Kalabahi –
Bencana Siklon Tropis Seroja banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Alor Provinsi NTT pada tanggal 1-6 April 2021 menyebabkan 17 orang meninggal dunia, 25 orang luka-luka dan 24 lainnya dilaporkan hilang.
Dari 24 orang hilang tersebut, 15 lainnya merupakan warga 3 KK di Desa Lipang Kecamatan Alor Timur Laut Kabupaten Alor yang saat ini belum ditemukan. Pihak keluarga pun meminta bantuan Basarnas, SAR dan BPBD untuk menemukan korban yang masih dinyatakan hilang.
“Kami di Desa Lipang Kecamatan Alor Timur Laut ini korban ada 17 orang hilang sejak hari Minggu (4/4). Dua orang sudah ditemukan. Sisa 15 orang masih hilang. Kami keluarga sangat berharap bantuan (Basarnas, SAR, BPBD) untuk bisa menemukan sisa korban 15 orang yang hilang,” kata keluarga korban, Usu Lande dihubungi, Selasa (6/4) di Desa Pido.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/06/pemkab-alor-umumkan-jumlah-korban-akibat-bencana-siklon-seroja-capai-66-orang/
Usu menjelaskan, berdasarkan hasil otopsi dari tim medis Puskesmas Bukapiting, satu korban yang ditemukan kemarin sore sekitar pukul 16.00 WITA, Jenazahnya berjenis kelamin laki-laki. Cirinya berambut panjang, kulit sawo matang, dan berusia sekitar 14-20 tahun. Jenazah sudah dimakamkan di kampung Yagadi Desa Taramana pada hari Senin.
Jenazah satunya berjenis kelamin perempuan ditemukan Selasa siang tadi sekitar pukul 15.00 WITA. Korban berusia sekitar 15-20 tahun. Cirinya kulit sawo matang dan badan ramping. Jenazah sudah dibawa ke kampung Labapu Desa Kenarimbala untuk dimakamkan.
Kendala Pencarian 15 Korban Hilang
Usu Lande menjelaskan, pihak keluarga dan masyarakat Desa Lipang belum bisa menemukan 15 korban hilang karena kondisi cuaca yang buruk disertai debit air banjir yang belum surut dan masih kotor.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/05/bencana-alor-sejumlah-korban-tewas-puluhan-lainnya-dilaporkan-hilang/
Tim Basarnas, BPBD dan SAR juga belum bisa ke lokasi Desa Lipang untuk pencarian korban karena semua akses jalan masih terputus. Pencarian korban oleh tim Basarnas masih berpusat di wilayah Desa Taramana Kecamatan Alor Timur Laut.
“Tim Basarnas sementara ada di Desa Taramana melakukan pencarian korban. Informasi tadi malam itu bahwa Bapak Kapolres Alor (AKBP Agustinus Chrismas Try Suryanto), Kapolsek Bukapiting dan Kepala Puskesmas Bukapiting (Ance Moldena), Camat ATL dan tim berada di Taramana untuk pencarian korban,” ujarnya.
“Basarnas masih fokus pencarian di Desa Taramana karena 15 korban hilang ini kemungkinan terbawa banjir ke laut di wilayah Desa Taramana,” lanjut Usu.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/06/ini-jenis-bantuan-bencana-yang-diantar-langsung-mensos-risma-ke-ntt/
Ia mengatakan, ada dua Anggota TNI 1622/Alor yang sudah berada di lokasi Desa Lipang untuk melakukan pencarian korban bersama masyarakat. Namun belum bisa menemukan 15 korban hilang karena kondisi banjir belum surut.
Kedua Anggota TNI tersebut juga lanjut Usu, sekaligus melakukan survey ke lokasi banjir dan tanah longsor untuk dilakukan langkah-langkah penanganan bencana lebih lanjut.
“Ada dua Anggota TNI yang ada di Desa Lipang. Mereka bantu cari korban dan lagi survey lokasi untuk kemungkinan ada upaya pencarian korban nanti dengan alat berat. Hanya kondisi jalan kita masih terputus total. Kalau bisa buka akses jalan darurat baru bisa ke lokasi,” jelasnya.
Baca juga: https://tribuanapos.net/2021/04/06/knpi-dan-gmki-galang-donasi-untuk-korban-bencana-alor/
Keluarga korban dan masyarakat Lipang sudah melakukan pencarian korban di sepanjang dua kali Desa Lipang yang bermuara ke pantai Asirpat dan Iraori, Desa Taramana. Namun upaya itu belum menemukan hasil yang maksimal.
“Masyarakat juga sudah sisir sepanjang kali sampai di kali Asirpat dan kali Iraori tapi belum ada hasil maksimal karena air belum surut dan kotor. Memang titik pencarian harus ada di Iraori dan Asirpat,” katanya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/06/anggota-dprd-ntt-jan-windy-minta-pemprov-gunakan-dana-btt-tanggulangi-bencana/
“Kemudian pencarian juga perlu difokuskan di kali Kolimbala, Desa Taramana. Karena jalur banjir dari Desa Lipang ke bawa itu. Untuk sementara masyarakat Pido, Lipang dengan Kenaringbala masih melakukan pencarian korban di pesisir kali Lagawa arah kali Lipang. Ada juga yang dari kali Lagawa ke kali Iraori namun belum ditemukan korban semuanya karena debit air belum berkurang,” sambung Usu.
Usu meminta terima kasih kepada keluarga besar Labapu dan Taramana bersama pemerintah desa setempat yang sudah membantu keluarga dalam pencarian korban. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Basarnas, SAR, TNI-Polri dan BPBD yang masih terus melakukan pencarian korban.
Butuh Alat Berat dan Armada Kapal
Usu Lande meminta bantuan alat berat untuk membuka akses jalan darurat menuju lokasi korban hilang yang diduga kemungkinan ada yang tertimpa longsor.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/03/banjir-warga-alor-pikul-kenderaan-seberang-jalan-nasional/
Selain itu, ia juga meminta bantuan Basarnas, SAR, TNI-Polri dan BPBD untuk menerjunkan satu Armada Kapal Laut untuk digunakan dalam proses pencarian korban.
Sebab saat ini kemungkinan di antara 15 jenazah yang hilang itu ada yang terbawa banjir ke laut di wilayah perairan Desa Taramana dan sekitarnya.
“Kita butuh alat berat bongkar jalan menuju lokasi pencarian korban. Kapal juga kita butuh untuk bisa pencarian korban di laut karena saat ini masih pencarian manual oleh masyarakat Desa Taramana dan Desa Lipang,” pungkas Usu yang juga tokoh pemuda Desa Lipang.
Sekda Alor Soni O. Alelang mengatakan, 24 korban hilang dalam proses pencarian oleh Basarnas, SAR dan BPBD Alor. Soni mengakui tim pencarian korban kesulitan menemukan para korban karena akses jalan yang terputus disertai cuaca buruk.
“Betul (tim Basarnas dan SAR sementara cari korban hilang),” kata Soni dihubungi Selasa petang. (*dm).