PDP Alor yang Sembuh Ternyata Belum Jalani Tes Corona

Kadisnkes Alor dr. Maya Blegur
Kadisnkes Alor dr. Maya Blegur

Kalabahi –

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Alor dr. Maya Blegur mengakui, seorang PDP yang dinyatakan sembuh setelah dirawat di RSUD Kalabahi, belum dilakukan pemeriksaan tes cepat atau Rapid Test virus corona.

Rapid test biasanya dilakukan dengan mengambil sampel dari hidung atau dahak, atau yang sering disebut tes swab, untuk melihat kecocokan kode genetik dengan covid-19. Alat itu akan mendeteksi apakah pasien positif terjangkit virus corona atau tidak.

Tim dokter yang menangani PDP di RSUD belum bisa menyimpulkan PDP itu benar-benar sembuh total (negatif corona) atau tidak. Kesimpulan itu sulit diketahui karena memang RSUD Kalabahi tidak ada alat Rapid Test.

dr. Maya menyebutkan, bukan hanya RSUD yang mengalami ketiadaan alat Rapid Test, namun seluruh rumah sakit di Propinsi NTT belum memiliki alat Rapid Test untuk mendeteksi virus corona.

“Untuk pemeriksaan corona itu ada (alat) yang namanya Rapid Test. Rapid Test itu tes cepat. Cuma (alat itu) untuk NTT belum ada (termasuk RSUD Kalabahi),” ujarnya, Selasa (24/3) di kantornya Dinkes Alor, Kalabahi.

Saat ini pemerintah pusat baru memesan alat Rapid Test dari Cina dan rencananya akan didistribusikan ke sejumlah propinsi yang terjangkit virus corona.

Baca Juga:

https://tribuanapos.net/2020/03/24/1-pdp-corona-di-alor-dinyatakan-sembuh-dan-dipulangkan-ke-rumah/

Menurut dr. Maya, meskipun PDP Alor belum dilakukan Rapid Test covid-19 tetapi dalam perkembangan perawatan kondisi PDP mulai sembuh. Karena itu ia diperbolehkan pulang ke rumahnya.

Maya menambahkan, deteksi pasien PDP corona juga bisa dilakukan melalui pemeriksaan tenggorokan dengan dahak. Dahak (sputum) itu sendiri adalah pemeriksaan dahak untuk mendeteksi adanya bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan, terutama infeksi paru-paru (pneumonia) akibat virus corona.

“Yang kedua itu untuk penegakan got standarnya. Itu melalui pemeriksaan hapusan tenggorokan dengan dahak sputum, begitu. Jadi dahak sputum itu bersumber dari saluran napas bagian bawah,” dr. Maya menjelaskan.

Meski demikian, ia mengaku bahwa tenaga laboratorium di Alor yang berkompeten melakukan pemeriksaan dahak, disebutnya masih minim. Oleh sebab itu pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinkes NTT, Alor akan kirimkan tim ke Kupang ikut pelatihan di sana.

“Nah untuk Alor analis laboratoriumnya belum berkompeten jadi hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan Propinsi maka hari Jumat ini akan diberangkatkan dokter, perawat, analis untuk ke Kupang dilakukan pelatihan, ketrampilan untuk melakukan sediaan untuk pemeriksaan corona,” ungkpanya.

“Bagaimana caranya mendeteksi pasien PDP di RSUD Kalabahi sehingga ia dinyatakan sembuh dan dipulangkan?” tanya wartawan.

“Yang sekarang (PDP) membaik seperti yang dikatakan bapak As I (Ferdy I. Lahal, SH), pasien sudah sembuh gitu. Pasien sudah sembuh, kemarin sore sudah dipulangkan,” tutur dr. Maya sambil tidak merinci lebih lanjut diagnosa penyakit yang sebenarnya diderita PDP itu.

Baca Juga:

https://tribuanapos.net/2020/03/23/ancaman-corona-pns-alor-resmi-bekerja-dari-rumah/

Tentang rencana mendatangkan tim dokter dari Dinkes Propinsi untuk pemeriksaan lanjutan PDP Alor, Maya mengatakan rencana itu belum ada kepastian karena tim dokter sedang fokus tangani pasien PDP NTT yang meningkat dalam beberapa pekan ini.

“Kemarin itu tim dari Dinas Kesehatan Propinsi mau datang tetapi karena mereka pasien PDP di Propinsi juga membludak kemudian tenaga kan tidak tambah, mereka keolahan sehingga mereka tidak bisa datang (ke Alor). Kita disarankan ke Kupang untuk dilatih (tenaga kita),” pungkasnya.

Kadinkes menghimbau seluruh masyarakat Alor tetap menjaga pola hidup sehat dan makan yang bergizi untuk menjaga imunitas tubuh agar terhindar dari wabah corona. Ia juga menghimbau masyarakat mengutamakan jarak sosial (social distanting) dengan sesama di rumah maupun bila bepergian keluar rumah.

Sebelumnya diberitakan, seorang pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona yang dirawat di RSUD Kalabahi, dinyatakan sembuh dan dipulangkan ke rumahnya. Ia dinyatakan sembuh hari ini setelah dirawat tim dokter RSUD Kalabahi sejak 18 Maret 2020. Kini statusnya masih PDP.

“Pasien sudah sembuh dan sudah keluar rumah sakit. Dia tetap dalam status pasien dalam pengawasan,” kata Wakil Ketua Gugus Tugas Corona Kabupaten Alor, Ferdy I. Lahal, SH, kepada wartawan, Selasa (24/3) di kantor Dinas Kesehatan Alor, Kalabahi.

Baca Juga:

https://tribuanapos.net/2020/03/23/antisipasi-corona-mtq-dan-pawai-paskah-di-alor-ditunda/

Dirilis CNBCIndonesia.com artis cantik Andrea Dian juga dikabarkan positif terjangkit COVID-19. Ini sungguh mengejutkan. Sebab, Istri dari Ganindra Bimo itu menjalani gaya hidup sehat dan selalu berolahraga.

Andrea mengatakan bahwa sebelumnya ia sempat mengalami demam hingga dirawat di rumah sakit. Namun, kala itu ia didiagnosis demam berdarah oleh dokter.

“Awalnya aku demam tanggal 13 Maret dan langsung dibawa ke RS Swasta. Di sana aku didiagnosis Demam Berdarah dan langsung opname,” kata Andrea lewat akun @andreadianbimo.

Setelah dua hari, kondisinya pun terlihat membaik. Namun ia juga diminta untuk menjalani serangkaian pemeriksaan, termasuk cek thorax, influenza, dan scan paru-paru.

Saat menjalani pemeriksaan, ditemukan adanya flek di paru-paru Andrea Dian. Andrea pun menjalani pemeriksaan dengan metode swab untuk mengetahui apakah dirinya terinfeksi virus corona atau tidak, dan hasilnya ia positif.

“Baru tanggal 18 Maret aku dikasih kabar kalo aku positif Covid-19,” ungkap dia.

Setelah dinyatakan positif covid-19, Andrea langsung dipindahkan ke rumah sakit yang menjadi rujukan penanganan virus corona. Meski dinyatakan positif, ia mengatakan jika kondisinya cukup baik dan tidak mengalami keluhan tertentu.

Pasien positif corona memang banyak ditemukan tidak mengalami gejala sakit. Mereka terlihat sehat-sehat saja. Maka itu oleh medis, PDP juga disarankan untuk penyembuhan pribadi secara intensif di rumah selama 14 hari melakukan karantina. Karena jangka lama virus bertahan dalam tubuh seseorang adalah selama 14 hari. Jadi jika selama 14 hari menjaga jarak, tidak berinteraksi dan kemudian sembuh total barulah benar-benar tidak membahayakan.

Baca Juga:

https://tribuanapos.net/2020/03/23/cegah-corona-kapolres-alor-akan-bubarkan-warga-berkumpul-di-luar-rumah/

Virus corona (covid-19) terus jadi ancaman dunia dan Indonesia. Juru bicara pemerintah untuk virus corona Achmad Yurianto dalam jumpa persnya hari ini di Jakarta mengatakan, hingga Selasa (24/3) total 686 orang tercatat positif terjangkit virus corona, 55 orang korban di antaranya meninggal. Jumlah itu diperkirakan akan bertambah.

Secara global, sesuai data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sudah 294 ribu orang lebih di 186 negara terjangkit virus ini. WHO sudah menyatakan wabah virus corona covid-19 atau SARS-CoV-2 sebagai pandemi.

Berbagai gerakan untuk hidup sehat terus digaungkan. Seperti ajakan untuk rajin mencuci tangan, menjauhi berada di tempat-tempat umum, mengenakan masker bagi mereka yang merasa kurang sehat, hingga himbauan bekerja dari rumah terus digalakkan. Tindakan pencegahan itu sangat perlu dilakukan agar kasus baru COVID-19 bisa diredam. (*dm).