Kalabahi –
Atira Pandu Sula, anak perempuan berusia 11 tahun tewas tenggelam di kolam embung-embung di Pulau Pantar. Korban sempat dilarikan ke Puskesmas Maliang namun nyawanya tidak tertolong.
Kejadian tersebut terjadi pada Senin 1 Maret 2021 sekitar pukul 14.00 WITA di kampung Kakamauta Desa Mauta Kecamatan Pantar Tengah Kabupaten Alor Provinsi NTT.
Kronologi
Ishak Beslau, warga Desa Mauta mengisahkan, korban awalnya pulang sekolah bermain bersama dua rekannya ke embung-embung di desa itu. Embung-embung tersebut jaraknya sekitar setengah kilo meter dari lokasi perkampungan.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/05/anggota-dprd-ntt-rocky-winaryo-pantau-proyek-ruas-jalan-provinsi-di-alor/
Tiba di embung, mereka bertiga mandi. Satu temannya mandi di tepi embung, korban dan rekan yang satunya mandi di tengah embung, dalamnya sekitar 3 meter.
“Informasi yang saya dengar bahwa mereka mandi berenang menggunakan batang pisang jadi bantal renang begitu. Lalu korban dan temannya ini tiba-tiba mau tenggelam dan teriak minta tolong begitu jadi rekannya yang di pinggir sungai ini berenang tarik tangan teman yang di depan bawa berenang ke pinggir. Nah, dia balik belakang lagi mau tolong korban, ternyata korban sudah tidak ada. Tenggelam,” kata Ishak, via ponsel, Jumat (5/3) dari Mauta.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/04/pedagang-dan-nelayan-di-alor-keluhkan-larangan-beli-bbm-gunakan-jirigen/
Melihat korban tidak bermunculan di permukaan Embung, rekannya memilih ikut terjun berenang mencari korban di tengah embung. Namun usaha pencarian tersebut tidak membuahkan hasil. Korban tidak ditemukan karena posisi embung cukup dalam sekitar 3 meter dan berlumpur.
Kemudian mereka berdua panik dan memutuskan lari ke perkampungan meminta bantuan penduduk. Warga sekitar lalu berdatangan ke lokasi embung mencari korban.
“Cari sekitar setengah jam begitu dapat, ternyata korban ditemukan di dalam dasar embung dan katanya terendam dalam lumpur. Dia tidak sadar lagi. Jadi masyarakat bawa lari ke kampung mau tolong begitu tapi tidak tertolong jadi lanjut bawa ke Puskemas Maliang tapi di sana katanya korban sudah meninggal dunia,” jelasnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/04/pengusaha-spbu-denny-lalitan-minta-pemda-alor-buka-sub-penyalur-bbm/
Saksi lainnya Itamar Tonu Weni membenarkan, korban meninggal dunia akibat kecelakaan di Embung-embung Desa Mauta pada Senin lalu. Kata Itamar korban merupakan anak ketiga dari empat bersaudara yang dikenal baik di keluarga, lingkungan maupun di sekolahnya.
“Betul korban meninggal sekitar hari Senin atau Selasa itu. Dia dan dua temannya main di embung-embung jadi tenggelam di sana. Memang itu embung sangat besar dan dalam. Kasihan anak itu dikenal sangat baik,” ujarnya bersedih.
Kapolres Alor AKBP Agustinus Chrismas Try Suryanto melalui Kapospol Pantar Tengah Bripka Regin Pasutung membenarkan informasi korban tenggelam di embung-embung Desa Mauta pada Senin lalu.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/05/dprd-alor-minta-pemda-dan-pertamina-selesaikan-masalah-beli-bbm-dengan-jirigen/
Menurut Kapospol, korban merupakan Anak ketiga pasangan Malayaki Pandu Sula dan Ibu Feronika Magang. Korban duduk di bangku SD Kelas VI.
Jenazah korban sudah dimakamkan pihak keluarga di Desa Mauta pada Selasa siang.
“Betul korban memang ada kecelakaan di Embung-embung itu. Kejadiannya hari Senin siang. Korban sudah dimakamkan pihak keluarga pada hari Selasa kemarin,” kata Bripka Regin. (*dm).