Thresher Shark Indonesia Alor meresmikan 20 pemuda/pemudi Alor menjadi Champion di bidang pengelolaan proyek konservasi. Pelantikan ini dilakukan pada Senin, 28 Maret 2022 di Aula Taman Suaka Alam Perairan (TSAP) Sebanjar, Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor.
Co Founder and Program Coordinator Thresher Shark Indonesia, Dewi Ratna Sari mengatakan, Thresher Shark Conservation Champion adalah program pengembangan pemuda dalam melakukan upaya konservasi kawasan pesisir dan laut di Alor.
Program ini telah memilih 20 orang champion yang berasal dari Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, dengan rentang umur 18-25 tahun.
Inisiasi The Conservation Champion Program berlandaskan pada keanekaragaman biota laut Alor yang melimpah dan beragam sehingga memerlukan peran pemuda untuk menjaganya.
Kawasan Perairan Alor memiliki keanekaragaman biota laut yang tinggi mulai dari jenis terumbu karang, ikan dan mamalia laut, bahkan beberapa jenis biota laut yang terancam punah seperti ikan hiu tikus (Alopias pelagicus), ikan hiu martil (Sphyrna lewini), hiu paus (Rhincodon typus), penyu hijau (Chelonia mydas), dugong (Dugong dugon) dan juga biota unik lainnya seperti ikan matahari (Mola alexandrini).
Hal ini menjadikan perairan Alor sebagai salah satu lokasi wisata laut yang menarik untuk dikunjungi. Akan tetapi, keanekaragaman hayati di Alor terus terancam, melalui penggunaan bom ikan, penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan, pembuangan limbah baik limbah rumah tangga maupun limbah lainnya langsung ke laut.
Untuk itu, kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian alam di Alor perlu ditingkatkan.
Upaya pelestarian alam atau konservasi di Alor sebelumnya telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Alor bersama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat, serta kelompok masyarakat.
Sejak 2018, Thresher Shark Indonesia turut serta melakukan upaya konservasi pelestarian hiu tikus di Alor. Meski demikian, upaya konservasi lingkungan tidak dapat berjalan sendiri. Diperlukan kerja sama dengan seluruh lapisan masyarakat terutama peran serta pemuda.
“Untuk itu, pada tahun 2021 Thresher Shark Indonesia mengajak para pemuda melalui Thresher Shark Conservation Champion turut serta dalam upaya konservasi, guna mewujudkan lingkungan Alor yang berkelanjutan. Kini di tahun 2022, kedua puluh peserta telah menyelesaikan program mereka dan akan dilantik secara resmi sebagai The Conservation Champion,” kata Dewi sambil meminta Kepala Bapelitbang Alor Obeth Bolang, S.Sos yang diwakili oleh Rahmad Zainudin untuk mengukuhkan 20 peserta champion.
Program The Conservation Champion Program ini didukung oleh Pemerintah Australia melalui Alumni Grant Scheme yang diadministrasikan oleh Australia Awards di Indonesia.
Dewi mengatakan, pihaknya mengukuhkan 20 peserta Thresher Shark Conservation Champion bertujuan mereka dapat ikut partisipasi aktif dalam meningkatkan kemampuan teknis dan nonteknis di bidang pengelolaan proyek konservasi.
Para peserta juga telah dibekali teknik penulisan berbagai pengalaman setelah berhasil mengelola proyek konservasi di tahun 2021. Mereka juga dibekali kemampuan teknik pengolahan pangan lokal, teknik penanaman anakan Mangrove dan teknik pengolahan sampah plastic.
Sebelumnya 20 peserta champion ini dipilih melalui proses seleksi yang dilakukan oleh Thresher Shark Indonesia bersama pemerintah Kabupaten Alor melalui Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Lingkungan Hidup dan Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan.
Selama acara pengukuhan, para peserta kembali dibekali dengan beberapa materi penting yang dipilih langsung oleh peserta di antaranya praktik penulisan Artikel, materi komunikasi publik, pengembangan model usaha berbasis sumber daya alam dan sosio-preneur, dan pengayaan penulisan proposal program konservasi lingkungan.
Ada pula materi dan praktik penulisan essai study lanjut dan persiapannya, untuk memotivasi para champion agar memiliki semangat untuk melanjutkan study di bidang yang mereka minati.
Selain itu, pada acara ini champion juga melakukan praktik pembuatan panganan lokal yang dipimpin oleh salah satu Champion, Yemima Maalo, yang sebelumnya telah mengikuti residensi di Lakoat Kujawas, Soe, Timor Tengah Selatan.
Adapun, dengan melibatkan champion dalam program pengembangan produk panganan lokal dari Program Seribu Nutrisi yang diinisiasi oleh drg. Zoe Monica guna memanfaatkan sumber daya alam sebagai sumber nutrisi untuk mengurangi stunting.
Acara pengukuhan ini ditutup dengan penyerahan Sertifikat oleh perwakilan Pemerintah Kabupaten Alor dan Thresher Shark Indonesia.
Co Founder and Program Coordinador Thresher Shark Indonesia Wilayah Alor, Dewi Ratna Sari berharap para champion ini bisa terus konsisten berpartisipasi aktif dalam isu konservasi kelautan dan perikanan di Kabupaten Alor.
Dewi mengapresiasi pemerintah Kabupaten Alor melalui Dinas DKP Alor dan DKP Provinsi, DLHD, Bapelitbang, Camat, Pemerintah Desa dan masyarakat desa yang terus bersinergi dan mendukung program konservasi yang dilakukan di Kabupaten Alor sejak 2018 silam. Ia berharap dukungan sinergitas ini terus ada untuk mendukung aktivitas konservasi di perairan Alor.
Arief Rahman Budiman Sanga, perwakilan peserta mengucapkan terima kasih kepada Thresher Shark Indonesia yang telah memilihnya menjadi bagian dari peserta Champion. Ia berkomitmen akan terus konsisten bersama rekan-rekannya dalam membangun dan menjaga konservasi di laut Alor.
Kepala Bapelitbang Kabupaten Alor Obeth Bolang, S.Sos yang diwakili oleh Rahmad Zainuddin dalam sambutannya mengapresiasi Thresher Shark Indonesia yang bekerja sama dengan pemerintah dan telah berhasil membina 20 pemuda Alor menjadi bagian dalam proyek konservasi.
Ia berharap kedua puluh peserta tersebut mampu meningkatkan kapasitas dirinya ke depan sehingga bisa terus melakukan aktivitas dan mengkampanyekan isu konservasi kelautan dan perikanan di Kabupaten Alor.
Rahmad yakin bahwa, para pemuda Alor yang dipilih merupakan orang-orang hebat yang bakal menjadi garda depan bersama masyarakat pesisir dan pemerintah dalam mengkampanyekan isu konservasi dan menjaga ekosistem perairan Alor agar tidak dirusak dikemudian hari.
Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor Sutio Mbao mengatakan pihaknya selama ini telah bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan dan LSM dalam mendorong kegiatan konservasi di wilayah Selat Alor Pantar. Berbagai program dan kegiatan sudah dilakukan selama ini.
Meski demikian, Sutio mengakui bahwa, kegiatan pengembangan kawasan konservasi ini belum maksimal dilakukan karena pemerintah masih mengalami kendala SDM dan dana.
Untuk itu pihaknya mengampresiasi kehadiran Thresher Shark Indonesia yang telah bersinergi dengan pemerintah dalam mendorong proyek konservasi yang melibatkan para pemuda Alor dan masyarakat desa.
“Teman-teman ini yang kita harapkan sebagai ujung tombak untuk membantu kami di masyarakat. Karena jujur, kita masih terbatas SDM dan kondisi daerah kita yang masih mengalami keterbatasan biaya. Tapi upaya-upaya konservasi ini terus kita lakukan selama ini dengan berbagai keterbatasan yang ada,” katanya.
Kadis DKP berharap sinergitas antara pemerintah, LSM, peserta champion dan semua pihak ini sangat diharapkan dalam mendorong kegiatan konservasi di perairan Kabupaten Alor.
Sebab saat ini wilayah konservasi di perairan Kabupaten Alor ini sangat luas sehingga ini tidak bisa dikerjakan sendiri dan menjadi tanggungjawab pemerintah saja melainkan butuh dukungan semua pihak.
“Konservasi ini butuh proses, butuh waktu sehingga harapan saya ke depan bahwa teman-teman (20 peserta champion) ini dan Thresher Shark Indonesia kita terus membangun kolaborasi untuk kita bangun Alor. Semoga kita bisa terus bergandengan tangan untuk bekerja bersama demi untuk masa depan anak cucu kita,” kata Kadis Sutio. (*dm).