Bupati Alor Minta Maaf ke Warganya karena Penanganan Bencana Lambat

Bupati Alor Drs. Amon Djobo (kiri) berdialog dengan warganya mengenai normalisasi kali pasca bencana di Kelurahan Welai Timur, Selasa (23/2) siang. (Sumber: Screenshot video Inspiration Media).
Bupati Alor Drs. Amon Djobo (kiri) berdialog dengan warganya mengenai normalisasi kali pasca bencana di Kelurahan Welai Timur, Selasa (23/2) siang. (Sumber: Screenshot video Inspiration Media).
Kalabahi –
Bupati Alor Drs. Amon Djobo meminta maaf kepada warganya yang tertimpa bencana banjir gara-gara penanganan bencana normalisasi kali dianggap lambat oleh pemerintah.
Permintaan maaf tersebut disampaikan Bupati Amon Djobo ketika terjun langsung memantau kondisi bencana dan berdialog dengan warganya di Kelurahan Welai Barat, Kecamatan Teluk Mutiara, Selasa (22/2).
Salah seorang warga terlihat memblokade jalan raya sebagai bentuk protes kepada Bupati Amon Djobo akibat penanganan normalisasi kali yang lambat di wilayah itu.
“Tidak bisa buka (jalan). Sudah lima kali omong (minta alat berat normalisasi kali). Sudah lima kali (pemerintah) bohongi kami,” kata warga tersebut sambil mengamuk di depan Bupati Amon, dikutip video Inspiration Media.
“Siapa yang bohong, coba? Barang ini nanti kita urus. Belum ada yang omong bagaimana (laporkan saya mengenai penanganan bencana ini),” jawab Bupati Alor.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/02/25/belum-lunasi-utang-rp-25-juta-istri-kepala-bkpsdm-alor-dipidanakan/
Warga tersebut nampak tak puas dengan jawaban Bupati. Ia lalu meminta Bupati Amon jika pemerintah tidak bisa tangani bencana maka sampaikan secara terbuka agar masyarakat swadaya sendiri.
“Kalau memang dari pemerintah tidak bisa tanggapi bencana, omong, supaya kami masyarakat swadaya supaya kami kerja,” lanjut warga tersebut.
Menanggapi keluhan warganya, Bupati Amon menjawab:
“Banjir ini siapa yang bisa tahan coba. Untuk itu sedikit lagi nanti saya suruh dorang bawa alat (berat) datang. Sekarang yang mana yang dorang, normalisasi yang mana?” tanya Bupati kepada warga lainnya.
“Di bagian sini naik ini bapak,” jawab warga itu sambil menunjuk posisi kali yang meluap ke rumah warga.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/02/25/jhon-pulingmahi-tegaskan-utang-istrinya-sudah-dibayar-rp-14-juta-sisa-rp-11-juta/
“Janji e. Kalau tidak saya punya kepala, rambut kamu tanam kembali,” kata warga yang tadinya protes sambil menunjuk kepalanya yang botak.
Warga itu tak puas dengan kepemimpinan Lurah Welai Barat Yulius Marokang yang dinilai lambat terjun langsung ke lapangan memantau situasi bencana. Ia pun kesal pada Lurah tersebut yang diduga tidak melaporkan kondisi bencana kepada Bupati Alor untuk dilakukan penanganan.
“Bapak punya pemimpin ganti Lurah, tidak pernah turun cek lokasi. Makanya keterlambatan penanganan (membuat) kami palang ini jalan,” lanjut warga itu.
“Sudah, saya yang salah jadi sudah,” Bupati meminta maaf atas kesalahan Lurahnya. “Tapi apa, buka sedikit memanjang saja e,” lanjut Bupati sambil tenangkan warganya dan mengajak membuka blokade jalan itu untuk dilalui masyarakat umum.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/02/24/dprd-alor-pilih-alat-kelengkapan-dewan-berikut-nama-pimpinan-baru/
“Saya buka. Kasih kami waktu jam berapa Exa tiba. Kalau tidak saya punya kepala yang botak kamu taruh rambut kembali,” kata warga tersebut lagi-lagi menunjuk kepalanya yang botak.
Bupati Alor terlihat memerintahkan Kepala Bapelitbang Alor Obet Bolang yang mendampinginya untuk berkoordinasi dengan Kadis PUPR Melianus Atacay, menerjunkan exavator di wilayah itu.
Negosiasi Bupati dan warganya tersebut menjadi tontonan ratusan warga pengguna jalan yang melintasi jalur itu.
Nampak blokade tersebut juga membuat aktivitas lalu lintas Kalabahi-Moru sempat macet beberapa saat, namun negosiasi Bupati Amon Djobo akhirnya membuat warga kembali membuka blokade jalan.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/02/20/kadin-ntt-sumbang-tabung-oksigen-concentrator-di-alor/
Aktivis Apresiasi Sikap Bupati Alor
Bupati Alor Drs. Amon Djobo (kiri) dan Lomboan Djahamou bertemu dalam suatu agenda khusus di ruangan kerja Bupati Amon, di kantor Bupati, Batunirwala.
Bupati Alor Drs. Amon Djobo (kiri) dan Lomboan Djahamou bertemu dalam suatu agenda khusus di ruangan kerja Bupati Amon baru-baru ini.
Aktivis senior Lomboan Djahamou mengapresiasi sikap Bupati Alor yang meminta maaf kepada warganya akibat penanganan bencana yang lambat di wilayah Welai Barat.
Lomboan mengatakan, sikap Bupati Alor tersebut menjadi pelajaran kepada para pemimpin siapapun di daerah ini untuk dicontohi.
“Saya terkejut mendengar permintaan maaf dari kakak saya Amon Djobo kepada masyarakatnya. Ini sikap yang jarang kita temui dalam diri para pemimpin lain di Indonesia. Inilah sikap pemimpin yang ideal di masa sekarang. Saya kira ini contoh yang baik untuk kita tiru dan ambil hikmahnya dari semua ini,” katanya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/02/19/pureman-kekurangan-guru/
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/02/19/kampung-bupati-alor-yang-berbatasan-nkri-rdtl-ini-belum-ada-aspal-ulp-gagal-lelang-proyek-jalan/
Lomboan juga memuji sikap Bupati Alor yang terjun langsung ke masyarakat memantau situasi bencana. Ia katakan, sikap respek Bupati melayani masyarakatnya tersebut harus menjadi standar bagi kita untuk memilih pemimpin di Pilkada Alor tahun 2024.
“Kakak Bupati ini luar biasa. Hari-hari dia ada di lapangan, tidur, bangun, makan, minum dengan masyarakat, bahkan beliau menjadi tempat curahan hati masyarakat. Ini sikap pemimpin yang tahu betul kultur budaya masyarakatnya. Sebagai generasi muda kita harus contohi beliau meskipun di hal-hal lain kita berbeda pendapat soal sikap Pak Bupati, itu biasa,” ujarnya.
“Saya harap ke depan siapapun mau menjadi pemimpin di Alor harus merakyat seperti kakak saya Amon Djobo,” ungkap Lomboan yang disebut-sebut bakal didukung Bupati Amon Djobo untuk bertarung di Pileg 2024 dapil I Teluk Mutiara dan Kabola. (*dm).