Kalabahi –
Sektor Pariwisata Alor kini sudah demikian pesat perkembangannya. Orang dari berbagai belahan bumi selalu penasaran untuk mereguk keindahan dari pantai dengan air yang biru bening, menyaksikan wisata budaya yang sungguh eksotis, dan membawa pulang berbagai kerajinan. Semua orang ingin menikmati keindahan Alor. Namun, siapa sangka, dibalik berkembangnya pariwisata Alor kini, ada seorang perempuan sederhana yang gencar bekerja mempromosikan berbagai potensi wisata yang kini dinikmati masyarakat luas?
Perempuan itu ialah Dra. Hj. Sri Inang Ananda Enga, atau kerap kali dipanggil Ibu Inang. Giatnya mempromosikan pariwisata dimulai sekitar tahun 1990. Kegiatan tersebut awalnya adalah usaha biro perjalanan milik orangtuanya. Bersama Haji Abu Salim Enga, sang ayah, Inang menangani perjalanan wisata dengan menyediakan berbagai paket wisata, dan menyediakan tour guide bagi wisatawan. Seiring waktu, berbagai kegiatan promosi dilakukannya untuk menarik minat wisatawan mengunjungi Alor. Rangkaian aktivitas itu berlangsung sejak tahun 1990 hingga tahun 2000-an, dan menjadi awal bangkitnya pariwisata Alor. Demikianlah, di bawah kolong langit, hasil tak pernah mengkhianati proses. Keduanya paralel. Berbagai usaha keras, membuahkan hasil yang baik.
Pada tahun 1989 Inang lulus tes CPNS dan menjadi PNS di lingkup Dinas Pariwisata Alor. Posisi tersebut membuka kesempatan yang lebih besar baginya untuk menggeluti bidang pariwisata. Pada tahun 2001, Inang diutus untuk mengikuti kegiatan Otonomi Indonesia Expo di Jakarta. Di mana ia bertemu dengan Sehiji Okawa, pemerhati budaya dan promoter pariwisata asal Jepang. Pertemuan itu menghasilkan nota kesepahaman untuk bekerja sama mempromosikan pariwisata Alor.
Rintis Expo Alor
Berbekal pengalaman dari Otonomi Indonesia Expo, Inang mulai merintis kegiatan expo di Alor. Mulanya berupa Expo Kerajinan bekerja sama dengan Dekranasda yang kala itu dipimpin Ibu Dina Takalapeta. Expo pertama itu digelar tahun 2002 di halaman kantor Dinas Pariwisata. Saat itu Inang sudah menjabat Kabid Pariwisata.
Inang Enga bukanlah orang yang puas pada usaha minimalis. Setelah 2 tahun berturut menggelar Expo Kerajinan, pada tahun 2004 digelarlah Expo Alor yang pertama. Expo ini tidak lagi hanya promosi kerajinan, namun mencakup berbagai potensi pariwisata Alor. Expo Alor perdana ini sesungguhnya adalah gabungan 3 kegiatan besar, yakni Expo Alor, Sail Indonesia dan Festival Budaya. Paduan ketiga kegiatan itu berhasil membuat Menteri Pariwisata kala itu, I Gede Ardika, menginjakkan kaki di Alor untuk menghadiri acara pembukaan expo. Dengannya, dahsyatnya pariwisata Alor makin bergaung ke berbagai daerah bahkan mancanegara.
Kecintaan Inang pada pariwisata, tidak hanya telah meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Alor, namun secara pribadi Inang juga merasakan manfaatnya. Waktu berlalu, dan ia telah menduduki berbagai jabatan di lingkup Dinas Pariwista. Pada tahun 2010 ia menjabat sebagai Sekretaris Dinas Pariwisata, dan pada tahun 2014 naik jabatan menjadi kepala dinas. Semua itu disyukurinya sebagai rahmat Tuhan padanya. Menurut Inang, kekuasaan yang diberikan negara kepadanya, berusaha ia pergunakan untuk memajukan daerah, yang berarti juga memajukan kehidupan masyarakat.
Pariwisata, Masa Depan Alor
Inang adalah satu dari segelintir orang yang sejak awal yakin bahwa melalui pariwisata, Alor akan sampai pada masa depan yang gemilang. Baginya, pariwisata adalah pintu masuk bagi sektor-sektor lain. Misalnya sektor ekonomi, selain pasar, sangat dipengaruhi oleh arus wisatawan yang berkunjung ke Alor. Ia berharap, ke depan pemerintah dan masyarakat lebih serius mengelola pariwisata. Sebab Alor dikaruniai sejumlah potensi yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Akan sangat baik apabila masyarakat menyadari pentingnya menjadi pengelola pariwisata. Dengannya sektor ini tidak akan dikuasai oleh pihak asing, namun akan jadi wilayah kelola masyarakat dan mendatangkan pemasukan yang meningkatkan taraf hidup mereka.
Semua ini disampaikannya kepada redaksi saat wawancara di Resto Mama, sebuah spot kuliner di bibir pantai, dekat Pasar Kadelang, Kalabahi. Kini, perempuan bersahaja ini sudah tak menjabat Kadis Pariwisata, bahkan sudah mundur dari jabatannya sebagai PNS pada tahun 2015. Terkait mengapa ia mundur sebagai abdi negara, Inang, sembari tertawa renyah mengatakan bahwa kekuasaan tak boleh dipegang terlalu lama. Lagipula, ia tetap mengabdi pada negara lewat jalan lain. Meski berbagai fase hidup telah dilewatinya, waktu bergulir, dan kekuasaan berganti, kecintaannya terhadap pariwisata tidak hilang. Kini ia giat mempromosikan wisata kuliner. Memanjakan lidah para wisatawan atau warga setempat yang mampir di restoran yang dikelola bersama suaminya, Aris Wahyudi.
Saat ini, selain menekuni wisata kuliner, Inang sedang mempersiapkan diri untuk berlaga dalam Pemilihan Kepala Daerah 2024 mendatang. Ketika ditanya mengapa ia ingin menjadi Kepala Daerah, Inang menjawab bahwa itulah panggilan jiwanya. Ia terutama ingin mengabdi pada rakyat, bukan pada kekuasaan itu sendiri. Itulah pertanyaan terakhir Tribuana Pos kepada Sri Inang Enga. Hari sudah sore ketika wawancara ditutup. Di kejauhan, cakrawala mulai kemerahan, matahari hampir tenggelam, memantulkan bayangan keperakan di air laut yang bening. Seolah-olah ingin berkata, masa depan Alor sungguh akan cerah bersama pariwisata.
Data Diri
Nama : Dra. Sri Inang Ananda Enga
Tempat Lahir : Kalabahi, 11 Desember 1962
Alamat : Jl. Buton 15, Kadelang, Kelurahan Kalabahi Timur
Agama : Islam
Jabatan :
- Kasubag Pembina Prasarana Perekonomian, Tahun 1993
- Kasubag Proda I, Tahun 1993-1995
- Kasie Obyek dan Daya Taril Wisata, Tahun 1995-2001
- Pj. Kasubdin Pariwisata, Tahun 2001
- Kabag TU, Tahun 2004-2008
- Kabag Administrasi Perekonomian Setda, Tahun 2008
- Sekretaris, Tahun 2010-2014
- Kaban P2KB, Tahun 2014
- Kadis Kebudayaan dan Pariwisata, Tahun 2014-2015
- Pensiun Dini, bulan Juli Tahun 2016-sekarang
- Manager Resto Mama
Suami : Haji Aris Wahyudi
Anak : Anang Wibowo
(*).