
Kalabahi –
Korban bencana Siklon Tropis Seroja di Kabupaten Alor Provinsi NTT dilaporkan mengalami trauma bencana yang dasyat.
Laporan adanya para korban yang mengalami trauma tersebut disampaikan Pendeta GMIT Yafet Ranboki di Desa Malaipea Kecamatan Alor Selatan, Kamis (8/4/2021).
Pdt Yafet menjelaskan, para korban yang juga jemaatnya itu beberapa hari ini mengalami trauma yang cukup parah.
Trauma itu nampak terlihat ketika mereka memberikan respon, baik secara psikologis maupun emosional yang berbeda dari biasanya.
Perubahan perilaku tersebut dialami para korban pasca diterpa bencana Siklon Tropis Seroja pada Minggu (4/4).
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/08/8-jasad-korban-bencana-alor-ntt-ditemukan-11-masih-hilang/
Perubahan sikap dan perilaku para korban juga terjadi karena kemungkinan mereka mengalami langsung kejadian banjir bandang dan tanah longsor.
Kemudian, mereka juga turut menyaksikan bencana yang menimpa rumah penduduk hingga merenggut nyawa 7 korban jiwa di desa itu.
Trauma juga terjadi karena adanya perubahan lingkungan keluarga secara mendadak membuat para korban terutama mereka yang keluarganya meninggal dunia, mengalami stres yang cukup berat.
“Para korban di sini mengalami trauma psikologis yang berat karena keluarga mereka dan orang yang dikasihinya hilang diterpa tanah longsor dalam waktu sekejap,” kata Yafet, dihubungi Kamis siang di Desa Malaipea.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/08/tni-berhasil-evakuasi-jenazah-anak-berusia-8-bulan-korban-bencana-longsor-di-alor-selatan/
Yafet meminta bantuan para psikolog untuk memberikan konseling pada korban dan keluarganya yang masih mengalami trauma.
Sebab bila tidak maka trauma bencana itu akan sulit hilang dari ingatan mereka dalam waktu yang berkepanjangan.
“Kami di pengungsian sini sangat butuh konseling. Kalau ada yang ingin membantu maka tentu kami sangat bersyukur. Kasihan keluarga kita yang mengalami trauma ini terutama ada juga anak-anak dan orang dewasa,” pungkasnya.
Yafet menjelaskan, banjir bandang dan tanah longsor yang melanda warga Desa Malaipea, terparah terjadi di kampung Kanaikai Dusun I RT 1 RW 2 hingga menyebabkan 7 korban jiwa.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/07/ini-identitas-puluhan-korban-bencana-alor-ntt-yang-meninggal-dan-hilang/
Bencana tersebut juga merusak puluhan rumah penduduk dan fasilitas umum, sekolah dan rumah ibadah.
Saat ini ada sekitar 200 an orang warga Desa itu sedang mengungsi di Posko karena tempat tinggal mereka semuanya hancur dihantam banjir, tanah longsor dan pohon tumbang.
Para korban kini membutuhkan pakaian, bahan makanan, fasilitas mandi seperti sabun, sikat gigi, odol dan kebutuhan lain khusus untuk anak-anak, perempuan dan lansia.
Karena saat ini mereka masih konsumsi beras bantuan Bupati Alor Drs. Amon Djobo, berjumlah setengah ton.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/06/korban-bencana-di-alor-timur-laut-butuh-bahan-makanan-pakaian-anak-anak-dan-obat-obatan/
“Kami di sini ada sekitar 200 an orang yang mengungsi. Mereka butuh bahan makanan, pakaian dan fasilitas mandi. Kalau untuk makan sekarang, kemarin kami ada dapat bantuan beras setengah ton dan uang tunai dari Bapak Bupati Alor. Itu yang masih bertahan,” ujarnya.
“Kalau untuk obat-obatan di sini sudah ada petugas medis yang melayani para korban. Ada yang sakit ringan ya itu dilayani,” lanjut dia.
Yafet berharap, pemerintah bisa segera memperbaiki rumah-rumah penduduk yang rusak disertai sekolah dan rumah ibadah agar mereka dapat kembali tinggal dan beraktivitas seperti biasanya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/06/keluarga-minta-basarnas-dan-sar-alor-temukan-24-korban-hilang-akibat-bencana/
Pemerintah Kirim Tenaga Medis ke Desa
Pemerintah Kabupaten Alor dipastikan akan mengirimkan sejumlah tenaga medis untuk mendata dan melakukan penanganan terhadap para korban yang mengalami trauma akibat bencana alam.
Sekda Alor Soni O. Alelang mengatakan, mulai besok pihaknya akan menerjunkan tim kesehatan ke sejumlah titik bencana untuk melakukan identifikasi sekaligus menangani masalah trauma yang dialami pasca mereka kehilangan ayah, ibu dan sanak saudara.
âNanti saya koordinasi. Besok tim kesehatan menyebar,â ujar Sekda Soni dihubungi Kamis siang soal ada laporan korban yang mengalami trauma.
Pemkab Alor sebelumnya mengumumkan jumlah korban yang terdampak bencana Siklon Tropis Seroja pada tanggal 1-6 April, berjumlah 66 orang. Data itu, 22 orang ditemukan meninggal dunia, 25 luka-luka dan 19 lainnya dinyatakan hilang. (*dm).