Kalabahi, Tribuanapos.net – Memasuki hari kedua Ospek, mahasiswa baru Universitas Tribuana (Untrib) Kalabahi dibekali materi pemberantasan tindak pidana korupsi dari Kejaksaan Negeri Kalabahi.
Tujuannya, para mahasiswa bisa belajar memahami, modus operandi dan bahaya korupsi sejak dini sebelum wisuda dan masuk dunia kerja.
Demikian dikatakan Ketua Panitia Ospek Rudi K. Lema Killa, SH.,M.Kn, Kamis (5/9/2019) di Aula Pola Tribuana.
“Materi Ospek pagi ini ada beberapa. Salah satunya tentang pemberantasan tindak pidana korupsi di Alor. Materi ini disampaikan Kasie Pidsus Kejaksaan Negeri Kalabahi, Christine Dekuanan, SH.,MH,” ujar Rudi.
Menurutnya, Panitia Ospek berniat memasukan materi pemberantasan korupsi dalam agenda Ospek karena datanya menyebutkan Kabupaten Alor tergolong marak korupsi.
“Kita memang memasukan materi ini supaya adik-adik mahasiswa bisa belajar bentuk-bentuk korupsi, modus operandi dan bahaya korupsi. Mereka harus dibekali sejak dini supaya masuk dunia kerja, mereka bisa jadi pelaku mencegah korupsi,” katanya.
Rudi mengatakan, materi tersebut mendapat respon pertanyaan dari mahasiswa baru. Para mahasiswa antusias menanyakan praktek dan penanganan korupsi yang ditangani penegak hukum selama ini.
Untrib Peduli Agenda Pemberantasan Korupsi
Dosen Fakultas Hukum Untrib itu menambahkan, materi pemberantasan korupsi penting disampaikan sebagai wujud kepedulian kampus terhadap agenda pemberantasan korupsi di Alor.
Rudi bilang, pemberantasan korupsi harus dikampanyenyekan sejak dini oleh semua pihak termasuk akademisi. Sebab, seseorang berpotensi melakukan korupsi sebagai akibat dari ketidakpahamannya tentang hukum.
“Di Alor praktek korupsi hari ini sangat meresahkan masyarakat. Saya pikir ini tentang cara berpikir dan niat saja. Orang akan melakukan korupsi karena ada niat dan ketidakpahamannya tentang hukum,” jelasnya.
Oleh sebab itu, Rudi berharap materi pemberantasan tindak pidana korupsi dapat dipahami mahasiswa baru sebagai bekal ilmu kelak nanti.
“Kita ingin setelah materi ini, ada perubahan pola pikir dari mahasiswa baru. Mereka harus menjadi pelaku untuk kampanye pemberantasan korupsi di Alor. Itu harapan kita,” pungkasnya.
Mahasiswa Dibekali Wirausaha dan Bahaya HIV/AIDS
Selain materi pemberantasan korupsi, Rudi menyebut, mahasiswa baru juga dibekali materi kewirausahaan dan bahaya HIV/AIDS.
Untuk materi Kewirausahaan disampaikan narasumber Ketua APINDO Alor Denny Lalitan, fasilitator pelaku usaha Pariwisata Mala Tour ibu Mika dan pegiat sosial Mobi Pada.
“Kita ingin menanamkan motivasi wirausaha bagi mahasiswa baru. Cara pikir mereka bahwa kuliah untuk jadi PNS itu harus dirubah. Stigma itu tidak boleh ada lagi. Mahasiswa harus kreatif membaca peluang-peluang usaha supaya wisuda nanti mereka bisa berusaha secara mandiri,” ucapnya.
Rudi berharap, materi kewirausahaan dapat diserap oleh mahasiswa untuk persiapan diri bersaing dalam dunia kerja nanti. “Itu yang kita harapkan. Materi tadi minimal outputnya bisa merubah cara pikir mahasiswa. Saya optimis mereka bisa jadi pengusaha muda di Alor.”
Bahaya HIV/AIDS
Sedang untuk materi HIV/AIDS disampaikan oleh narasumber Ida Bala dari Dinas Kesehatan Kabupaten Alor.
Rudi meminta mahasiswa dan masyarakat agar gencar melakukan kampanye bahaya HIV/AIDS. Sebab penyakit tersebut tergolong penyakit membahayakan yang sulit terobati.
“Materi ini sebenarnya bentuk kampanye kepada mahasiswa akan bahaya HIV/AIDS. Kita harus adakan kampanye bersama untuk mencegah penyakit mematikan ini. Untuk masyarakat juga. Minimal ibu-ibu bisa paham bahaya penyakit HIV/AIDS di rumah,” tutup Rudi Lema Killa.
Sesuai jadwal yang dirilis panitia, kegiatan Ospek akan berlanjut besok (6/9) dengan agenda kegiatan bhakti sosial pembersihan kali di Kampung Baru Desa Lendola menuju Kelurahan Wetabua.
Acara penutupan Ospek akan diisi kegiatan pentas seni yang menurut rencana diselenggarakan pada Sabtu 7 September 2019 di halaman kampus Untrib Kalabahi, Batunirwala.
Reporter: Demas Mautuka