Festival Dugong Alor Masuk Nominasi Wisata Nasional

Para pengunjung asik memanggil Ikan Dugong di Laut Mali saat acara Festival Dugong tahun 2020 digelar. (Foto: Zoom Alor).
Para pengunjung asik memanggil Ikan Dugong di Laut Mali saat acara Festival Dugong tahun 2020 digelar. (Foto: Zoom Alor).
Kalabahi –
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ripka Sukerni Jayati mengatakan, even Festival Dugong yang digelar memasuki tahun keempat ini telah berhasil diperjuangkan masuk dalam Kalender Wisata Nasional.
Status itu ditetapkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ke dalam Nominasi Karisma Even Nusantara (KEN) pada tahun 2022 ini.
Kadis Ribka menjelaskan, untuk masuk dalam Nominasi KEN ini tentu dilakukan melalui perjuangan yang tidak mudah.
Perjuangannya dilakukan melalui sejumlah tahapan proses seleksi yang dipresentasikan Dinas Pariwisata Alor melalui dokumentasi dan informasi-informasi yang diberikan kepada panitia penyelenggara KEN.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/05/25/sukses-gelar-festival-dugong-kadis-pariwisata-alor-sampaikan-terima-kasih-dan-permohonan-maaf/
“Festival Dugong sudah masuk dalam Nominasi KEN. Jadi walaupun Festival Dugong ini dia sederhana begini tetapi diperhitungkan oleh orang pusat. Jadi kita berhasil memperjuangkan itu dan puji Tuhan upaya kita tidak sia-sia untuk mempromosikan pariwisata Alor melalui even-even yang ada khususnya Festival Dugong sehingga berhasil masuk dalam Nominasi KEN di tahun 2022 ini,” kata Ripka, Senin (23/5) di Kalabahi.
Menurut Kadis Pariwisata, keuntungan Festival Dugong ditetapkan masuk dalam KEN adalah akan ada dukungan pembiayaan dan promosi even oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terhadap penyelenggaraan even Festival Dugong, di samping pembiayaan melalui APBD Kabupaten Alor.
“Kalau sudah ditetapkan dalam status KEN maka tentu akan mendapatkan dukungan pembiayaan dari pemerintah pusat. Sebentar ini saya akan mengikuti rapat virtual dengan Bappenas untuk mempresentasikan kebutuhan pembangunan kepariwisataan di kabupaten Alor supaya kita dapat memperoleh bantuan DAK bidang Pariwisata,” ujarnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/05/17/sinode-gmit-dan-jakomkris-gelar-pelatihan-fasilitator-gereja-tangguh-bencana-di-alor/
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (tengah) foto bersama Bupati Alor Amon Djobo dan tamu undangan, seusai membuka Even Festival Dugong perdana pada tahun 2020 di Pantai Wisata Mali, Alor.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (tengah) foto bersama Bupati Alor Amon Djobo dan tamu undangan, seusai membuka Even Festival Dugong perdana pada tahun 2020 di Pantai Wisata Mali, Alor.
Kadis Ripka menerangkan, Alor sudah tiga tahun belakangan ini tidak mendapatkan dukungan pembiayaan pembangunan Pariwisata dari dana pusat.
Karena kebijakan pemerintah pusat melalui Bappenas dan Kementerian Pariwisata, tidak mengalokasikan DAK bidang pariwisata seperti tahun-tahun lalu, tetapi pembiayaannya itu dilakukan pada lokasi prioritas (Lopri) pembangunan Pariwisata.
“Misalnya di NTT ya kita ada di Labuan Bajo, sementara kita di Alor ini hanya penyangga Lopri sehingga kita tidak mendapatkan satu sen pun dari kebijakan pusat itu. Sehingga puji Tuhan, melalui KEN ini diharapkan nantinya pada usulan kita yang akan disampaikan ke Bapenas menjadi salah satu acuan untuk kita bisa dibiayai di tahun 2023,” jelasnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/05/17/prodi-pendidikan-bahasa-inggris-untrib-terima-pendaftaran-gratis-bagi-calon-mahasiswa-baru-tahun-2022/
“Mudah-mudahan nanti dalam usulan kita ini apakah nanti bantuannya dalam bentuk fisik atau apa dan jumlahnya berapa nanti kita lihat. Saya juga belum tahu. Prinsipnya tugas kita ya usulkan saja ke pemerintah pusat. Kita tidak bisa berharap banyak pembiayaan dari daerah karena ada keterbatasan anggaran,” lanjut Ripka.
Kadis Ripka meminta masyarakat bisa memahami kondisi keterbatasan anggaran daerah dalam pembangunan pariwisata Alor. Keterbatasan anggaran ini membuat sejumlah asset wisata Alor belum maksimal dikelola dan dikembangkan.
“Keterbatasan anggaran daerah ini membuat wisata Pantai Mali dan Taman Kota saja tidak ada biaya pemeliharaan. Jadi kalau aset wisata kita masih ada rusak di mana-mana ya itulah kemampuan kami yang mengalami keterbatasan anggaran. Apalagi mau buka obyek wisata baru, belum bisa kami lakukan maksimal,” ta,bah Ribka.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/05/17/pemkab-alor-gelar-festival-dugong-tanggal-18-19-mei-2022-berikut-rangkaian-acaranya/
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan rombongan ketika menikmati wisata Dugong di laut Mali, Alor, tahun 2020.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan rombongan ketika menikmati wisata Dugong di laut Mali, Alor, tahun 2020.
Prinsip kami, kita usul dan kami kerja. Kami sangat memahami kemampuan keuangan pemerintah daerah karena pengalokasian DAU ini sangat terbatas. Jadi perjuangan kami untuk Festival Dugong ini masuk dalam KEN ini sesuatu yang luar biasa,” ungkap Ripka Jayati.
Meski pembangunan pariwisata mengalami kendala anggaran, Kadis tetap mengapresiasi masyarakat Alor yang terus memberikan dukungan membantu pemerintah dalam memajukan sektor pariwisata Alor.
Kadis Ripka memahami betul kritik saran dari masyarakat pecinta pariwisata kepada Dinas Pariwisata yang dianggap belum maksimal memajukan sektor pariwisata.
Ia menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik kritik tersebut dan akan tetap berkomitmen membangun pariwisata meski dalam kondisi keterbatasan dana.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/05/17/alvonso-gorang-apresiasi-dukungan-politik-tokoh-masyarakat-pureman-untuk-maju-calon-bupati-alor-2024/
Kepala Dinas Pariwisata juga memahami kritik warga kepadanya, seolah-olah even Festival Dugong yang dibuat ini hanya menghamburkan uang daerah.
Meski begitu, Ripka meminta masyarakat pengkritik, kalau berbicara mengenai pembangunan pariwisata ini perlu harus samakan persepsi. Kalau sudah ada persepsi dengan pemerintah baru bisa memahami apa yang dilakukan pemerintah dalam membangun pariwisata Alor.
Sebab menurut Kadis, promosi Pariwisata yang gencar dilakukan pemerintah daerah melalui even-even Festival ini dianggap masih relevan dan sangat memberikan dampak ekonomi yang besar bagi daerah dan masyarakat.
“Karena yang namanya promosi pariwisata melalui even ini yang efektif kita buat baru orang bisa tahu, orang bisa datang. Tentu banyak pendukung yang kami butuhkan, baik penyedia jasa, fasilitas-fasilitas lain yang tentu konsekuensinya kita harus bayar,” jelasnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/05/17/bobby-kilaka-terpilih-pimpin-pengurus-alumni-fakultas-hukum-untrib-dekan-pesan-bangun-kolaborasi/
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat ketika membuka Even Festival Dugong perdana pada tahun 2020 di Pantai Wisata Mali, Alor.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat ketika membuka Even Festival Dugong perdana pada tahun 2020 di Pantai Wisata Mali, Alor.
“Maka saya bilang begini, contoh kita tanam umbul-umbul, kami harus beli bambu masyarakat. Ada produk-produk lokal masyarakat yang dijual, ada jasa perhotelan, homestay, transportasi, makanan, perahu para nelayan, tenunan, sayur mama-mama kita di pasar bisa laku, ojek mobil rental semua beroperasi, sanggar-sanggar, tenunan dan  macam-macam,” sebut Ripka.
“Nah, ini semua menumbuhkan UKM kita, tumbuhan sektor ekonomi kita. Memang kami keluarkan uang tetapi uang itu kembali bergulir lagi ke masyarakat. Maka kami bisa istilahkan, pariwisata ini gerbong, sedangkan sektor perhubungan, perindustrian, pertanian segala macam itu akan ikut bergerak dengan sendirinya,” lanjut Ripka.
Kadis kemudian memberikan contoh produk gudang garam yang selalu dipromosikan setiap saat melalui baliho-baliho dan iklan di media masa. Hal itu kata Ripka membuat produk itu terkenal tetapi dia terus promosi dari masa ke masa.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/05/15/prodi-pendidikan-teologi-untrib-terima-pendaftaran-gratis-bagi-calon-mahasiswa-baru-tahun-2022/
“Itu butuh biaya yang besar. Makanya omong pariwisata ini kita tidak bisa omong satu tambah satu sama dengan dua, ya tidak bisa begitu. Tapi apapun kritikan itu menjadi masukan dan koreksi bagi kami untuk kami bisa lakukan ke depan yang terbaik,” katanya.
Ripka memastikan bahwa pembangunan pariwisata yang telah dibuatnya melalui even-even Festival ini dampaknya menumbuhkan ekonomi Alor dan itu sejalan dengan visi Alor Kenyang, Alor Pintar dan Alor Sehat yang ditetapkan Bupati dan Wakil Bupati Alor.
Untuk diketahui, Festival Dugong yang digelar di Taman Wisata Mali dibuka oleh Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kurleni Ukar. Turut hadir di acara itu Gubernur NTT diwakili Kadis Pariwisata Provinsi NTT Dr. Zet Libing, Bupati Alor Amon Djobo dan pejabat terkait. (*dm).