Anggota DPRD NTT Rocky Winaryo melakukan Reses di SMA Negeri Kolana, Kelurahan Kolana, Kecamatan Alor Timur, Kabupaten Alor, Rabu 13 Juli 2022. Di sekolah itu ia berdialog dengan Kepala SMA Kolana Oscar Lobang mengenai situasi KBM, kondisi fisik gedung, status tanah sekolah dan kesejahteraan guru honorer.
Rocky dan rombongan tiba di SMA Kolana pada Rabu sekitar pukul 13.00 WITA. Ia disambut Kepala SMA Negeri Kolana Oskar Lobang dan jajaran guru.
Kepala SMA Negeri Kolana Oskar Lobang menyampaikan bahwa SMA Negeri Kolana didirikan pada tahun 2016. Selama pendirian hingga saat ini kondisi KBM di sekolah yang berbatasan laut langsung dengan Negara Timor Leste itu berjalan lancar.
Namun mereka masih gunakan gedung lama yang berdiri di atas aset tanah milik SD Negeri Knaumana. Kondisi gedung SMA Negeri Kolana juga kini memprihatinkan karena termakan usia.
Oscar menjelaskan, berbagai usulan pembangunan gedung baru sudah dilakukan berulang kali sejak tahun 2018 namun hingga kini sekolah itu belum juga mendapat perhatian penganggaran dari pemerintah provinsi.
Tentang tanah sekolah, Oscar menjelaskan bahwa tanah yang ada sekarang ini ada dua lokasi yang sudah diserahkan oleh pihak keluarga. Akan tetapi kedua tanah itu masih dalam proses pembuatan administrasi sertifikat.
Oscar juga mengakui bahwa status tanah yang belum bersertifikat inilah yang membuat usulan pembangunan gedung baru sekolah itu masih terkendala.
Sementara untuk jumlah guru, ada 2 orang PNS, 3 orang guru P3K dan 13 guru Komite. Ketigabelas guru komite ini belum masuk dalam kontrak daerah provinsi.
Kepsek Oskar berharap, kunjungan kerja Rocky Winaryo melalui reses ini bisa membantu mempercepat penganggaran pembangunan gedung baru SMA Kolana. Ia juga berharap 13 guru Komite ini bisa diproses menjadi guru kontrak daerah pada Dinas Pendidikan Provinsi NTT.
Dialog, Rocky menerima aspirasi dari kepala sekolah dan jajaran guru mengenai kondisi fisik gedung sekolah yang belum layak. Rocky menyampaikan bahwa ia sudah dua kali mengunjungi SMA Kolana namun ia tidak bisa berbuat banyak karena status tanah sekolah yang belum bersertifikat. Ia juga ikut prihatin karena gedung SMA Kolana yang ada ini masih berdiri di atas lahan SD Negeri Knaumana.
Rocky kemudian meminta Kepala Sekolah menyelesaikan administrasi hibah tanah dan penerbitan sertifikatnya agar bisa dijadikan dasar dalam usulan pembangunan gedung baru sekolah itu.
“Sekolah kalau belum punya tanah yang bersertifikat maka kita usul berapa kali pun pemerintah tidak akan menganggarkan. Jadi saya minta Bapak Kepsek tolong tanah ini bisa diproses cepat sertifikatnya sehingga bisa mudah dalam usulan. Kalau tanah sudah ada sertifikat maka nanti saya bantu komunikasi untuk penganggarannya,” ujarnya.
Rocky meminta Kepala Sekolah memperhatikan lokasi tanah yang bisa menampung fasilitas belajar seperti lapangan sepakbola, lapangan Volley dan lain-lain. Ia juga berharap lokasi tanah yang baru tersebut harus bisa mudah diakses oleh anak didik dari Mausamang dan Kolana.
Selain itu, Rocky juga meminta Kepala Sekolah mengusulkan 13 guru komite menjadi guru kontrak daerah provinsi sehingga bisa mendapat upah yang layak.
Kesejahteraan guru tersebut perlu dilakukan agar mendukung pelayanan pendidikan yang bermutu di SMA Kolana.
Setelah berdialog Rocky Winaryo dan Pengurus Partai Perindo Alor memberikan bantuan 25 sak semen untuk renovasi gedung SMA Negeri Kolana yang ada saat ini. Bantuan ini menambah bantuan dari Relawan Pemerhati SMA Kolana untuk pembangunan renovasi dua ruang gedung tersebut.
“Ini ada bantuan semen dari Partai Perindo Alor ya. Semoga bisa digunakan untuk renovasi gedung SMA Kolana sambil kita menunggu pembangunan gedung baru. Saya akan konsen membantu sampai sekolah ini dibangun baru,” pungkas Rocky yang dipastikan kembali maju Caleg DPRD Provinsi NTT pada Pileg 2024 mendatang.
Usai reses di SMA Kolana, Rocky Winaryo dan rombongan juga reses di Gereja GMIT Pniel Kolana. Mereka nampak berdialog dengan Pdt. Meri E. Djami dan jemaatnya mengenai dinamika pelayanan di gereja itu.
Turut hadir dalam reses, pengurus DPD Perindo Alor; Umar Aluddin, Zadrak Peni, Robinson Bukang, Sita Halima Wulandari, dan Welem Kamengmau. (*dm).