Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Provinsi NTT dan DPRD NTT, meminta PT PP bertanggung jawab melakukan perbaikan kerusakan jalan Negara Kalabahi-Maritaing yang rusak akibat dilalui truk tronton PT PP.
Jalan negara Kalabahi-Maritaing persisinya di Desa Tanglapui, Padang Panjang dan Tanglapui Timur Kecamatan Alor Timur Kabupaten Alor, sebelumnya rusak akibat dilintasi truk tronton milik PT PP yang mengangkut material berkapasitas 30 ton untuk pekerjaan proyek jalan dan jembatan yang terputus akibat badai Seroja April lalu.
Permintaan perbaikan jalan tersebut disampaikan Kepala BPJN Provinsi NTT Junto, ketika dikonfirmasi wartawan mengenai siapa pihak yang berwenang melakukan perbaikan kerusakan jalan itu.
“Saran kami agar PT PP memperbaiki kerusakan tersebut dan untuk kerusakan-kerusakan kecil akan dibebankan ke pemeliharaan rutin tahun ini, demikian,” kata Junto dihubungi tribuanapos.net, Jumat (11/3) di Kupang.
Junto meminta wartawan mengkonfirmasi Satker PJN 2 atau PPK 2.3 Wilayah Alor untuk memberikan penjelasan teknis mengenai kerusakan jalan itu. Karena kerusakan jalan tersebut juga sudah disurvey oleh tim Satker Alor dan hasilnya sudah dilaporkan kepada Kepala BPJN NTT di Kupang.
“Untuk kerusakan jalan dari Desa Tanglapui s/d Desa Kobra (Tanglapui Timur), bisa konfirmasi dengan Satker PJN 2 atau PPK 2.3 yang di Alor. Namun kemarin sudah disurvey oleh teman-teman di lapangan dan sudah disampaikan ke kami di Balai,” terang Junto.
DPRD NTT Minta Perbaikan Jalan Kalabahi-Maritaing
DPRD Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta Kepala BPJN Provinsi NTT membaiki kerusakan jalan Negara ruas Kalabahi-Maritaing yang rusak akibat dilalui truk tronton berkapasitas 30 ton milik PT PP.
Permintaan perbaikan jalan tersebut disampaikan Ketua Komisi I DPRD NTT Gabriel Abdi Kusuma Beri Binna ketika dihubungi tribuanapos.net di Kupang.
Gabriel menegaskan ia akan menyampaikan hal itu pada rapat kerja dengan Kepala BPJN NTT atau sidang DPRD NTT terdekat.
“Segera kami sampaikan ke Balai Jalan untuk perbaikan,” kata Gabriel dihubungi wartawan di Kupang.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Alor Melianus Atacay, ST, juga meminta PT PP bertanggung jawab perbaikan jalan Negara Kalabahi-Maritaing yang rusak akibat dilintasi truk tronton PT PP. Menurutnya, kalau kerusakan itu murni dilakukan PT PP maka mereka wajib perbaikan.
“Kalau kesalahan ada di pihak mereka (PT PP), kontraktor harusnya mereka perbaiki,” katanya dikonfirmasi wartawan di Kalabahi.
Sementara itu Kontraktor PT PP belum bisa dikonfirmasi media ini hingga berita ini tayang.
Sebelumnya diberitakan, Truk tronton milik PT PP berkapasitas sekitar 30 ton merusak jalan negara ruas Kalabahi-Maritaing. Kerusakan jalan terjadi tepat di Desa Tanglapui, Padang Panjang dan Desa Tanglapui Timur Kecamatan Alor Timur.
Puluhan truk tronton 10 ban itu mengangkut material dari basecampnya di Lantoka Desa Tanglapui menuju lokasi proyek pekerjaan jalan dan jembatan di Kobra Desa Tanglapui Timur dan Jembatan Padang Panjang Desa Padang Panjang Kecamatan Alor Timur.
Kedua jembatan tersebut sebelumnya roboh akibat terdampak bencana banjir Seroja April lalu. Proyek jembatan itu termasuk jembatan Iraori Kecamatan Alor Timur Laut dikerjakan PT PP sejak tahun lalu.
Pantauan media ini, muatan material puluhan truk PT PP dari basecampnya di Lantoka tersebut membuat rusak sejumlah titik jalan negara ruas Kalabahi-Maritaing di wilayah tiga desa itu. Titik-titik yang mengalami kerusakan berada di sepanjang hampir 3 km.
“Jalan ini rusak semua akibat truk PT PP yang melintasi angkut material lewat sini. Mereka angkut material di atas 30 ton jadi jalan rusak, aspalnya tercabut semua,” kata sumber warga Desa Tanglapui kepada tribuanapos.net, Selasa (9/3/2022) di Lantoka.
“Ini (penyebab jalan rusak) bukan karena banjir atau longsor tapi ini jelas rusak karena ban truk PT PP,” lanjut sumber sambil menunjuk kondisi jalan yang rusak kepada wartawan.
Sumber itu mengatakan, PT PP mengangkut material dari basecampnya di Lantoka untuk dibawa ke beberapa lokasi proyek pembangunan jembatan. Menurutnya ada sekitar 30an Truk mengangkut material penuh bak truk setiap hari meskipun saat hujan.
“Setiap hari mereka angkut material muatan penuh untuk dibawa ke lokasi proyek pekerjaan jembatan di Kobra dan Padang Panjang. Mereka angkut dalam kondisi hujan juga. Itu yang membuat jalan semua rusak,” ungkap sumber.
Ia kesal, sebab sebelumnya jalan tersebut dikerjakan dalam kondisi baik namun sudah rusak akibat muatan truk PT PP.
Sumber itu lalu meminta PT PP bertanggung jawab melakukan perbaikan jalan yang rusak sebelum mereka pergi. Sebab ia khawatir PT PP tidak akan perbaikan jalan yang rusak dan pergi setelah kalender kerja proyek jembatan berakhir.
“Kami minta pemerintah daerah desak PT PP perbaikan jalan ini karena mereka ini katanya perusahaan BUMN jadi kalau sudah kerja jembatan habis nanti mereka pulang. Kalau bisa tahan mereka kerja jalan ini selesai dulu baru pulang pigi di Jawa sana. Mereka harus bertanggung jawab. Datang bukannya bikin jalan baik malah buat rusak saja. Kami yang dirugikan,” tegasnya.
Salah seorang konsultan senior yang ditemui di Lantoka juga membenarkan jalan ruas Kalabahi-Maritaing di wilayah Tanglapui, Padang Panjang dan Tanglapui Timur mengalami rusak berat akibat dilalui truk tronton PT PP dengan muatan berkapasitas puluhan ton.
Ia menyebutkan bahwa kapasitas jalan negara itu tidak cukup muat dengan beban angkut di atas 30 ton, apalagi dalam kondisi musim hujan.
“Ya ini jalan rusak karena truk PT PP muat material lewat sini. Beban truk muat dengan kapasitas di atas 30 ton jadi buat jalan rusak. Lagian beban jalan tidak cukup muat dengan kapasitas begitu. Mereka muat material pas hujan juga jadi jalan tanahnya lubang dan aspalnya jebol,” ujarnya.
Camat Alor Timur, Daud Gerson Hanadjaha, SH membenarkan sejumlah titik ruas jalan Negara di Desa Tanglapui, Padang Panjang dan Tanglapui Timur rusak akibat dilintasi truk tronton PT PP dengan kapasitas angkut puluhan ton.
Ia akan melaporkan kondisi kerusakan jalan tersebut kepada pemerintah daerah untuk diteruskan kepada Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi NTT wilayah Alor agar ada perbaikan.
“Ia, memang kondisi aspal rusak. Nanti kita sampaikan ke daerah supaya ada perbaikan,” kata Camat Daud ketika bincang-bincang dengan wartawan di Peitoko, Pureman pekan lalu.
Pekerja PT PP yang dikonfirmasi wartawan di lokasi proyek jembatan Kobra, tidak ingin memberikan komentar. Ia minta tribuanapos.net mengkonfirmasi hal itu kepada Kontraktor PT PP yang berada di Kota Kalabahi.
“Kita gak tahu mas. Sebaiknya langsung aja sama pimpinan. Kita cuman kerja aja di sini,” ungkap pekerja itu sambil sibuk mengawasi pekerjaan jalan dan proyek jembatan di Desa Kobra.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Alor Melianus Atacay, ST, mengatakan pihaknya akan melaporkan kondisi kerusakan jalan Negara itu kepada Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi NTT Wilayah Alor.
Kadis Melianus juga akan mengcomplain hal itu kepada manajemen PT PP agar ada perbaikan kembali jalan sebelum mereka minggat dari pulau Alor.
“Nanti kita konfirmasi ke pihak PP,” kata Melianus. (*dm).