KMK Tribuana Kutuk Keras Tindakan Kekerasan Seksual Pada 6 Anak di Alor

KMK ABAL, Pdt. Simon Petrus Amung, S.Th ketika sambutan di acara penutupan KPI PD GMIT, Selasa (6/9) di Lapangan Mini Kota Kalabahi, Alor.
KMK ABAL, Pdt. Simon Petrus Amung, S.Th ketika sambutan di acara penutupan KPI PD GMIT, Selasa (6/9) di Lapangan Mini Kota Kalabahi, Alor.
Kalabahi –
Ketua Koresponden Majelis Klasis GMIT se-Tribuana Alor, Pdt. Simon Petrus Amung, S.Th mengutuk keras tindakan kekerasan seksual yang terjadi pada 6 anak di Kabupaten Alor.
Pdt. Simon menyebut aksi kekerasan seksual yang terjadi diduga dilakukan oleh Vikaris SAS (36th) ini membuat Gereja terus berdoa meminta Tuhan melindungi anak-anak Alor dari korban kejahatan seksual.
“Kami mengutuk semua bentuk kekerasan termasuk kekerasan pada anak usia dini maupun remaja. Dan perlu diketahui kalau ada kekerasan yang didengar maka itu semua karena kedip pekerja (bukan Lembaga Gereja),” kata Pdt. Simon Petrus Amung ketika sambutan pada acara penutupan KPI Persekutuan Doa GMIT, Selasa (6/9) malam yang diikuti ribuan Jemaat di Lapangan Mini Kota Kalabahi.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/05/polisi-tangkap-vikaris-gereja-yang-perkosa-6-anak-di-alor/
Ketua KMK Alor Barat Laut itu menjelaskan, Gereja sudah melakukan pendampingan hukum dan psikologi terhadap 6 korban yang mengalami kekerasan seksual sejak mendapat laporan dari korban dan keluarganya.
“Supaya saudara-saudara tahu semua, kami bekerja dengan diam, bukan dengan anarkis. Kami berdoa khususnya sebagai pesan dari Ibu Ketua (MS GMIT Pdt. Mery Kolimon), kami mengingat psikologi dari anak maka kami tidak mau berkata-kata melalui media sosial apalagi Facebook dan sebagainya,” ujarnya.
“Kita berdoa bagi semua anak-anak yang merasakan kekerasan itu ataupun yang tidak, supaya mereka teguh dalam iman kepada Tritunggal Yang Esa itu,” lanjut Pdt. Simon.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/05/vikaris-sas-mengaku-khilaf-dan-meminta-maaf-pada-gmit-dan-keluarga-korban/
Pdt. Simon menegaskan, pihaknya mengutuk keras aksi kekerasan seksual yang dilakukan tersangka SAS ketika aktif menjalankan tugas Vikaris di salah satu Jemaat GMIT di Kabupaten Alor. Hal itu diungkapkan sehingga tidak ada lagi anggapan public bahwa Gereja selama ini diam terhadap kasus kekerasan anak.
Pdt. Simon mengajak semua Jemaat untuk berdoa memberikan penguatan pada korban dan pelaku agar teguh dalam iman menjalani musibah ini. Gereja akan terus memberikan pendidikan iman kepada anak-anak agar tetap teguh beriman pada Allah Tritunggal.
“Kami sangat-sangat mengutuk tindakan itu supaya tidak ada isu luar di Tribuana ini bahwa kami diam dan tidak berbuat apa-apa. Kami terus mendoakan umat Tuhan untuk menjaga anak-anak kita. Kami terus memberikan pendidikan iman kepada anak-anak kita untuk menjauhkan dari segala perilaku-perilaku yang bisa saja terjadi di sekelilingi kita baik yang terlihat maupun tersembunyi,” ungkapnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/06/polisi-tetapkan-vikaris-gereja-tersangka-pemerkosaan-anak-ahli-hukum-kebiri/
“Kita berdoa bagi anak-anak generasi bangsa ini, generasi Tribuana ini, generasi Kabupaten Alor ini dan Gereja Masehi Injili di Timor supaya tetap dalam lindungan Tuhan,” tutup Pdt. Simon dalam pidatonya di KPI yang diselenggarakan oleh Persekutuan Doa GMIT dalam rangkan HUT ke 21.
Kepolisian Resort Alor Polda NTT sebelumnya telah menetapkan Vikaris GMIT SAS (36th) tersangka kasus dugaan pemerkosaan 6 anak di Kabupaten Alor. Penetapan tersangka itu dilakukan hari ini Selasa 6 September 2022 setelah penyidik melakukan gelar perkara.
“(SAS) sudah (ditetapkan) tersangka,” kata Kapolres Alor AKBP Ari Satmoko, Selasa (6/9) di Kalabahi. (*dm).