Komisi III DPRD Kabupaten Alor, NTT, menggelar rapat dengar pendapat atau RDP dengan Dinas PUPR dan Bapelitbang, membahas pembangunan jalan menuju Kecamatan Pureman. Hasil rapat memutuskan sejumlah opsi mengenai pembangunan ruas jalan menuju Kecamatan Pureman.
Ketua Komisi III DPRD Alor Dony M. Mooy menjelaskan, pihaknya sudah menggelar RDP bersama Kepala Dinas PUPR Alor Melianus Atacay, ST dan Sekretaris Bapelitbang Alor Drs Hasyim pada hari Rabu (23/3) membahas pembangunan jalan menuju Kecamatan Pureman.
Rapat disepakati pembangunan ruas jalan Lantoka-Peitoko di Kecamatan Pureman tetap dikerjakan dengan spesifikasi Rabat Beton atau Lapen di tahun ini dengan dana Rp 5,7 Miliar.
Keputusan perubahan spesifikasi dari Hotmix ke Rabat Beton atau Lapen ini dilakukan DPRD, PUPR dan Bapelitbang karena tidak ada satupun rekanan yang melakukan tender jalan Lantoka-Peitoko di ULP.
“Hasil pertemuan kita dengan Kadis PUPR dan Sekretaris Bapelitbang kemarin diputuskan, jalan Lantoka-Peitoko akan dilanjutkan pekerjaannya Rabat atau Lapen dengan dana Rp 5,7 M,” kata Dony melalui rilis tertulis yang diterima tribuanapos.net, Kamis (24/3) di Kalabahi.
Sementara, ruas jalan Lela-Langkuru Utara-Kailesa-Peitoko, DPRD bersama Dinas PUPR dan Bapelitbang sepakati sebagai ruas jalan alternatif. Tahun ini sudah dianggarkan Rp 1 Miliar untuk pekerjaan pembukaan jalan di wilayah itu.
“Untuk jalur alternatif dari Lela-Langkuru Utara-Kailesa-Peitoko, kita anggarkan tahun ini Rp 1 Miliar. Kita harap tahun 2023 kita anggarkan dana lebih besar lagi untuk bangun ruas itu,” ujar Dony.
Mantan Ketua GMKI Kalabahi itu menjelaskan, ruas jalan Lela-Langkuru Utara-Kailesa-Peitoko ini diputuskan menjadi ruas jalan kabupaten yang akan difokuskan dibangun menjadi jalan alternatif transportasi orang dan angkutan barang-barang komoditi masyarakat Pureman.
Sebab jalan Lantoka-Peitoko hanya bisa dilalui angkutan orang saja karena kemiringannya sangat besar sekitar 45 derajat sehingga tidak bisa digunakan mengangkut hasil komoditi masyarakat.
“Intinya teman-teman Komisi III solid dukungan ruas alternatif Lela-Langkuru Utara-Kailesa-Peitoko. Karena memang ruas Lantoka-Peitoko ini kemiringannya cukup besar sehingga tidak bisa kita paksakan ruas itu untuk jalur transportasi angkutan komoditi. Itu dia hanya bisa angkutan umum penumpang saja. Kita mau kasih turun kemiringan juga sangat sulit. Jadi tetap jalan Lantoka-Peitoko itu dilanjutkan dengan Rabat atau Lapen di tahun ini,” ungkap Dony.
DPRD dan Dinkes Putuskan Renovasi Pustu Peitoko
Ketua Komisi III DPRD Dony M. Mooy mengatakan, pihaknya juga sudah menggelar rapat dengar pendapat dengan Kepala Dinas Kesehatan Alor dr. Farida Aryani membahas renovasi Pustu Peitoko yang mengalami rusak berat akibat terdampak bencana Seroja.
Hasil rapat diputuskan bahwa Pustu Peitoko dan 8 Pustu lainnya di kabupaten Alor yang mengalami kondisi rusak berat akibat bencana seroja, akan direnovasi dalam tahun ini. Dinas Kesehatan sudah anggarkan dana untuk renovasi Pustu Peitoko bersama 8 Pustu di Alor.
“Karena itu tahun ini Pustu Peitoko rekan-rekan Dinkes sudah anggarkan untuk direnovasi. Kita harap renovasi ini bisa segera supaya Pustu itu bisa digunakan secara layak, melayani pasien,” pinta Dony.
Selain renovasi Pustu Peitoko, Dony M. Mooy yang kini menjabat Ketua PSI Kabupaten Alor, juga mengatakan bahwa pihaknya sudah bersepakat dengan Kadinkes Alor untuk menganggarkan pengadaan kenderaan operasional roda dua kepada para Nakes yang bertugas di Pureman.
DPRD pada prinsipnya mendukung alokasi anggaran pengadaan kenderaan roda dua untuk Nakes di Pureman guna membantu pelayanan kesehatan di daerah yang sulit.
“Kita juga sudah meminta untuk distribusi kendaraan roda dua di daerah-daerah seperti Peitoko dan sekitarnya yang susah itu untuk membantu kelancaran tugas teman-teman Nakes. Dan ini sudah disetujui,” pungkas mantan Ketua KNPI Alor itu.
Sebelumnya Serikat Mahasiswa TATAKATA (SEMATA) Kalabahi berdialog dengan DPRD pada Selasa 15 Maret 2022 di kantor DPRD, Kalabahi Kota, meminta perhatian DPRD dan Pemerintah membangun jalan menuju Kecamatan Pureman.
Selain jalan, SEMATA juga meminta DPRD dan pemerintah membangun listrik, air bersih, mengisi kekurangan guru dan meronovasi gedung Pustu Peitoko yang rusak tertimpa bencana Seroja April 2021.
Kedatangan SEMATA disambut Ketua DPRD Alor Enny Anggrek, Ketua Komisi I Azer D. Laoepada, Sekretaris Komisi II Him Nampira dan Ketua Komisi III Dony M. Mooy bersama Sekretaris Komisi III Ernes Mokoni, Anggota Komisi III Yahuda Lanlu dan Deni Padabang.
Dialog, SEMATA dan DPRD bersepakat bahwa akan menganggarkan dana untuk pembangunan ruas jalan Lela-Langkuru Utara-Kailesa-Peitoko di tahun 2023. Dialog tersebut disepakati juga bahwa DPRD akan tetap meminta pemerintah melanjutkan pekerjaan jalan Lantoka-Peitoko dari sumber DAK APBN Rp 5,7 Miliar Tahun Anggaran 2021.
DPRD juga mendukung aspirasi SEMATA agar pemerintah dan PLN menarik listrik, memperhatikan air bersih, mengisi kekurangan guru dan merenovasi gedung Pustu Peitoko.
Setelah dialog dengan DPRD, aktivis SEMATA juga menggelar dialog dengan Asisten III Setda Alor Melky Bely dan Kepala Dinas PUPR Alor Melianus Atacay, meminta perhatian pemerintah membangun jalan menuju Kecamatan Pureman.
Sebab wilayah Pureman yang menjadi batas laut antara Indonesia dan Negara Timor Leste itu sulit mengakses transportasi laut dan darat karena pemerintah belum membangun jalan aspal sejengkalpun di sana sejak Indonesia Merdeka selama 76 tahun.
Selain meminta jalan, SEMATA juga meminta perhatian pemerintah membangun listrik, air bersih, mengisi kekurangan guru dan merenovasi Pustu Peitoko.
Hasil dialog, pemerintah akan memprioritaskan pembangunan jalan menuju Kecamatan Pureman dalam tahun ini dan tahun depan. Pemerintah juga akan berkoordinasi dengan PLN Kalabahi untuk membangun listrik di Pureman. Selain itu pemerintah juga akan memperhatikan program air bersih dan merenovasi gedung Pustu Peitoko. (*dm).