Kalabahi, –
Duyung (Dugong dugon) Alor saat ini terancam mati. Karena di sekujur tubuhnya terdapat luka goresan dan luka tusukan dari benda tajam. Luka itu nampak terlihat pada daerah perut, sirip ekor dan sirip tangan bagian kanan Dugong. Sejauh ini belum diketahui penyebab luka dari Mamalia laut langkah itu.
Ketika mendapat informasi dari warga Mali, Tribuanapos.net, menemui Kepala Dinas Pariwisata Alor Bernad Gen Al. Kadispar Gen Al mengaku belum tahu adanya informasi luka yang terdapat di tubuh Dugong Alor.
“Kalau untuk itu kami belum dapat informasi. Upaya konservasi itu kan dari DKP (Dinas Kelauatan dan Perikanan Alor). Kami hanya tangani dari aspek Pariwisata saja. Pak Wartawan silahkan menemui orang DKP,” kata Kadispar, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (14/11/2019) di Kalabahi Kota.
Hari itu tribuanapos.net, bergegas menemui Kadis DKP Alor Rahmin Amahala di Kantornya di Kelurahan Binongko, Kalabahi Kota. Rahmin juga mengaku belum mendapat informasi tersebut karena bukan wewenangnya mengurus konservasi Mamalia Dugong.
Kadis Rahmin menjelaskan DKP saat ini tidak memiliki kewenangan mengurus masalah konservasi laut dari 0-12 mil laut. Hal itu tertuang dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.
“Kalau itu (Dugong terluka) kami tidak tahu. Itu bukan wewenang kami di DKP Kabupaten (Alor). Adanya UU 23 Tahun 2014 kan wilayah konservasi dari 0-12 mil laut sekarang menjadi kewenangan DKP Propinsi NTT. Nanti Pak wartawan tanya petugasnya di Kantor Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT. Kantornya di Kadelang,” ungkap Kadis Rahmin.
Pewarta mencoba menanyakan berbagai sumber terkait keberadaan petugas KCD DKP NTT, namun tak sempat ditemui.
Selanjutnya tribuanapos.net, menemui fasilitator WWF Alor; Alexa dan Dharma yang selama ini konsen pada isu konservasi kelauatan dan perikanan di Kabupaten Alor termasuk konservasi Mamalia Dugong Alor. Mereka mengakui adanya sejumlah luka goresan di badan, tangan dan sirip bagian ekor Mawar (nama panggilan Dugong Alor oleh warga).
“Benar. Dugong kita sekarang terluka. Luka goresan di bagian tubuh, tangan dan sirip ekornya. Kami belum tahu penyebabnya. Tapi luka itu diperkirakan terkena baling-baling (propeler kapal) dari pengnjung yang ke sana. Bisa juga sobek karena terkena terumbu karang dan biota laut lainnya,” kata Dharma, Kamis (14/11) malam di Kantornya, kompleks Mutiara Desa Motombang.
Esoknya tribuanapos bergegas melihat langsung Dugong yang berada di perairan laut Mali. Ternyata benar Dugong Alor kini badannya dipenuhi luka memar dan luka sobek di bagian perut, sirip ekor dan sirip kanan tangannya. Luka tersebut terlihat sudah membengkak, membuatnya tidak seperti biasa aktif bermain dengan para pengunjung.
Klik videonya di sini: https://youtu.be/YEA-wJ4pdhU
(*dm).