Kalabahi – Isak Penpada (56), pelaku pemukulan aktivis Alor Lomboan Djahamou membeberkan alasannya mencegat, memukul dan mencekik Lomboan di demo kasus Ketua DPRD Alor Enny Anggrek, Selasa (5/9).
Isak mengatakan, dia marah dan mengambil tindakan kekerasan terhadap Lomboan Djahamou karena kata-kata Lomboan dalam orasinya itu sangat menghina dan memfitnah sosok sang idolanya Ketua DPRD Alor Enny Anggrek.
“Komentarnya seperti menghina ibu Enny itu yang saya tidak setuju. Bahasa-bahasa dia seperti ejekan begitu saya tidak setuju jadi saya ambil tindakan seperti itu,” kata Isak, Selasa (5/9) di Markas Polres Alor, Kalabahi Kota.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/09/06/polisi-sebut-tak-ceroboh-kawal-demo-aktivis-alor-yang-berujung-pemukulan/
Isak mengatakan, emosinya memuncak ketika orasi Lomboan tersebut disampaikan mengandung kata-kata hinaan dan cacian pada sosok idolanya Enny Anggrek. Menurutnya kata-kata Lomboan tersebut dianggap sangat tidak pantas dan menyakiti hatinya karena idolnya Enny adalah seorang ibu, seorang perempuan sehingga dia langsung naik pitam memukul dan mencekik Lomboan.
“Dia punya komentar (orasi) itu mengejek ibu Ketua DPRD. Maka itu saya tidak terima. Bahasa ejekannya sudah terlalu melebihi. Maki-maki sama wanita itu saya tidak setuju. Jadi saya emosi langsung menuju, langsung pukul dia, cekik dia tadi. Saya langsung ditangkap Polisi ko bawa ke kantor polisi tadi,” ujarnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/09/06/gegara-pernyataan-sikap-ini-yang-bikin-aktivis-alor-dipukul-simpatisan-ketua-dprd/
“Saya sudah tahu demo itu resmi, ada Polisi yang kawal tapi tadi saya sudah marah betul. Jadi saya spontan saja ambil tindakan seperti itu biar dia juga tahu,” lanjut Isak.
Isak mengaku ia tidak ada dendam atau masalah pribadi apapun dengan Lomboan Djahamou sebelumnya. Semua tindakan kekerasan itu ia lakukan murni karena ia emosi, tidak ingin sang idolanya Enny Anggrek dikata demikian dalam orasi.
“Saya tidak ada dendam pribadi dengan dia. Tapi bahasa ejekan yang dia lakukan itu sudah berulang kali itu yang saya tidak terima baik. Saya harus tegur dia supaya dia juga tahu dia terlahir dari perempuan juga, kenapa harus katai (Ibu Enny) seperti itu,” ujarnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/09/06/polisi-beberkan-motif-pelaku-yang-pukul-aktivis-alor-bukan-orang-suruhan-ketua-dprd-alor/
Isak juga membantah keras bahwa tindakannya itu disuruh oleh Ketua DPRD Alor Enny Anggrek. Menurutnya tindakan itu ia lakukan karena murni spontanitas emosi saja. “Tidak, tidak. Tidak ada yang suruh saya. Itu murni karena saya emosi saja jadi ambil tindakan seperti itu tadi,” katanya.
Isak memohon maaf kepada korban Lombaoan Djahamou. Ia juga apresiasi dan terima kasih kepada Lomboan karena bisa memaafkannya sehingga masalah ini tidak berlanjut ke proses hukum namun diselesaikan secara kekeluargaan di kepolisian.
“Saya terima kasih, kita sudah saling memaafkan jadi sudah damai. Ke depan saya tidak lagi (berbuat demikian). Saya juga tahu tadi memang ini demo resmi tapi pribadi saya (emosi) seperti itu hanya spontan saja karena saya orang yang cepat marah,” katanya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/09/06/polisi-sebut-aktivis-alor-yang-dipukul-simpatisan-ketua-dprd-dalam-kondisi-sehat/
Ketua DPRD Alor Enny Anggrek yang dikonfirmasi wartawan mengatakan, ia tidak ingin mengomentari soal aksi pemukulan dari simpatisannya terhadap aktivis Lomboan Djahamou.
“Minta maaf, saya tidak ingin berkomentar,” kata Enny dihubungi Selasa malam.
Sebelumnya diberitakan, Aktivis Alor Lomboan Djahamou dipukul seorang pria yang mengaku simpatisan Ketua DPRD Alor Enny Anggrek.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/09/06/aktivis-alor-dipukul-saat-demo-kasus-ketua-dprd-alor/
Aksi pemukulan itu terjadi saat unjuk rasa forum persatuan tani dan nelayan (PERSETAN) yang menuntut kasus Ketua DPRD Alor diproses hukum, Selasa (5/9) di Kalabahi.
Masa aksi PERSETAN sebelumnya menggelar unjuk rasa di kantor Bupati, DPRD dan Kejaksaan Negeri Alor.
Mereka menuntut pemerintah segera hentikan gaji Ketua DPRD Alor Enny Anggrek karena diduga ia tidak pernah hadir dalam sidang paripurna selama lebih dari 5 kali.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/09/05/520-mahasiswa-baru-untrib-ikut-matrikulasi/
Masa aksi juga melanjutkan orasinya di kantor Kejaksaan menuntut Kejaksaan segera memproses hukum Ketua DPRD Alor karena diduga menuduh kejaksaan dan kepolisian melakukan praktek mafia hukum.
Masa aksi kemudian bergegas menuju Mapolres Alor. Tiba di Lapangan Mini Kalabahi, mobil yang ditumpangi masa PERSETAN dicegat seorang pria yang mengaku simpatisan Ketua DPRD Alor.
Pria itu berdiri di tengah jalan mencegat mobil yang ditumpangi aktivis Alor Lomboan Djahamou cs. Lomboan selaku penanggung jawab aksi nampak keluar menyapa pria itu.
“Lu siapa?” tanya Lomboan sambil geram menatap wajah pria itu.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/09/04/profil-gabriel-beri-binna-caleg-dpr-ri-dapil-ntt-1-teruji-tulus-mengabdi-pas-di-hati/
Pria berbadan kekar dan berpostur tubuh tinggi itu menjawab: “Saya simpatisan Ibu Enny. Lu (orasi) omong Enny begitu untuk apa?”
“Loh kita ini kan melakukan aksi resmi. Lu tidak punya hak cegat saya,” jawab Lomboan.
Pria itu terlihat emosi, langsung memukul dan mencekik Lomboan hingga tersandera di badan mobil.
Masa aksi sekitar 30 orang spontan mengejar pelaku yang berlari hingga mengeroyoknya.
Aparat kepolisian bergerak cepat mengamankan pelaku dan membawanya ke Mapolres Alor untuk diinterogasi.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/09/04/gabriel-beri-binna-sosok-yang-dipercayakan-prabowo-subianto-maju-caleg-dpr-ri-dapil-ntt-i/
Kapolres Alor AKBP Supriyadi Rahman melalui Kasat Samapta AKP Onam Ndoloe, membenarkan aksi pemukulan dan pencekikan terhadap aktivis senior Lomboan Djahamou.
AKP Onam menyebut pelaku adalah simpatisan Ketua DPRD Alor Enny Anggrek yang bernama lengkap Isak Penpada (56), warga Kampung Ruilak RT 12/RW 04 Kelurahan Welai Barat Kecamatan Teluk Mutiara.
AKP Onam mengatakan, pelaku mengambil tindakan kekerasan terhadap aktivis Lomboan itu karena hanya kesalahpahaman saja.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/09/04/pdt-samuel-pandie-dan-pdt-jacob-niap-menjadi-calon-terkuat-ketua-dan-sekretaris-ms-gmit-periode-2024-2027/
“Tadi ada sedikit kesalahpahaman saja dalam penyampaian aspirasi dari Lomboan Djahamou dan rekan-rekannya. Ada oknum simpatisan ibu Enny Anggrek yang merasa tersinggung jadi melakukan tindakan kekerasan seperti itu,” katanya.
AKP Onam menerangkan, tindakan pelaku disebutnya wajar karena pelaku juga memiliki tingkat pendidikan yang belum memadai sehingga emosinya tidak bisa dikendalikan.
“Ya, kita berpikir yang wajar-wajarlah, apalagi pelaku dengan tingkat pendidikan yang belum memadai sehingga dengan kondisi seperti itu timbul emosi to,” ujarnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/09/03/meriahnya-ordik-untrib-2023-ditutup-dengan-lego-lego/