),” kata Ketua Cabang SEMATA Yanse D. Keden dalam dialog bersama Asiten III Melki Bely pagi tadi.
Menurut Yanse, akses jalan menuju Pureman baik melalui jalur Lantoka-Peitoko maupun melalui jalur Lela-Langkuru Utara-Kailesa-Peitoko ibukota Kecamatan Pureman semuanya buruk.
Selain akses jalan darat, menurut Yanse akses jalur transportasi laut juga mengalami kendala karena pengusaha yang memiliki perahu motor ke Pureman kini tak lagi beroperasi akibat konflik di Mademang.
“Akses perahu motor juga sekarang pengusaha yang punya perahu motor sudah tidak beroperasi lagi gara-gara di dipukul orang di sana. Sampai sekarang polisi belum mengamankan pelaku. Sudah begitu terjadi kecelakaan tenggelamnya kapal KM Nusa Kenari 2 pada dua tahun lalu yang menewaskan korban 10 orang penumpang asal Pureman. Jadi kami ini kesulitan sekali jalan ke kampung,” lanjut Yanse.
Untuk itu Yanse meminta perhatian Bupati Alor Drs. Amon Djobo membangun jalan menuju Pureman sebelum Bupati Amon mengakhiri masa tugas periode keduanya pada tahun 2023.
Yanse juga mendukung kebijakan politik Ketua DPRD Enny Anggrek dan Ketua Komisi III DPRD Dony M. Mooy yang akan menganggarkan ruas jalan Lela-Langkuru Utara-Kailesa-Peitoko pada tahun 2023.
Ia mengapresiasi langkah politik DPRD yang sudah mau memberikan perhatian anggaran pada pembangunan jalan menuju Pureman tahun 2023 nanti.
Yanse mengatakan, sekarang dukungan politik DPRD sudah ada, untuk itu pihaknya datang ingin berdialog dengan Bupati Alor guna memberikan kepastian penganggaran jalan menuju Pureman.
Ketua SEMATA kesal Bupati Alor tidak ingin menemui aktivis SEMATA Kalabahi untuk berdialog dan malah didisposisi kepada Asisten III untuk berdialog dengan mereka.
Meski demikian, Yanse berharap, hasil dialog tuntutan jalan ini dapat ditindaklanjuti oleh Bupati Alor supaya kecamatan Pureman juga bisa ikut merasakan pemerataan pembangunan khususnya jalan.
“Kami juga berharap jalan Lantoka-Peitoko dengan dana Rp 5,7 Miliar ini bisa segera tender supaya pekerjaan jalan menuju Peitoko bisa dilakukan. Kami harap tender ini tidak ada lagi gagal lelang,” harap Yanse.
Selain jalan, Yanse dan para aktivis SEMATA juga meminta pemerintah daerah membangun listrik, air minum bersih, fasilitas kesehatan dan pendidikan, juga mengisi kekurangan guru di sana.
SEMATA juga meminta perhatian pemerintah supaya berkoodinasi dengan Kapolres Alor AKBP Ari Satmoko guna mengusulkan ke Kapolda NTT menaikkan status Pospol Peitoko menjadi Polsek Pureman dan membangun satu Pospol di Mademang, Desa Langkuru.
Oleh sebab saat ini semua pelayanan kemasyarakatan di Pospol Peitoko ruang lingkupnya sulit menjangkau pelayanan hukum di Mademang Desa Langkuru yang rawan konflik.
Ketua SEMATA juga meminta Pospol Mademang segera dibuka untuk menekan angka kriminal pembunuhan di sana. Ia tidak ingin angka kasus tersebut terus bertambah akibat pelayanan Pospol Peitoko masih berpusat dengan Polsek Maritaing Kecamatan Alor Timur.
Menurut Yanse, kebutuhan pengamanan dengan menaikkan status Pospol Peitoko menjadi Polsek Pureman ini sangat diperlukan guna mendukung aktivitas ekonomi, pendidikan dan kesehatan di wilayah batas Negara itu.
“Kita harap Pospol di Mademang ini bisa segera dibuka karena konflik di sana mengakibatkan pasar tidak beroperasi maksimal, anak-anak tidak bersekolah dan pelayanan kemasyarakatan tidak berjalan. Masyarakat di Mademang Desa Langkuru sudah bersedia menyerahkan tanah untuk pembangunan Polsek baru jadi kita harap ini bisa segera cepat dibangun,” ujarnya.
Asisten III Melki Bely menyampaikan apresiasi pada SEMATA Kalabahi yang datang membawa aspirasi masyarakat Pureman. Melki memastikan bahwa semua aspirasi tersebut akan dia sampaikan kepada Bupati Alor untuk ditindaklanjuti.
“Nanti saya akan sampaikan semua tuntutan adik-adik SEMATA ke Bapak Bupati. Untuk jalan Lantoka-Peitoko ini memang saat ini dalam proses tender. Kita harap bisa segera selesai supaya pekerjaan bisa dilakukan,” katanya.
Sementara untuk pembangunan Pospol Mademang, Melki menjelaskan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Kapolres Alor AKBP Ari Satmoko guna menindaklanjuti tuntutan mahasiswa SEMATA.
Sedangkan untuk listrik, air bersih, renovasi Pustu Peitoko dan kekurangan guru di Pureman, Melki mengatakan dia akan menyampaikan kepada Bupati Alor untuk diteruskan kepada Kepala-kepala OPD terkait.
“Tugas Pak Bupati itu sudah dibagi habis ke OPD-OPD jadi saya akan sampaikan ke Bapak Bupati supaya bisa teruskan pernyataan adik-adik ke Kepala OPD terkait,” pungkas Melki.
Dialog masih berlangsung cerdas, namun Melki Bely terpaksa harus mengakhiri dialog karena ada panggilan mendadak dari Bupati Alor.
Para mahasiswa terlihat mengikuti dialog dengan disiplin protocol kesehatan. Sesuai jadwal, mereka juga akan dialog dengan Kepala PLN Kalabahi, Plt Kadisdik Alor, Kadinkes Alor, Kadis PUPR Alor dan Kapolres Alor.
Sebelumnya SEMATA Kalabahi berdialog dengan DPRD Alor mengenai masalah jalan, listrik, Renovasi Pustu Peitoko, Air bersih, kekurangan guru dan usulan Pospol Mademang. Dialog pada Selasa (15/3) di gedung DPRD, Kalabahi Kota.
Dialog, SEMATA diterima Ketua DPRD Alor Enny Anggrek, Ketua Komisi I Azer D. Laoepada, Sekretaris Komisi II Him Nampira, Ketua Komisi III Dony M. Mooy dan sejumlah anggota Komisi III.
Hasil dialog tersebut pada intinya, SEMATA dan DPRD sepakat bahwa akan dianggarkan jalan poros Lela-Langkuru Utara-Kailesa-Peitoko pada tahun 2023. Sementara tuntutan lainnya akan disampaikan DPRD dalam rapat kerja bersama OPD terkait. (*dm).