Saat ini kita punya 4 orang anggota dewan dari Dapil sebelumnya yang duduk di Batunirwala, yaitu Sulaiman Singhs, SH (Golkar), Walter M. M. Datemoli, SE (PDI P), Simeon F. Hamma, SH (NasDem), dan Saefullah Daeng Mamala (PPP). Kini keempat dewan itu positif maju di Dapil 5.
Menariknya, satu dewan yang sebelumnya menang melalui Dapil 1 saat ini lebih memilih mengikuti Pemilihan Caleg melalui Dapil 5. Dia adalah Deni Padabang (NasDem). Dengan begitu, kini partai pengusung Anis Baswedan itu punya dua incumbent yang akan bertarung di Dapil yang sama: Dapil 5. Artinya, Deni Padabang terang-terang menentang Simeon F. Hamma rekannya sendiri untuk duduk di Batunirwala melalui Dapil 5.
Kans kedua Caleg ini berpeluang menang. Jika dilihat dari jumlah suara keduanya pada Pileg 2019 lalu. Meski kehilangan suara di Kecamatan Teluk Mutiara, Deni tentu saja punya permenungan tersendiri dan keputusan nan matang saat memilih maju melalui Dapil 5. Sebab, di Dapil inilah ia bisa menjadi mata dan telinga bagi rakyatnya sendiri mulai dari ujung Kokar hingga Pante Deere.
Meski begitu, beredar kabar salah satu tokoh Kabola yang sebelumnya berkecimpung di dunia birokrasi pusat harus turun gunung. Ia adalah Anwar Djaha, pensiunan PNS di lembaga vertikal Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) NTT. Tentu ia tidak bisa dianggap sepele. Ia bisa menjadi kuda hitam plus batu sandungan tak hanya bagi Deni dan Simeon, tetapi jug bagi semua kompetitor di NasDem.
Selain sarat pengalaman, di sisi akar rumput, publik dari ujung Kokar sampai Pante Deere menginginkannya bekerja untuk rakyat. Jika semua Caleg di Partai ini bekerja keras, bisa jadi dua kursi bisa diraih, tetapi itu nampaknya mustahil ibarat pohon Kenari berbuah Kemiri, karena Golkar dan PDIP yang merupakan kompetitor utama juga siap bekerja sekuat tenaga agar bisa meraih dua kursi atau sekurang-kurangnya jika tak ingin kehilangan kursi, maka minimal satu kursi harus diraih.
Jika begitu, maka tentu saja tiga partai ini harus puas berbagi masing-masing 1 kursi, dan dua kursi tersisa mungkin saja akan kembali direbut PPP dan Partai lainnya. Sebab Golkar, PDIP dan NasDem dipastikan masih mendominasi Pemilu 2024 ini, termasuk di Dapil 5 Alor.
Kembali soal head to head Deni Padabang Vs Simeon F. Hamma. Sebab ini menarik. Tentu saja dua orang ini punya kans, tetapi jika NasDem hanya mampu lolos dengan satu kursi. Artinya salah satu dari dua dewan ini harus memupuskan harapannya untuk duduk lagi di Nirwala untuk periode selanjutnya. Bukankah harus begitu?
Meski Simeon menang karena suara dari Abal dan Pura, tetapi minus Kecamatan Kabola. Sebaliknya Deni punya suara di Kabola, sementara tak punya suara di Abal dan Pura pada Pileg 2019 lalu.
Meski begitu, bukan berarti Deni tak punya perhitungan. Sebab, sudah disebutkan sebelumnya, akar rumput di Kokar hingga Pante Deere pasti menginginkan agar kader dan anak kandung mereka duduk lagi untuk ketiga kalinya. Meski ada kompetitor lain dari sesama Kabola, namun paling tidak dia tidak memiliki kompetitor dari sesama desa. Sebab itu sungguh akan jadi batu sandungan tersendiri entah di internal keluarga, maupun semua akar rumput Dapil itu. Karena publik setidaknya berpikir, harus memilih Caleg yang nanti mampu menang bukan kalah sehingga pemberian suara harus kepada orang yang tepat bukan asal-asalan.
Namun jika itu terjadi, maka suara paling fundamental dalam Pemilu, Pileg, Pilkada yakni “suara keluarga” bisa saja terbuang percuma. Karena sepanjang sejarah Pileg, belum ada 2-3 Caleg dari satu desa yang maju lantas salah satu atau salah duanya menang. Tapi untuk mencoba, tidak mengapa, dan mengapa (Simeon F. Hamma) tidak mencoba.
Hal ini nyatanya tidak terjadi bagi Deni. Sebab ia seorang diri saja yang diusung oleh desa di mana ia dilahirkan dan bahkan keluarga besarnya dari “Kepala Burung.” Itu yang membuat Deni unggul dari rekannya Simeon, artinya Deni sangat mudah raih suara di Abal dan dia kemungkinan bisa lolos dari lubang jarum dan menumbangkan rekan kerjanya itu.
Lalu bagaimana dengan Simeon? Informasi yang dihimpun, Pulau Ternate, Kabupaten Alor kali ini mengutus 4 orang kandidat Caleg yaitu Sulaiman Singhs (Golkar), Edi Kidengsing (Demokrat), dan Indra Wetang (Perindo).
Dari tiga nama di atas, Singhs adalah DPRD Alor 3 periode. Terlepas dari persoalan internal DPRD yang melibatkan dirinya, Sighs digadang-gadang semakin kuat di akar rumput, sehingga mustahil anak levo tana itu kalah. Ia disebut semakin dicintai konstituen di Dapil 5, khususnya di Pulau Ternate dan Pulau Buaya.
Lalu bagaimana dengan peluang 3 Caleg lainnya, Simeon, Edi dan Indra yang ternyata mereka berasal dari desa yang sama, Desa Ternate Selatan, satu bahasa dan suku pula. Ternyata, selain harus berhadapan dengan rekan satu partai yang disebutkan sebelumnya, kini Simeon harus berhadapan dengan Caleg dari Partai lain, yang notabene adalah saudaranya sendiri, yakni Edi dan Indra. Mereka datang dari satu Pulau, satu desa, dan bahasa yang sama.
Lalu, kepada siapa suara elektoral masyarakat Ternate tertuju? Dan seperti apa Peluang PDIP dan Partai lainnya dalam perebutan kursi nantinya? Bersambung ke Bagian 3.